Maksud Maksud Ilmu FiQh

Pengetahuan Terpenting Untuk Di ketahui Bagi Ahli Ilmu FiQh dan keunggulan ilmu Akhirath.


                  بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله ألذى أعظم على عباده المنة بما دفع عنهم كيد الشيطان وفنه ورد أمله وخيب ظنه إذ جعل الفقه مهما لعباده وحصنا لهم لعباداته كي يفقهوا معنى العبادة ظاهرا وباطنا،والصلاة على محمد قائد الخلق وممهد السنة وعلى آله وأصحابه ذوي الأبصاري الثاقبة والعقول المرجحة وسلم تسليما كثيرا

      Dalam Keterangan Sebelumnya Telah Di Jelaskan Mengenai Kedudukan Ilmu FiQh,Di Lihat Dari Sudut Pandang Kehidupan,Yang Pada Kesimpulannya Memberikan Pandangan Bahwa Ilmu FiQh Itu Sebenarnya Di Kategorikan Sebagai Ilmu Dunia,Dan Yang Menjadi Ahli FiQh pun Di Kategorikan Sebagai Ulama' Dunia,Akan Tetapi Yang Di Maksud Bukanlah Ulama' Dunia Dalam Artian Yang Negatif,Bahkan Jauh Dari Cara Pandang Demikian Ulama' FiQh Memberikan Kontribusi Yang Besar Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara,Pada Ringkasan Ini Kami Akan Mengemukakan Tentang Wilayah Wilayah Terpenting Bagi Ahli FiQh Untuk Di Paparkan Dalam Rangka Memberikan Pemahaman Dasar Dasar Agama Dengan Ilmu FiQh nya Yang Berkaitan Dengan FiQh Ibadath,Kemudian Abu Khamied Al Ghazali Memaparkan,Yang Kami Kutip Dalam Kitab Ittikhafu Saadathil MuttaQien Bi Syarkhi Ikhya' Ulumidien,Dan Penjelasan Ini Masih Termasuk Dalam Penjelasan Mengenai Pembagian Ilmu Syar'i Terpuji Yang Khukumnya Fardlu Kifayath Yang Terbagi Pada Ilmu Cabang,Yang Membahas Mengenai Sesuatu Yang Berhubungan Dengan Kemaslakhatan Akhirath,Yaitu Pengetahuan Tentang Sesuatu Yang Meresap Lagi Memancar Dari Hati Keseluruh Anggota Anggota Badan Dalam Hal Ibadath Maupun Kebiasa'annya,Dan Ilmu Inilah Yang Termuat Pada Bagian Awal Dari Kitab Ikhya' Ulumidien Yaitu Bagian Awal Seperempat Kitab Mengenai Ibadath,Kami Awali Dalam Sebuah Pertanya'an Pemaparan,Beliau Berkata:
فإن قلت هذا إن إستقام لك فى احكام الجراحات والحدود والغرامات وفصل الخصومات فلا يستقيم فيما يشتمل عليه ربع العبادات من الصيام والصلاة ولا فيما يشتمل عليه ربع العبادات من المعاملات من بيان الحلال والحرام
"(Bila Anda Bertanya,Jika Benar Ini Telah Imbang Bagimu)Artinya Telah Menjadi Jelas Bagimu Urusan FiQhnya (Tentang Khukum Khukum Khad,Khukum Khukum Melukai Anggota Tubuh,Khukum Khukum Denda,Dan Fasal Mengenai Persengketa'an)Sesungguhnya Yang Demikian Merupakan Urusan2 Yang Secara Umum Di Dalamnya Membutuhkan Ahli FiQh(Maka Tidaklah Berimbang)Dan Menjadi Jelas Bagimu,(Tentang Penjelasan Yang Padanya Mencakup Seperempat Kitab Yang Menerangkan Tentang Ibadath,Jelasnya Dari Keterangan Puasa Dan Sholat) Dan Penjelasan Khukum Khukum Yang Masih Terafiliasi Dengan Keduanya(Dan Tidaklah Akan Menjadi Berimbang Lagi Jelas Keterangan Yang Di Dalamnya Mencakup Seperempat Kitab Yang Menjelaskan Muamalath/Rubu'ul Aadath Yang Jelasnya Dari Keterangan Mengenai Khalal Dan Kharam Dan Selainnya".
      (Maka Ketahuilah,Bahwa Yang Lebih Mendekati Target Penjelasan Yang Pas,Yang Di Dalamnya Seorang Ahli FiQh Berbicara,Dari Mengenai Amal Amal Yang Menjadi Amal Amal Akhirath,Itu Terbagi Menjadi Tiga Bagian,Bagian Yang Pertama Adalah Pembahasan Mengenai Syahnya Beragama Islam) Penjelasan Mengenai Islam Ini Merupakan Bagian Penjelasan Yang Lebih Berbobot Dari Ketiganya (Yang Kedua Adalah Mengenai Sholat) Karena Keada'an Sholat Merupakan Syi'ar Dari Pemeluk Agama Islam (Yang Ketiga Adalah Mengenai Khalal Dan Kharam,Ketika Anda Berangan Angan)Tentang Tonggak (Pandangan Seorang FaQih Di Dalamnya) Dan Artinya Ujung Titik Penelitiannya,(Maka Anda Telah Mengerti,Bahwa Seorang Ahli FiQh Itu Tidak Akan Melewati Ketentuan Ketentuan Urusan Dunia Kepada Urusan Urusan Akhirath) Artinya Ia Tidak Akan Melampaui Batasan2 Tentang Ilmu Akhirath (Apabila Anda Telah Mengerti Pengetahuan Ini,Tentang Ketiga Bagian Diatas,Maka Pengetahuan Tsb Pada Selain Ketiganya lebih Gamblang)Ma'nanya Lebih Jelas.
      A.Bagian Pertama.
(Adapun Mengenai Memeluk Dan Meyakini Agama Islam,Maka Seorang Ahli FiQh Berbicara Hanya Mengenai Keterangan Yang Bisa Menjadikan Sah Dari Islamnya Seseorang,Dan Berbicara Tentang Yang Bisa Merusak Sahnya Islam Seseorang,Serta Berbicara Mengenai Syarat Syarat Islamnya Seseorang) Dari Penjelasan Mengenai Syarat Baligh Dan Seterusnya Serta Selainnya (Dan Tidaklah Seorang FaQih Itu Berbicara Tentang Sah nya Islam Seseorang,Kecuali Hanya Pada Lisan Atau Pengakuan)Saja,Ma'nanya Ketika Telah Di Temukan Syarat2 Islamnya Seseorang,Dan Telah Terdengar Dari lisannya Seseorang Dengan Pengakuannya,Maka Seorang FaQih Mengambil Kesimpulan Khukum Syah Keislamannya (Adapun Mengenai Urusan Hati)Atau Urusan Bathiniyath,Yang Menjadi Tempatnya Tashdiek/Pembenaran,(Maka Sudah Di Luar Wilayah Ahli FiQh,Artinya Bukan Bidangnya Ahli FiQh Untuk Membedah Pembahasan Mengenai Hati) Ma'nanya Yang Lebih Spesifik Adalah Tidak Ada Jalan Masuk Baginya Tentang Berbicara Mengenai Hati,Dan Tidaklah Seorang FaQih Menguasai Kisaran Persoalan Hati Manusia (Karena Ada Dasar Yang Menjelaskan Tentang Mengisolasinya Rosulullah Pada Para Pemilik Pedang Dan Kekuasan,Dari Beliau Sendiri,Ketika Beliau Bersabda Dengan Nada Yang Menegaskan:
هلا سققت عن قلبه
("Mengapakah Tidak Kamu Belah Dan Keluarkan Dari Yang Ada Dalam Hatinya")Sehingga Kamu Dapat Melihat Tentang Keberada'an Hatinya Adakah Dia Orang Yang Jujur Atau Dia Orang Yang Dusta.
     Rosulullah Mensabdakannya(Pada Seseorang Dari Sahabat Nabi Yang Membunuh Orang Yang Telah Mengatakan Dengan Kalimath Islam)Ma'nanya Ya Kalimath Syahadath (Seorang Sahabat Itu Berdalih,Bahwa Orang Tsb Mengatakan Kalimath Syahadath Hanya Karena Takut Di Penggal Kepalanya Dengan Pedang)Kutipan Khadits Oleh Abu Daud,Attirmidzi,Annasa'i,Ibnu Majah Dalam Kitab Al Kabier,Dan Di Takhriej Oleh Imam Ibnu Abi Syaibath Dalam Kitab Al Mushonief Dari Keterangan Khaditsnya Jundab Ibn Abdillah Al Bajaliyi Yang Telah Mengatakan Khadits Tersebut Adalah Mar'fu/Luhur Lagi Terangkat Dari Rosulullah,Dan Seterusnya Khadits Juga Terkutip Pada Bagian Keempat Dari Kitab Fawa'idnya Imam Abu Akhmad Al Khakiem Dengan Lafadz Kutipan Beliau:
فهلا شققت على قلبه
"Sebaiknya mengapa Tidak Kamu Belah Dan Keluarkan Yang Terdapat Pada Hatinya",Pada Keterangan Sanad Imam Abu Akhmad Al Khakiem Terdapat Periwayath Syahar Ibn Khausyab Yang Telah Dinyatakan Sebagai Periwayath TsiQoth Oleh Imam Akhmad Dan Ibnu Mu'in,Dan Selain Keduanya Juga Telah Ada Yang Menyatakan Tentang Syahar Ibnu Khausyab Sebagai Periwayath Yang Sikoth.
     Untuk Lebih Objektiv,Dalam Kajian Ringkas Ini Kami Akan Mengutip,Dari Makalah2 nya Para Ulama' Khadits Berikut Kami Kutip Dari Makalah Imam Al IroQi:
     Berkata Imam Al IroQi: Khadits (Diatas) Itu Menurut Imam Muslim,Dan Dalam Khadits Imam Muslim Tidak Ada Di Dalamnya Sabda Nabi Yang Berupa:
"هلا شققت على قلبه"
     Berkata Imam Al IroQi:Khadits Di Riwayathkan Dari Usamath Ibn Zaid Yang Kemudian Di Kutip Oleh Imam Muslim,Imam Abu Daud Imam Annasa'i,Seperti Halnya Di Riwayathkan Dari Usamath Bin Zaid,Imam Malik pun Dalam Kitabnya Al Muwatho' Juga Mengutipnya,Di Kutip Juga Oleh Imam Akhmad,Ibnu Abi Syaibath Dan Imam Adniyi Pada Kitab Musnadnya Masing2,Imam Abu Awanath Pada Kitab Sokhikhnya,Dan Juga Di Kutip Oleh Imam Ibnu Khiban,Imam Al Khakiem,Imam Atthokhawiy Serta Iman Al BaihaQi Yang Keseluruhan Berasal Dari Riwayathnya Abu Dzhobyan,Beliau Bernama Khushoien Ibn Jundab,Beliau Dari Usamath Ibn Zaid,Usamath Ibn Zaid Berkata:
بعثنا رسول الله صلى الله عليه وسلم فى سرية فصبحنا الحرقات من جهينة فأدركت رجلا فقال: لا إله إلا الله فطعنته فوقع فى نفسي من ذلك فذكرته النبى صلى الله عليه وسلم،فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم:قال لا إله إلا الله وقتلته؟ قال :قلت يارسول الله إنما قالها خوفا من السلاح،قال:افلا شققت عن قلبه حتى تعلم من أجل ذلك قالها ام لا؟من لك بلا إله إلا الله يوم القيامة،فما زال يكررها حتى تمنيت أني أسلمت يومئذ
"Rosulullah Telah Mengutus Kami Dalam Brigade Pasukan,Kemudian Di Waktu Shubuh Kami Mendatangi Pemimpin Kelompok Yang Bernama KhuroQoth Dari Juhainath,Kemudian Saya Menjangkau Seorang Laki Laki Yang Berkata"La Ilaha Ilallah" Lalu Saya Menikamnnya,Laki2 Itu Jatuh Di Tubuhku Dari Tikaman Itu,Kemudian Saya Menyebutkannya Pada Nabi Sholallahu Alaihi Wasalam,Kemudian Rosulullah Sholallahu Alaihi Wasalam Berkata:Dia Mengucapkan La Ilaha Ilallah Dan Engkau Membunuhnya?Berkata Khushoien: Saya (Usamath Ibn Zaid) Berkata:Wahai Rosulallah Dia Mengucapkannya Hanya Karena Takut Dari Tikaman Pedang,Rosulullah SAW Bersabda:Mengapakah Tidak Kamu Belah Dan Keluarkan Dari Yang Ada Dalam Hatinya,Sehingga Kamu Bisa Mengetahui Dari Takut Yang Demikian(Takut Tikaman Pedang)Ia Mengatakan Kalimat Itu Ataukah Tidak?Siapakah Engkau Dengan Urusan Kalimath La Ilaha Ilallah Besuk Di Hari Kiamat? Tidak Henti Hentinya Rosulullah Mengulang Ulang Sabdanya Sehingga Saya Berharap Bahwa Saya Bisa Selamat Di Hari Itu"
     Dan Dalam Kitab Fathul Bari Khadits No.591 Di Terangkan Bahwa Maksud الحرقات Adalah Nisbat Dari Sebutan الحرقة yang Bernama Juhais Ibn Amier Ibn Tsa'labath Ibn Mauda'ath Ibn Juhainath,Di Sebut الحرقة Karena Sebagai Pembakar Semangat Kaum Untuk Membunuh.
      Al IroQi Berkata:Khadits Juga Menurut Al Bukhori,Akan Tetapi Dalam Kutipan Beliau Tidak Ada Sabda Nabi Yang Berupa افلا شققت عن قلبه,Demikian Sekelumit Keterangan Mengenai Khadits Nabi Yang Di Kutip Dalam Kitab Ikhya',Seyogyanya Kami Beralih Kembali Pada Pembahasan Mengenai Wilayah Untuk Ahli FiQh,Kemudian Al Ghozali Berkata:
      (Bahkan Seorang FaQih Itu Mengkhukumi Syahnya Islam Seseorang Di Bawah Naungan Pedang)Adalah Syah,Seperti Halnya Nabi SAW Yang Mengkhukumi Syahnya Islam Seorang Laki2 Yang Terbunuh,Oleh Karena Hal Ini,Rosulullah SAW Menyinggung Dengan Lembut,Pada Usamath Bin Zaid Tentang Pembunuhannya (Dalam Pada Itu Sesungguhnya  Seorang FaQih Mengerti)Dengan Pasti (Bahwa Urusan Pedang Itu Tidak Akan Menyingkap Baginya Dari Hal Syubhat)Dan Keraguan (Dari Niatnya Seseorang Yang Telah Terbunuh,Dan Pedang Itu Tidak Akan Mampu Menolak Tutup Kebodohan Dari Hatinya Orang Yang Terbunuh)Maupun Gelapnya Kebodohan tsb(Tidak Mampu Pula Menolak Kebingungan) Dan Keraguan Yang Selama Ini Menguasainya (Akan Tetapi Lisan Yang Bisa Mengucapkan,Dan Memberikan Isyarat Pada Pemilik Pedang,Bahwa Pedang Itu Telah Di Julurkan Pada Lehernya)Untuk Di Bunuh(Sedangkan Tangan Itu Di Julurkan Pada Hartanya)Untuk Di Jarah(Sedangkan Kalimath Ini)Ma'nanya Kalimath Yang Mulia Dari Kaliamth Syahadath Sebagai Esensi Keislaman Seseorang,(Itu Mampu Menjaga Lehernya)Dari Perbuatan Penumpahan Darah Ketika Di Penggal(Dan Mampu Melindungi Hartanya) Dari Penjarahan (Selama Leher Dan Harta Itu Menjadi Miliknya,Yang Demikian Itu Ketika Masih Hidup Di Dunia).
     (Oleh Karena Demikian,Rosulullah Sholallahu Alaihi Wasalam Bersabda:
أمرت أن اقاتل الناس حتى يقولوا لا إله إلا الله فإذا قالوا هذا عصموا مني دماءهم وأموالهم
 "Saya Di Perintahkan Untuk Memerangi Manusia Sampai Mereka Mengucapkan 'La Ilaha Ilallah Tiada Tuhan Melainkan Allah' Maka Ketika Mereka Mengucapkannya Terlindungilah Mereka Dari Saya,Akan Tumpah Darah Dan Harta Mereka" ) Kecuali Lantaran Khak khaknya Tumpah Darah Dan Harta,Sedangkan Khisab Mereka Itu Tetap Berada Atas Allah SWT.
     Berkata Imam Al Manawi,Imam Rofi'i Telah Mengemukakan Bahwa:Imam Syafi'i Telah Mengklarifikasi Tentang Khadits Ini,Bahwa Khadits Itu Konteksnya Memang Untuk Umum,Akan Tetapi Sebab Berlakunya Khos Atau Khusus,Sedangkan Tujuan Dari Khadits Ini Adalah Untuk Penyembah Berhala,Tujuan Itulah Yang Menjadi Dasar,Dari Dasar Dasar Pemahaman Agama Islam.
       Dan Dari Sebagian Riwayathnya Imam Syafi'i Di Jelaskan "Sehingga Mereka Bersyahadath,Ma'nanya Mereka Berikrar Dan Menjelaskan,Khadits Ini Di Riwayathkan Oleh Lima Belas Sahabat Nabi,Seperti Yang Di Kemukakan Oleh Imam Al IroQi Mereka Adalah:Sahabath Abu Ghurairoth,Sahabat Umar,Sahabath Ibn Umar Atau Abdullah Ibn Umar,Sahabat Jabir,Anas,Mu'adz,Uais Ibn Abi Uais,Abu Bakr AssidieQ,Sa'ad Ibn Abi WaQos,Jarier Ibn Abdullah,Sahal Ibn Sa'd,Ibnu Abbas,Abu Bakroth,Abu Malik Al Asja'i Beliau Mendapatkan Riwayath Khadits Ini Dari Bapaknya,Samaroth Ibn Jundab,Dan Sahabath Annu'man Ibn Basyier.
      1.Adapun Riwayath Khaditsnya Abu Ghurairoth,Itu Di Kutip Oleh Imam Khadits Enam,Sedangkan Khadits Diatas Adalah Lafadz Khadits Kutipannya Imam Attirmidzi Dan Imam Ibnu Majah Dalam Bab Al Fitan Hanya Kedua Imam Tsb Tidak Mengatakan Lafadz فقد,Seperti Halnya Kutipan Lafadz Khaditsnya Imam Attirmidzi Dan Ibnu Majah,Imam Abu Daud Juga Mengatakan Demikian,Hanya Saja Beliau Mengatakan Lafadz منعوا Sebagai Ganti Lafadz عصموا.
       Berkata Imam Al Bukhori Dan Imam Muslim:
فمن قال لا إله إلا الله قال مسلم عصم وقال البخارى فقد عصم مني نفسه وماله إلا بحقه وحسابه على الله
"Maka Barang Siapa Yang Mengatakan la Ilaha Ilallah (Imam Muslim Berkata:)Maka Ia Terjaga (Imam Al Bukhori Berkata:)Maka Sungguh Ia Telah Terjaga Dariku Atas Jiwa Dan Hartanya,Kecuali Lantaran Khaknya Harta Itu,Dan Khisabnya Orang Itu Tetap Berada Atas Allah"
      Berkata Pengarang Kitab Ittikhafu Saadatil Muttaaqien Bi Syarkhi Ikhya' Ulumidien:Khadits Di Kutip Oleh Imam Abu Bakr Ibnu Murdawaih Dan Imam Abu Hanifah Dari Jalur Riwayathnya Umar Ibnu Al Khasan,Dan Dari Jalur Riwayathnya Mundzier Atsauri,Dari Mukhamad Bin Khanafiyah Dari Abu Ghurairoth,imam Abu Bakr Ibnu Murdawaih Menyatakan Marfu'nya Khadits,Laksana Runtutan Kutipan Khaditsnya Pengarang Ikhya' Ulumidien,Dan Dalam Akhir Khadits Di Sebutkan:
قيل له طفت على أبيك:قال إني لم أفعل إن الناس إنطلقوا إلى أبي فبايعوه طائعين غير مكروهين فنكث ناكث فقتله وبغى باغ فقتله ومرق مارق فقتله
"Di Tanyakan Kepada Umar Bin Al Khasan,Apakah Engkau Telah Melewati Bapakmu? Umar Bin Al Khasan Menjawab:Sesungguhnya Saya Tidak Melakukannya,Bahwa Manusia Itu Bergerak Menuju Bapakku,Kemudian Mereka Meminta Bai'at Pada Beliau Dengan Sukarela,Tanpa Terpaksa,Kemudian Ingkarlah Seorang Yang Ingkar,Lalu Beliau Membunuhnya,Dan Seseorang Yang Berbuat Semena-mena Telah Melampaui Batas Beliau pun Membunuhnya,Orang Yang Lari Laksana Anak panah Yang di Hempaskan pun Telah Lari,Beliupun Lalu Membunuhnya"
      Pada Khadits Ini Tidak terkutip Sedikitpun Dari Abu Ghurairoth Dari Kutubu sittah.Imam Al Khol'i Dalam Kitab Fawa'idnya Mengutip Khadits Ini Dari Jalur Riwayathnya Malik,Dari Abu Azzanaad,Dari A'roj Dari Abu Ghurairoth Kemudian Beliau Berkata......
      2.Adapun Khaditsnya Umar Maka Imam Ahli Khadits Enam,Kecuali Ibnu Majah,Itu Telah Mengutipnya Dari Jalur Riwayathnya Abu Ghurairoth,Dari Umar Dari Nabi Sholallahu Alaihi Wasalam,Seperti Khadits Diatas.
    Berkata Pengarang Kitab Ittikhafu Saadatil MuttaQien Bi Syarkhi Ikhya' Ulumidien:Khadits Telah Di Takhriej (Kutip) Oleh Imam Akhmad Dan Al Bukhori.
قال أحمد: حدثنا عاصم بن خالد وأبو اليمان،وقال البخارى حدثنا أبو اليمان قال:حدثنا شعيب بن أبى حمزة،عن الزهري،حدثنا عبيد الله بن عبد الله بن عتبة بن مسعود أن أبا هريرة قال: لما توفي رسول الله صلى الله عليه وسلم وكان أبو بكر بعده وكفر من كفر من العرب قال عمر: يا أبا بكر كيف تقاتل الناس،وقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم"أمرت أن أقاتل الناس" الحديث بطوله
"Imam Akhmad Berkata:Ashiem Bin Kholid Dan Abul Yaman Telah Menceritakan Pada Kami,Iman Al Bukhori Berkata:Abul Yaman Telah Menceritakan Pada Kami,Abul Yaman Berkata:Syu'aib Bin Abu Khamzath Telah Menceritakan Pada Kami,Beliau Dari Azzuhri,Ubaidullah Bin Abdullah Bin Utbath Bin Mas'ud Telah Menceritakan Pada Kami,Bahwa Sesungguhnya Abu Ghurairoth Berkata:Ketika Rosulullah SAW Di Wafatkan (Adalah Sahabat Abu Bakr Yang Telah Wafat Sesudahnya,Dan Telah Berbuat Kufur Kelompok Yang Kafir Dari Suku Pedalaman) Maka Sahabat Umar (Bin Khatab) Berkata:Wahai Abu Bakr Bagaimanakah Engkau Akan Memerangi Manusia?,Sedang....Sungguh Rosulullah SAW Telah Bersabda:Saya Di Perintahkan Untuk Memerangi Manusia......Khadits Lengkap Dengan Panjangnya Pada Kitab Khadits.
      Imam Al Bukhori Dan Imam Muslim Juga Meriwayathkan Dari Qutaibath,Beliau Dari Allaits,Amar Bin Ashiem Al Kilabi Meriwayathkannya Dari Imron Al Qothon,Dari Ma'mar,Dari Azzuhri Dari Anas Dari Sahabath Abu Bakr Sebagai Khadits Marfu' Yaitu Khadits:
أمرت أن أقاتل الناس Selengkapnya Pada Khadits,Berkata Ibnu Abi Khatiem:Saya Bertanya Pada Abu Zar'ath Dari Khadits tsb,Kemudian Beliau Menjawab,Ini Adalah Kesalahan,Khadits Di Sebutkan Hanya "Azzuhri Dari Ubaidullah Bin Utbath,Dari Abu Ghurairoth,Sesungguhnya Umar Berkata Pada Abu Bakr.....Selengkapnya Pada Kisah Umar,Saya(Ibnu Abi Khatiem) Bertanya Kepada Abu Zar'ath,Lantas Kesan Itu Dari Siapa? Abu Zar'ath Berkata:Dari Imron,Imam Al IroQi Kemudian Berkata:
      3.Adapun Khadits Yang Dari Jalur Ibnu Umar Maka Dua Guru Khadits Sokhikh,Imam Al Bukhori Dan Imam Muslim Telah Mentakhrijnya.Dua Guru Tsb Berkata:
حتى يشهدوا أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكاة،قال البخارى: فإذا فعلوا ذلك،وقال مسلم:فإذا فعلوه عصموا مني دماءهم واموالهم الحديث
"Sehingga Mereka Bersaksi Bahwa Tiada Tuhan Selain Allah Dan Sesungguhnya Mukhamad Adalah Utusan Allah,Dan Mereka Mendirikan Sholat Serta Menunaikan Zakat (Al Bukhori Berkata:)Maka Ketika Mereka Melakukan Yang Demikian (Imam Muslim Berkata:)Maka Ketika Mereka Melakukannya,Maka Terjagalah Mereka Dariku Jiwa Dan Hartanya,Selengkapnya Pada Kitab Khadits.
     4.Khadits Dari Sahabat Jabir,Di Riwayathkan Oleh Imam Muslim Attirmidzie Annasa'i Dan Ibnu Majah,Untuk Lafadz Khaditsnya Imam Tirmidzi Sama Persis Dengan lafadz Khadits Yang Di Kutip Pengarang Kitab Ikhya' Hanya Saja Dalam kutipannya Attirmidzi Tidak Di Sebutkan Lafadz فقد,Imam Muslim Dan Ibnu Majah Menyebutkan:
فإذا قالوا لا إله إلا الله.
       5.Adapun Khaditsnya Sahabat Annas,Maka Imam Al Bukhori,Imam Abu Daud,Attirmidzi Dan Annasa'i Telah Meriwayathkannya,Al Bukhori Menambahkan:
فإذا قالواها وصلوا صلاتنا وإستقبلوا قبلتنا واكلوا ذبيحتنا فقد حرمت علينا دماؤهم وأحوالهم الحديث
"Maka Ketika Mereka Mengucapkannya,Mereka Sholat laksana Sholat Kita Dan Menghadap Qiblat Kita,Memakan Khewan Sembelihan Laksana Sembelihan Kita Maka Di Haramkan Atas Kita Harta Dan Jiwa Mereka,Selengkapnya Pada Kitab Khadits.Abu Daud Dan Imam Attirmidzi Berkata:
حتى يشهدوا أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله وأن يستقبلوا قبلتنا وأن يأكلوا ذبيحتنا وأن يصلوا صلاتنا فإذا فعلوا ذلك حرمت الحديث
"Sehingga Mereka Bersaksi Tiada Tuhan Melainkan Allah Dan Bersaksi Bahwa Nabi Mukhamad Adalah Hamba Dan Rosulnya,Hendaklah Menghadap Pada kiblat Kita,Memakan Sembelihan Kita Dan Hendaklah Sholat Laksana Seperti Sholat Kita Maka Ketika Mereka Melaksanakan Yang Demikian Di Kharamkan.....Selengkapnya Pada Kitab Khadits.Imam Athobroni Dalam Kitabnya Al Mu'jam Al Kabier Juga Mentakhriejnya.
      6.Untuk Khaditsnya Sahabat Mu'adz Di Takhriej Oleh Ibnu Majah,Sedangkan Lafadz Khaditsnya Sebagai Berikut:
حتى يشهدوا أن لا إله إلا الله وأني رسول الله ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكاة 
"Sehingga Mereka Bersaksi Bahwa Tiada Tuhan Melainkan Allah Dan Sesungguhnya Saya Adalah Utusan Allah,Hendaklah Mereka Mendirikan Sholat Dan Menunaikan Zakat"Dan Pada Musnadnya Terdapat Perowi Sahar Ibn Khausyab.
       7.Adapun Khaditsnya Uaish Ibn Abi Uaish Ibnu Khudzaifath,Maka Imam Annasa'i Dan Ibnu Khiban Telah Mengutipnya,Dan Rowi Rowinya Merupakan Rowi Yang Sokhikh.Imam Athobroni Dalam Al Mu'jam Al Kabier Mentakhrijnya Dari Jalur Riwayathnya Syu'bath Beliau Dari Nu'man Ibn Salim,Berkata:
سمعت أوس بن أبي أوس(وقال سماك بن حرب)عن النعمان بن سالم عن أوس (وقال حاتم)عن النعمان عن عمر بن أوس عن أبيه عن النبى قال: أوحى إلي أن أقاتل الناس حتى يقولوا لا إله إلا الله الحديث
"Saya Telah Mendengar Uais Bin Abi Uais (Samak Ibn Kharb Berkata:)Dari Annu'man Bin Salim Dari Uais (Khatiem Berkata:) Dari Annu'man Beliau Dari Umar Bin Uais Dari Bapaknya (Uais) Dari Nabi Sholallahu Alaihi Wasalam Bersabda:Allah Telah Mewakhyukan Padaku,Agar Saya Memerangi Manusia Sehingga Mereka Mengatakan (Bersaksi) Tiada Tuhan Selain Allah,Sempurnanya Khadits Pada Kitab Khadits.Khatiem Berkata:Syu'bath Adalah Penghafal Khadits Yang Paling Hafal Diantara Kaumnya.
      8.Untuk Riwayath Khaditsnya Abu Bakr AssidieQ,Maka Imam Al Bazar Telah Meriwayathkannya Dalam Kitab Musnad Beliau Dari Riwayathnya Imron Al Qothon,Dari Ma'mar Dari Zuhri Dari Annas Dari abu Bakr,Imam Al Bazar Berkata:Saya Mengira Kalau Imron Itu Orang Yang Salah Dalam Kitab Musnadnya,Oleh Karena Itu Imam Attirmidzi Berkata Dalam Kitab Al Jami' :Sesungguhnya Khaditsnya Imron Itu Khoto',Seperti Yang Demikian Imam AddaruQuthni Dalam Kitab Al Ilal Berkata:Bahwa Imron Mengesankan Benar Dalam Khaditsnya Atas Perowi Yang Bernama Ma'mar,Dan Sesungguhnya Yang Benar Adalah Riwayathnya Azzuhri,Dari Ubaidilah Bin Abdillah Bin Uthbath Bin Mas'ud,Dari Abu Ghurairoth Berkata:Berkata Abu Bakr Pada Umar Rodliallahu Anhuma.
       9.Adapun Khaditsnya Jarir,Sahal,Abie Malik Al Asyja'i Yang Berasal Dari Bapaknya Maka Imam Athobroni Telah Meriwayathkannya Dalam Kitab Al Mu'jam Al Kabier.
      10.Untuk Khaditsnya Sumaroh,Di Riwayathkan Oleh Athobroni Dalam Kitab Ausath.
       11.Sedangkan Khaditsnya Ibnu Abas Dan Abu Bakroth,Keduanya Di Riwayathkan Dalam Al Kabier Dan Al Ausath.
       12.Dan Khaditsnya Annu'man Bin Basyier Al Bazar Telah Meriwayathkannya,Beliau Berkata:Saya Telah Menganggap Khoto' Dalam Khadits Ini Pada Aswad Bin Amier.
      Khadits Ini Juga Di Riwayathkan Dari Riwayathnya Iyadl Al Ansori Beliau Adalah Seorang Sahabat,Yang Mana Al Bazar Telah Meriwayathkannya,Maka Sempurnalah Hitungan Jalur Riwayath Bertambah Menjadi Tujuh Belas,Khadits Adalah Mutawatir,Yang Telah Menjelaskannya Bukan Satu Orang Saja Dari Para Ahli Khadits.
       Kami Mengutip Keterangan Yang Lebih Banyak Dari Pada Jalur Riwayath,untuk Di Jadikan Sebagai MuQobalath Guna memahami Keterangan Kitab Ikhya'.
      Hendaknya Kami Berpindah Kepada Keterangan Tentang Wilayah Pengetahuan Untuk Ahli FiQh,Kemudian Al Ghazali Berkata:
وأما الآخرة فلا تنفع فيها الأموال بل أنوار القلوب وأسرارها وليس ذلك من الفقه وإن خاض الفقيه فيه كان كما لو خاض فى الكلام والطب وكان خارجا عن فنه
"Maka Perhatikanlah,Bagaimana Pengaruh Lisan Yang Mengucapkan Kalimath Syahadath Itu Bisa Di Jadikan Sebagai Jaminan Untuk Mempertahankan Jiwa Dan Harta,(Adapun Di Kehidupan Akhirath Maka Harta Benda Dan Perkata'an2) Yang Hanya Dengan Lisan (Itu Tidak Bermanfa'at,Namun Yang Bermanfaat Hanya Cahaya Hati)Yang Di Khasilkan Dari Iman Yang Sempurna,(Rahasia Rahasia Hati)Yang Mempesona,Dan(Akhlak Akhlaknya)Yang Terpuji.
       Imam Muslim Dalam Bab Adab,Dan Imam Ibnu Majah Dalam Bab Tentang Zuhud,Beliau Imam Ibnu Majah, Menyatakannya Sebagai Khadits Marfu',Mengutip Dari Khaditsnya Abu Ghurairoth Sebagai Berikut:
إن الله تعالى لا ينظر إلى صوركم وأموالكم ولكن إنما ينظر إلى قلوبكم وأعمالكم
"Sesungguhnya Allah Itu Tidak Memandang Pada Bagusnya Rupa,Dan Harta Harta Kalian,Akan tetapi Allah itu Hanya Memandang Pada Cahaya Hati Dan Amal Amal Kalian" Akan Segera Datang Pembahasan Mengenai Persoalan Ini,Insya Allah.
       (Dan Yang Demikian) Persoalan Kehidupan Akhirath,Yang Di Dalamnya Tidaklah Bermanfaat Perkata'an yang Mempesona Maupun Harta Benda,(Bukanlah Bagian Dari Kiat Kiat Ilmu FiQh) Sedikitpun,Yang(Apabila Seorang Ahli FiQh Menyelami Tentang Ilmu Ilmu Ke'ada'an Hati Dan Rahasia Rahasianya Serta Akhlak Akhlaknya)Dan Ia Mempersiapkan Diri Untuk Menerima Upaya Analisanya Tentang Ilmu Ilmu Memancarnya Hati Dan Rahasia Rahasianya (Seperti Halnya Ia Menyelami Ilmu Kalam Dan Kedokteran Yang Bukan Menjadi Wilayahnya,Maka Ia Menjadi Orang Yang Telah Melangkah Keluar Dari Kiat Kiat Ilmu FiQh)Karena Kedua Ilmu Itu Adalah Keilmuan Yang Sama Sekali Tidak Terafiliasi Dengan Tujuan Ilmu FiQh,Ini Adalah Batasan Pembahasan Ahli FiQh,Dalam Persoalan Kategori Seseorang Bisa Di Nyatakan Sebagi Pemeluk Agama Islam.
     Al Ghazali Berkata:
وأما الصلاة فالفقيه يفتي بالصحة إذا أتى بصورة الأعمال مع ظاهر الشروط وإن كان غافلا فى جميع صلاته من أولها إلى آخرها مشغولا بالتفكير فى حساب معاملاته فى السوق إلا عند التكبير وهذه الصلاة لا تنفع فى الآخرة كما أن القول باللسان فى الإسلام لاينفع
       B.Bagian Kedua.
"(Adapun Mengenai Sholat)Yang Menjadi Syi'arnya Pemeluk Agama Islam(Maka Seorang Ahli FiQh Itu Berfatwa Dengan Syahnya Sholat Apabila Seseorang Menjalankan Sholat Sesuai Dengan Amal Amal)Pekerja'an2 Sholat (Serta Menjaga Syarat Syarat Yang Dzohir/Lahir)Saja,Yang Telah Di Sebutkan Dan Di Jelaskan Dalam Kitab Kitab FiQh Ibadath(Meskipun Sebenarnya Ia Lalai)Dalam Hatinya(Dari Seluruh Pekerja'an Sholatnya Dari Awal Hingga Akhir Sholat)yang Di Sebabkan Menyerangnya Kekhawatiran,Was Was,Kesibukan Kesibukan Yang Bersifat Privasi(Karena Dalam Hal Ini,Ia Di Sibukkan Oleh Pemikiran)Dan Angan angan(Tentang Perhitungan Mu'amalah)Dan Kooperasinya(Di Pasar)Atau Dalam Rumah,(Kecuali Ketika Takbier)Artinya Ketika Pembuka'an Sholat,Yaitu Yang Sering Di Sebut Dengan Takbierotul Ikhrom,Maka Ketika Takbierotul Ikhrom,Akan Bisa Membantu Seseorang Untuk Menghadirkan Hatinya,Dan Ia,Menurut Pemahaman FiQh Tidak Di Kenai Tanggung Jawab Di Selain Takbierotul Ikhrom Dalam sholat,(Sholat Ini) Artinya Sholat Yang Sifatnya Seperti Ini,(Besok Di Akhirath Tidak Berguna)Karena Tercampurnya Amaliah Sholat Dengan Kelalaian Yang Jauh Dari Amal Amal Hati,(Sebagaimana Bahwa Perkata'an Dengan Lisan)Atau Mulut Saja(Mengenai Islam,Itu Tidak Berguna)Besok Ketika Di Akhirath"
    Untuk Itu Kemudian Al Ghazali Menjelaskan Pada Tahapan Berikutnya,Beliau Berkata:
ولكن الفقيه يفتي بالصحة أي أن ما فعله حصل به إمتثال صيغة الأمر وانقطع به عنه القتل والتعزير
"(Akan Tetapi Seorang FaQih Itu Berfatwa Dengan 'Syahnya Sholat)Dan Ia Berkata: (Ma'nanya Bahwa Apa Yang Telah Di Kerjakan Oleh Seseorang Itu,Dalam Sholatnya,Telah Berhasil Mengikuti,Bentuk Kata Perintah)Yang Mendalilkan Atas Sebuah Kewajiban,(Dan Dengan Mengikuti Bentuk Kata Perintah Yang Mendalilkan Atas Kewajiban,Terputuslah Sudah Darinya, Suatu Pembunuhan Karena Khukum Meninggalkan Sholat Dan Khukuman Ta'zier)Dalam Hal Ini Yang Di maksud Dengan Khukum Ta'zier Yaitu Memberikan Pembelajaran Tanpa Batasan,Dan Penyuluhan Pembelajaran Itu Bisa Membantu Dengan Jalan Pemaksa'an,Pada Sebagian Refisi Kitab Ikhya' Terdapat Kata "Juru Bunuh Dalam Suatu Perang" Sebagai Ganti Lafadz "Suatu Pembunuhan Karena Khukum Meninggalkan Sholat" Dan Kata "Atau khukuman Ta'zier" Sebagai Ganti Kata "Dan Khukuman Ta'zier"
فأما الخشوع وإحضاره القلب الذى هو عمل الآخرة وبه ينفع العمل الظاهر لا يتعرض له الفقيه ولو تعرض له لكان خارجا عن فنه
"(Adapun Tentang Khusyu)Tuma'ninah Atau Ketenangan Dalam Hati,Sifat Ketundukan,Serta(Mengkhadirkan Hati)Sekalipun Dengan Pengena'an Sikap Merasa Di Kenai Tanggung Jawab(Yang Menjadi Amal Urusan Akhirath,Dan Dengannya Amaliah Lahir Dapat Berguna,Maka Seorang FaQih Hendaknya Tidak Memaparkannya)Melainkan Memaparkan Sedikit Saja Dan Seperlunya (Dan Kalau Saja Ia Memaparkan Tentang Pemaparan Tentang Ilmu Yang Demikian)Dengan Theory Pembagian Pembagian Dan Ukuran Ukuran Serta Batasan Batasan(Maka Sebenarnya Ia Telah Keluar Dari Koridor Kiat Ilmu FiQh)Dan Hendaklah Ia Berkata"Kami Hanya Di Kenai Tanggung Jawab Tentang Amaliah Lahir" Adapun Amaliah Bathin Itu Hanya Pada Allah,Perkata'an Demikianlah Yang Khak,Tentang Yang Ia Kemukakan Pada Khalayak,Karena Pemaparan Tentang Amaliah Amaliah Bathin Itu Baginya Bukan Kiat Ilmu FiQh.Ini Adalah Batasan Pembahasan Seorang Ahli FiQh,Dalam Persoalan Syahnya Sholat,Yang Menjadi Syi'ar Pemeluk Agama Islam.
     Berikut Ini Adalah Keterangan Tentang FiQh Yang Menjadi Batasan Ahli FiQh Untuk Di Paparkan Sebagai Pemahaman Dasar Agama,Yang Masih Menjadi Bagian Dari Keterangan Ringkasan Judul Sebelumnya Yaitu Ilmu Syar'i Terbagi Menjadi 2 Bagian,Bagian Yang Pertama Adalah Ilmu Syar'i Yang Terpuji Dan bagian Kedua Adalah Ilmu Syar'i Yang Banyak Bahayanya,Yang Di Dalamnya Termasuk Keterangan Ilmu FiQh Yang kami Kutip,Juga Masih Termasuk Keterangan Wilayah Wilayah Pemaparan Ahli FiQh.
       B.Ilmu Syar'i Yang Madloroth.
وأما الزكاة فالفقيه ينظر إلى ما يقطع به مطالبة السلطان حتى إنه إذا إمتنع عن أدائها فأخذها السلطان قهرا حكم بأنه برئت ذمته
"(Adapun Tentang Zakat)Sebagai Qorinah Atau Yang Senantiasa Beriringan Dengan Sholat Dalam Sebutan,(Maka Seorang Ahli FiQh,Berpandangan Pada 'Bahwa Zakatlah Yang Dengannya Bisa Membebaskan Para Wajib Zakat Dari Tuntutan Penguasa Negara)Dan Pandangannya Terpangkas Atas Ketentuan Yang Demikian Saja(Sehingga Ia Berpandangan Bahwa Apabila Para Wajib Zakat Memang Berniat Ingin Menghalangi)Untuk Segera Menunaikan Zakatnya,(Maka Penguasa Berhak Mengambil Darinya)Sekalipun Dengan Cara Pemaksa'an(Maka Seorang Ahli FiQh Mengkhukumi Bahwa Ia Telah Bebas Tanggungannya)Dengan Adanya Pengambilan Penguasa Secara Paksa Darinya,Yang Demikian Apabila Penguasa Mengambil Darinya Dari Harta Zakat Yang memang wajib Baginya Untuk Di Tunaikan,Adapun Apabila Penguasa Meminta Untuk Mengeluarkan Padanya Dengan Harta Untuk Penyetoran Zakat,Yang Kemudian Terhalang Oleh Situasi Syarat Khaul Baginya,Yang belum Memungkinkan Untuk Menunaikan Zakat Di Waktu Itu,Maka Zakat Tidak Wajib Untuk Di Tunaikan Bagi Pemilik Harta,Apalagi Pengambilan Zakat Oleh Penguasa  Dengan Cara Memaksa Menurut Imam abu Khanifath.

      Sebuah Khikayat
وقد حكى أن أبا يوسف القاضى كان يهب ماله لزوجته آخر الحول ويستوهب مالها إسقاطها للزكاة
"(Sungguh,Telah Di Khikayathkan Bahwa Abu Yusuf)Beliau Bernama Ya'Qub Ibn Ibrohim Ibn Khonis,Ada Yang Mengatakan Beliau Adalah Khabib Ibn Sa'id Ibn Khabnata,(Yang Menjadi Seorang Khakiem),Bergelar Skhokhibul Imam,Yang Di Beri Kewilayahan Oleh Kholifah Al Hadi Dan Arrosyied,Di Riwayathkan Tentang Beliau Dari Yahya Ibn Sa'id Al Anshori,A'mas Dan Abu Ishak Assaibani,Mukhamad Bin Al Khasan Dan Selainnya Juga Meriwayathkan Tentang Beliau Dari Abu Ishak Assaibani,Lahir Pada Tahun 114 H Dan Wafat Di Kota Baghdad Pada Tahun 183 H,Sedangkan Khabnata Yang Ada Pada Nasab Beliau Adalah Putri Malik Bin Amar Bin Auf Al Anshori Assokhabi,(Adalah Beliau Yang Menghibahkan Harta Kepada Istrinya Pada Akhir Khaul,Dan Beliau Meminta Hibah Dari Harta Istrinya Pada Akhir Tahun/Khaul Berikutnya,Karena Untuk Menggugurkan Zakat,Kemudian)Yang Demikian (Di Khikayathkan Lagi Pada Imam Abu khanifah/Khanafi,Lantas Imam Khanafi Berkata:Bahwa Yang Seperti Itu Berpijak Pada Pengetahuan FiQhnya)Artinya Berpijak Dari Pengetahuannya Tentang Khukum Khukum,Dari Sinilah muncul Makalahnya Sohibul MultaQo,Yang berasal Dari Ulama Kita,Khailath Atau Menggunakan Trik Dan Cara Untuk Menggugurkan Zakat Itu Khukumnya Adalah Makruh Atau Tidak Di Senangi,Menurut Imam Mukhamad Bin Mukhamad Al Bahnasi Al Khanafi,Untuk Berselisih Dengan Di Bolehkannya Khailath Oleh Abu Yusuf Al Qodli,Sesungguhnya Khailath Untuk Menggugurkan Zakat Itu Di Makruhkan Karena Pesan Yang Terkandung Dalam Khailath Itu Bertujuan Untuk Membatalkan Khaknya Orang orang Fakir Setelah Bertemunya Sebab Wajib Zakat,Dan Atas Berselisihnya Imam Mukhamad Bin Mukhamad Al Bahnasi Al Khanafi Munculah Fatwa Untuk Menjawab Dan Berselisih Dengan FiQihnya Abu Yusuf,Karena Abu Yusuf Bermaksud Menahan Wajibnya Zakat,Untuk Membatalkan Khak Yang Sudah Tetap,Dan Atas Perselisihan Ini,Munculah Khailath Untuk Menggugurkan Transaksi (Akad)Syuf'ath (Penggabungan).
       (Dan Benarlah Dia)Imam Abu Khanifath(Karena Yang Demikian Adalah Sebagian Dari FiQh Dunia,Akan Tetapi Madlorotnya Besok Di Akhirath Itu Lebih Besar Dari Pada Seluruh Tindak Kejahatan Dan Khiyanath,Seperti Ilmu Inilah,Ilmu Yang Membahayakan),Dan Pemilik Kitab Al Quut Telah Memberlakukan Khikayat Ini,Kemudian Beliau Berkata:Telah Sampai Teriwayathkan Pada Kami Dari Khikayath Abu Yusuf Bahwa:Adalah Beliau Abu Yusuf Yang Ketika Sampai Pada Ujung Khaul Wajibnya Zakat Menghibahkan Harta Pada Istrinya Kemudian Di Ujung Khaul Wajibnya Zakat Berikutnya Beliau Meminta Hibah Pada Istrinya,Lantas Gugurlah Kewajiban Menunaikan Zakat Dari keduanya,Kemudian Khikayath Abu Yusuf Yang Demikian Di Tuturkan Pada Imam Abu Khanifath,lalu Abu Khanifath Berkata:Itu Adalah Hasil Dari Pengetahuan FiQihnya,Sebenarnya Ilmu Itu Di Tuntut Hanya Untuk Mengetahui Tentang Waro' Dan Kehati Hatian Karena Urusan Agama Yang Cakupannya Sampai Pada Urusan Akhirath,Ilmu Inilah Ilmu Yang Bermanfaat,Dan ketika Ilmu Itu Di Tuntut Hanya Untuk Semacam Khailath Atau Trik Untuk Menafsiri Dan Mema'nai Suatu Kepentingan,Maka Kebodohan Itu Lebih Baik Dari pada Ilmu Semisal Khailath,Selesai Makalahnya Pemilik Kitab Al Quut.
        C.Bagian Ketiga.
    Al Ghazali Berkata:
وأما الحلال والحرام فالورع عن الحرام من الدين
"(Adapun Tentang Halal Dan Haram,Maka Perilaku Waro' Atau Menghalau Dari Hal Hal Yang Haram Itu Sebagian Dari Urusan Urusan Agama)" Artinya Mengetahui Tentang Perilaku Hidup Waro' Itu Secara Global Sebagian Dari Urusan Urusan Agama,Perilaku Hidup Waro' Itu Adalah Gerakan Untuk Takwa,Gerakan Penghambatan Dan Menghalau Dari Hal hal Kharam,Dasar Perilaku Hidup Waro' Sebenarnya Adalah Bertujuan Untuk Menghalau Dari Perbuatan Haram,Akan tetapi Kemudian Perilaku Waro' Di Pinjamkan Untuk Menghalau Dari Hal Yang halal Maupun Hal yang Mubah Juga,Artian Yang Seperti Ini Adalah Makalahnya Imam Imam Ilmu Bahasa,Adapun Menurut Ulama Sufi Perilaku Hidup Waro' Itu Adalah Hasrat Kerinduan Paling Ujung Atas Kewaspada'an Dan Kehati Hatian,Atau Upaya Menghambat Dari Menyikapi Sesuatu Yang Besar,Waro' Adalah Akhir Dari Kedudukan Kedudukan Zuhud Untuk Seorang Pencari Jalan Akhirath,Imam Al Harowiyyi Mengungkapkannya Dalam Kitab Manaazilu sa'irien,(Akan Tetapi Perilaku Waro' Itu Memiliki Empat Tingkatan)
     1.Tingkatan Pertama.
الورع الذي يشترط فى عدالة الشهادة وهو الذى يخرج بتركه الإنسان عن أهلية الشهادة والقضاء والولاية وهو ألاحتراز عن الحرام الظاهر
"(Waro' Yang Di Syaratkan Dalam Proses Sifat Adilnya Saksi)Ketika Di Minta Testimoni Dan rekomendasinya(Waro' Inilah Yang Bisa Mengeluarkan Manusia Dari Bisa Menjadi Saksi Ahli)Dalam Peradilan,(Menjadi Pejabat Pengadilan)Atau Menjadi Hakim,Atas Hukum Hukum Sar'i,Dengan Jalan Memberikan Ke Wilayahan Atas Khukum Khukum Syar'i,(Dan Mendapat Kewilayahan)Untuk Jabatan Syar'i Seperti Dewan pertimbangan Dan selainya(Dengan Sebab Meninggalkan)Perilaku Waro' Tersebut(Waro Yang Di Maksud Yaitu Waro' Kewaspada'an Dari Melakukan Perbuatan Harom Yang Nyata Atau Kharom Dzohir).Definisi Sifat Adil Yang Dalam Hal Ini Masih Terafiliasi Dengan Perilaku Hidup Waro' Telah Terdahulu,Imam Al Harowiyyi Membagi Pengertian Sifat Adil Menjadi Tiga Tingkatan Dalam Kitab Manaazilu Sa'irien,Beliau Berkata:Sifat Adil Yang Pertma Yaitu Menjauhi Kejelekan Kejelekan Yang Bertujuan Untuk Menjaga Jiwa,Menyempurnakan Kebaikan Kebaikan Dan Menjaga Keimanan,Selesai Makalah Imam Al Harowiyyi.
       2.Tingkatan Kedua.
    (Waro'nya Orang Orang Yang Sholih,Yaitu Tingkatan Kerinduan Yang Mendalam)Untuk Senantiasa Menjaga(Dari Hal hal Subhat,Yang Di Dalamnya Berhadapan Dengan Kemungkinan Kemungkinan)Ma'nanya Apakah Ia Khalal Ataukah Haram,Dalam Kitab Manaazilu Sa'irien Imam Al Harowiyyi Berkata:Tingkatan Waro' Yang Kedua Yaitu Menjaga Batasan Batasan Ketika Menemui Sesuatu Yang tidak Terlalu Buruk,Karena Untuk Melanggengkan Atas Pemelihara'an Dan Bertakwa,Dan Karena Pemelihara'an Ketika Mendapatkan Kehina'an,Serta Karena Pemurnian Ketika Berkerumunan Dengan Batasan batasan,Selesai Makalahnya Imam Al Harowiyyi.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:دع مايريبك
(Rosulullah Sholallahu Alaihi Wasalam Bersabda:Tinggalkanlah Sesuatu Yang Meragukan Kamu)Ma'nanya Sesuatu Yang akan Menjatuhkanmu Dalam Keraguan,
إلى ما لايريبك
(Kepada Sesuatu Yang Tidak Akan Menjatuhkanmu Dalam Keraguan)Kata Perintah Untuk Sesuatu Yang menuju Pada Kesunathan Itu Juga Di Sunathkan,Bukanlah Suatu Kewajiban,Menurut Makalah Yang Lebih Soheh,Ma'nanya Adalah Tinggalkanlah Sesuatu Yang Engkau ragu Di Dalamnya,Dan Berlaku Imbanglah Pada Sesuatu Yang Engkau Ragu Di Dalamnya,Dari Sesuatu Ke khalalan Yang Jelas.Imam Al IroQi Berkata:Khadits Di Riwayathkan Oleh Attirmidzi Dan Annasa'i Dari Riwayathnya Abil Jauza' Dari Khasan Bin Ali RA Khasan Berkata:Rosulullah SAW Bersabda.....Kemudian Khasan Menuturkan Khadits,Attirmidzi Menambahi Dalam Riwayathnya:
فإن الصدق طمأنينة وأن الكذب ريبة
"Maka Kejujuran Sesungguhnya Adalah Tuma'ninah Dan Kedusta'an Adalah Keraguan",Attirmidzi Berkata:Ini Adalah Khadits Khasan lagi Soheh,Dalam Kitab Sokhikhya Ibnu Khiban Juga Meriwayathkannya,Selesai Makalah Imam Al IroQi.
      (Rosulullah Sholallahu Alaihi Wasalam Bersabda:
الإثم حزاز القلوب
 "Dosa Itu Adalah Titik Titik(Penyakit)Yang Ada Dan terlintas Dalam Hati") Ma'nanya Adalah Sesuatu Yang Terlintas Dalam Hati Dari Hal Hal Yang berupa Kema'siatan Seperti Hilangnya Ketenangan Yang ada dalam Hati.Khadits Riwayath Imam Al BaihaQi Dalam Assu'ubi,Dari Jalur Said Bin Mansur,Sufyan Menceritakan Pada Kami,Dari mansur,Dari Mukhamad Bin Abdurakhman Bin Yazied,Dari Bapaknya,Beliau Berkata:Berkata Abdullah:Rosulullah Sholallahu Alaihi Wasalam Bersabda:Dosa Itu Adalah Titik Titik(Penyakit) yang Ada dan terlintas Dalam hati.
      3.Tingkatan Ketiga.
(Waro' Tingakatan Yang ketiga Adalah Waro' Tingkatannya MuttaQien)ma'nanya Orang orang Yang Takwa Yaitu(Semata Mata Meninggalkan Sesuatu Yang Memang Khalal)Artinya Murni Yang Tidak Ada Subhat Dan keraguan Di Dalamnya(Yang Ia Khawatir Sesampainya Dari Yang Khalal itu)Ma'nanya Dari Jatuh Dan Mengalirkannya Yang Khalal itu(Menuju Sesuatu Yang Kharam).Rosulullah Sholallahu Alaihi Wasalam Bersabda:
(لا يكون الرجل من المتقين حتى يدع ما لا بأس فيه حذرا مما به بأس
"Tidaklah Seseorang Itu Berada Pada Golongan Orang orang Yang Bertakwa,Sehingga Ia meninggalkan Sesuatu Yang Di dalamnya Tidak ada Yang Salah,Karena Waspada Dari sesuatu Yang Bila Bersamanya Terdapat Kesalahan)Dalam Sebuah Riwayath Terdapat Lafadz"Karena Takut Dari sesuatu Yang di dalamnya Terdapat Kesalahan".Khadits Riwayath Attirmidzi,Dan Ibnu Majah Dari Riwayathnya Abdullah Ibnu Yazied,Abdullah Bin Yazied Berkata:Robiath Ibn Yazied Dan Athiyath Ibn Qois Bercerita Kepadaku,Dari Athiyath Assa'adiy,Adalah Beliau,Sebagian Dari Sahabat Sahabat nabi,Berkata Athiyath Assa'adiy:Rosulullah SAW Bersabda:
لا يبلغ العبد أن يكون من المتقين
"Tidaklah seorang Hamba Akan sampai Pada Derajat Orang Orang Yang Bertakwa......" Kemudian Athiyath Menuturkan Khadits ,Dan ia Berkata
لما به بأس 
"pada Sesuatu Yang Bersamanya Terdapat Kesalahan"
      Berkata Imam Attirmidzi:Ini adalah Khadits Khasan Lagi Ghorib/Asing,Yang kami tidak mengetahuinya Kecuali Dari Wajah Ini.Imam Al Khakiem Dalam Al Mustadrok Juga Meriwayathkannya,Beliau Berkata:Ini Adalah Khadits Yang Sohih Musnadnya.
       (Yang Demikian Itu Seperti Halnya Perilaku Waro' Dari Membicarakan Keada'an Keada'an Manusia)Dan Urusan Urusan Mereka Yang Datang Baru Karena Keada'an Mereka Sendiri (Karena Di Takutkan Dari Melakukan Perbuatan Menyeret)Artinya Membawa(Kepada Ghibath)Mengumpat Yang Di Kharamkan,(Dan Semisal Perilaku Waro' Dari Memakan Sesuatu Yang Sangat Di Senangi)Ma'nanya Memakan Sesuatu  Dari Makanan Yang Sangat Di Inginkan Diri Seseorang(Karena Di Takutkan Dari Tergugahnya)gelora(Ketangkasan)Ma'na nya Ringan Dan Cepatnya Ketangkasan(Dan Perasa'an Angkuh)Perasa'an Angkuh Itu Lebih Samar Dari Pada Menggeloranya Sifat Ketangkasan,Karena Perasa'an Angkuh Itu Cukup Dahsyat Lagi mengherankan Yang Mampu melemahkan Manusia Dari Prospek Kenikmatan,Dan Tidak Adanya Penegakan Terhadap Khak,Dan Pengguna'an Nikmat Dari Arah Datangnya Nikmat Tsb(Yang bisa Mendatangkan)Artinya Bisa Menyampaikan(Pada Perbuatan)Yang Melingkupi(Larangan Larangan) Syar'i.
       4.Tingakatan Waro' Yang Ke'empat.
(Waro' Tingkatan Yang ke Empat Adalah Perilaku hidup Waro' nya Para SiddieQien) Orang Orang Yang Jujur (Yaitu Berpaling Dari Sesuatu Selain Allah Ta'ala)Dan Meninggalkan Pandangan Dari Selain Allah Secara Menyeluruh(Karena Takut Dari Terlampauinya Sesa'at Saja Dari Umur, pada Sesuatu Yang Sama Sekali tidak Berfaidah,Dalam Rangka Menambah Kedekatan Disisi Allah)Pada Keterangan Ini Terdapat Isarath Dengan Khadits Yang Terdahulu Yaitu:
إذا أتى علي يوم لا أزداد فيه تقربا إلى الله تعالى فلا بورك لي فى طلوع شمس ذالك اليوم
"ketika Telah Datang Padaku Suatu Hari Yang Di dalamnya Saya Tidak Bertambah Dekat Pada Allah Ta'ala,Maka Saya Tidak Di Berkahi,Pada Terbitnya Matahari Di Hari itu"
      (Walaupun Ia Mengetahui Dan Mengkhakikatkan Dengan Senyatanya Bahwa Ia Tidak Akan Sampai Pada Perbuatan Haram)Dalam kitab Manaazilu Sa'irien Imam Al Harowiyyi Menjadikan Tingakatan Yang ke Empat Ini,Dalam Tingkatan Yang ketiga,Beliau Menafsirkan Urutan Tingkatan Keempat Ini Dengan Makalahnya Yaitu:Berperilaku Waro' Dari Ajakan Yang mengajak Pada  Diaspora Waktu,Terafiliasi Dengan Pembagian Pembagian Dan Mengajak pada Penghalang Yang Menghalangi Waktu,Secara Keseluruhan Beliau Mengambil Dalil Dengan Firman Allah,Surat Al Mudatsir Ayath 4
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَثِيَا بَكَ فَطَهِّرْ ۖ 
"(Dan pakaianmu Bersihkanlah)Dari Najis,Atau Pendekkanlah Pakaianmu,Sehingga Berbeda Dengan Kebiasa'annya Orang Orang Arab Yang Selalu Menguntaikan,Pakaian Mereka,Hingga Menyentuh Tanah Di kala Mereka Menyombongkan Diri,Karena Di khawatirkan Akan Terkena Barang Yang Najis.Selesai Makalahnya Imam Al Harowiiyyi,Sedangkan Pengarang Kitab Ikhya' Ini Menjadikan Waro' Terbagi menjadi Empat Tingkatan,Dan Beliau Mengikutkan Sekaligus Orang Orang Yang Berada Pada Ke Empat Tingkatan Tsb.
     Tingkatan Pertama Yaitu Tingkatan Untuk Ulama Ahli Ilmu Dzohir,Tingkatan Yang Kedua Yaitu Tingkatan Untuk Orang Orang Sholikh,Tingkatan Yang Ketiga Adalah Tingkatan Untuk Para MuttaQien,Mereka Lebih Tinggi Derajatnya Dari Orang Orang Yang Sholikh,Seperti Halnya Orang Orang Yang Sholikh Itu Lebih Tinggi Tingkatannya Dari Para Pemilik Ilmu MuthlaQ,Dan Tingkatan Yang Ke Empat Adalah Tingkatannya Para SiddiQien,Tingkatan Yang Terakhir Ini Adalah Akhir Tingkatan Tertinggi,Oleh Karena Itu Boleh SidiQkien Itu Di Ma'nai Sebagi Tingkatan Yang Lebih Umum,Karena Bisa Mencakup Tingkatannya Para Nabi,Sebab Setiap Nabi Itu Pasti SidieQ Dan Sama Sekali Tidak Ada Sebalik,Maka Renungilah.
      (Maka Seluruh Tingkatan Tingkatan Ini,Berada Di Luar Pandangan Seorang Ahli FiQih)Artinya Ia Tidak Membicarakannya(Kecuali Hanya Membicarakan Tingkatan Yang Pertama Yaitu Perilaku Waro' Yang Berfungsi Sebagi Syarath Saksi Ahli,Syarath Menjadi Pejabat Pengadilan)Artinya Pejabat Wilayah Wilayah Khukum Syar'i(Dan Membicarakan Perkara Yang Bisa Merusak Sifat Adil)Sesungguhnya Seorang Ahli FiQih,Itu Membicarakan Sifat Adil(Sedangkan Tidaklah Samar,Bahwa Menegakkan Hal Hal Yang Demikian Itu Tidaklah Meniadakan Sebuah Dosa Kelak Di Akhirath)Artinya Tidaklah Akan Di Terima Alasan Seorang Ahli FiQih Tatkala Ia  Meninggalkan Tingkatan Tingkatan Lain Yang Khakiki.
      (قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لوابصة
Rosulullah SAW Bersabda Kepada Wabisoth)Beliau Bernama Ibnu Ma'bad Al Azdi,Beliau Di Beri Kuniyah Dengan Nama Abu Salim,Abu Tsa'tsa,Dan Abu Said,Beliau Sebagian Dari Sahabat Sahabat Nabi Terpilih,Lahir Pada Tahun Ke 9 H,Anaknya Bernama Salim Dan Umar,Khadits Di Riwayathkan Dari Nabi Mukhamad,Ibnu Mas'ud,Zar Ibn Khabisy,Syadad Maula Iyadl,Rosyid Ibn Said,ziyad Bin Abil Ja'd,Rosulullah Saat Itu Berada Di jazirah,Yang Demikian Itu Tentang Ishobath,Berkata bakar:Kuburan Beliau Berada Di Rokoth.(إستفت قلبك وإن أفتوك وأفتوك وأفتوك
Mintalah Fatwa Untuk Hatimu,Meskipun Mereka Telah Memberi Fatwa Padamu,Meskipun Mereka Telah Memberi Fatwa Padamu,Meskipun Mereka Telah Memberi Fatwa Padamu)Seterusnya Khadits Di Riwayathkan Dengan Mengulang Ulang Tiga Kali Pada Referensi Yang Lainnya.Imam Al IroQi Berkata:Dalam Kitab Musnadnya imam Akhmad Meriwayathkannya,Berkata Imam Akhmad:
حدثنا يزيد إبن هرون،حدثنا حماد بن سلمة،عن الزبير بن عبد السلام،عن أيوب بن عبد الله بن مكرز،عن وابصة قال: أتيت رسول الله صلى الله عليه وسلم
"Yazid Ibn Harun Menceritakan Pada Kami,Khamad Ibn Salamah Menceritakan Pada kami,Dari Zubair Bin Abdussalam,Dari Ayyub bin Abdullah Bin Mukariz,Dari Sahabat Wabisoth,Beliau Berkata:Saya Mendatangi Rosulullah SAW...."
      Dan Dalam Khadits Di Riwayathkan:
يا وابصة إستفت نفسك البر ما اطمأنت إليه النفس والإثم ما حاك فى القلب وتردد فى الصدر وإن أفتاك الناس وأفتوك
"wahai Wabisoth,Mintalah Fatwa Untuk Dirimu Tentang Kebaikan,Selama Hatimu Tenang Pada Kebaikan Itu,Sedangkan Dosa Adalah Apa Yang Terlintas Dalam Hati Dan Bergaung Pada Permula'an,Walaupun Engkau Memberi Fatwa Manusia,Dan manusia Meminta Fatwa Padamu"
     Dalam Riwayathnya Imam Akhmad Berkata:Dari Zubair Dari Ayyub,Imam Akhmad Tidak Mendengar Khadits Dari Ayyub,Berkata Imam Akhmad,Orang Orang Yang Duduk Bersama Ayyub Menceritakan Padaku,Berkata Imam Akhmad:Sungguh Saya Melihatnya Ia Menceritakan Dari Sahabat Wabisoth,Wabisoth Berkta 'Mintalah Fatwa Untuk Hatimu Mintalah Fatwa Untuk Hatimu Mintalah Fatwa Untuk Hatimu ' Tiga Kali,Selesai Makalah Imam Al IroQi.
        (Seorang Ahli FiQih Tidaklah Membicarakan Tentang Lumut Lumut Yang Mengotori Hati)Ma'nanya Yang Memberi Pengaruh Pada Hati(Dan Kondisi kondisi Amal Yang Ada Dalam Hati)Perawatan Perawatan Beserta Pengobatannya(Namun Yang Ia Bicarakan Hanya Tentang Sesuatu Yang Membuat Kecacatan Dalam Sifat Adil) Yang Dzohir,Yaitu Dari Sebagian Perkara Yang Terafiliasi Dengan Kewilayahan,Tentang Gugur Dan Tidaknya Seorang Saksi Ahli(Jika Demikian,Keseluruhan Pandangan Seorang Ahli FiQih Itu Berkaitan Dengan Urusan Dunia,Yang Di Dalamnya Perbaikan Jalan Menuju Akhirath)Dan Bila Suatu Hari(Seorang Ahli FiQih Berbicara Tentang Dosa),Sesuatu Yang Tumbuh Dari Dosa,(Dan Sifat Sifat Hati)Yang Terpuji Maupun Tercela(Serta Membicarakan Tentang Hukum Hukum Akhirath Maka Pembicara'an Yang Demikian Masuk Dalam Kategori Pembicara'an Secara Memaksakan Diri)Artinya Mencari Untuk Di Ikuti Yang Tidak Di Maksudkan Dengan menyebut Dzatnya(Sebagaimana Kadang)Sesekali Pembahasan Ke Ilmuan (Masuk Dalam Pembicara'annya Tentang Ilmu Kedokteran,Ilmu Khisab)Aritmatica(Ilmu Nujum)Perbintangan(Dan Ilmu Kalam)Kesemua'an Itu Atas Jalan Mencari Pengikut(Seperti Halnya Ilmu Khikmath Yang Masuk Pada Ilmu Nahwu Dan Sya'ir)Dengan Jalan Nglantur. (Adalah Sufyan Ibn Sa'id  Atsauri)Tentang Imam Sufyan Atsauri Akan Datang Dalam Dekat Biografinya(Seorang Imam Ilmu Dzohir)Yang Agung Derajatnya,Pemilik Fatwa,Dan Ahli Ilmu Khadits,Beserta Keagungan Derajatnya Dalam Hal Ke ilmuan Khadits(Beliau Berkata:Sesungguhnya Menuntut Ilmu Ini)Ma'nanya Ilmu Khadits(Bukan Sebagian Bekal)Menuju(Negeri Akhirat)Pemilik Kitab Al Quut Mengutip Makalahnya,Sesungguhnya Sufyan Atsauri Mengatakan Demikian,Karena Pengalaman Beliau Tentang Kecinta'an Terhadap Sanad,Dan Keinginan Untuk Meriwayathkan khadits,Itu Mengalahkan Hatinya,Sehingga Beliau Senantiasa Mau Menceritakan Khadits2 Dlo'if,Menceritakan Periwayath Lain Yang Tidak Berargument Dengan Riwayath Beliau,lalu Menceritakan Orang Yang Masyhur Dari Mereka Dengan Nama Beliau,Beliau Menyebutkan Dengan Kuniahnya Saja,Supaya Bisa Mengelabui Dari Riwayath Beliau,Maka Kemudian Beliau sufyan Atsauri Merasa Takut Pada Dirinya Dari Melakukan Perbuatan Yang Demikian,Dan Imam Sufyan Atsauri Tidak Menjadikan Ilmu Khadits Itu Sebagai Bekal Menuju akhirath,Akan Datang Pembahasan Mengenai Imam Sufyan Atsauri Pada Akhir Bab Yang Kelima,Dari Kitab Ini.(Bagaimanakah?Sedangkan Para Ulama' Bersepakat)Berkonsensus(Bahwa Sesungguhnya Kemulia'an)Maksud Yang Sebenarnya(Tentang Ilmu,Itu Adalah Mengamalkan Ilmu)Sesuai Dengan Keada'an Ilmu tsb(Bagaimanakah Seseorang Itu Mengira,Bahwa Kemulia'an Ilmu Yang Sebenarnya Itu Adalah Ilmu Tentang Li'an,)Sumpah Untuk Mengutuk Isteri Karena Berbuat Serong(Ilmu Tentang Dzihar)Suami Menyerupakan Isteri Dengan Punggung Ibunya(Ilmu Tentang Transaksi Sallam)Inden(Ilmu Tentang Transaksi Ijaroth)Persewa'an(Dan Ilmu Tentang Transaksi Shorf)Tukar Menukar Uang Tunai,Dan Ilmu Ilmu Lainnya Dari Ilmu Khukum Khukum Transaksi(Barang Siapa Yang Mempelajari Hal Hal Ini)Dan Ia Memisahkan Detail Detailnya,Mengetahui Yang Unggul Dan Di Ungguli Dari Hal Hal Ilmu Diatas(Sebagai Sarana Untuk Mendekatkan Diri Dengan Jalan Melaksanakan)Dan Memperolehnya(Kepada Allah,Maka Sebenarnya Dia Sudah Gila.)Ma'nanya Tertutup Akal Dan Akal Itu Telah Di Subhatkan(Sesungguhnya Amal Amal Itu Hanyalah Dengan Hati)Ma'nanya Hanya Dengan Menghadirkan Hati(Dan Anggota Badan)Secara Bersama'an(Pada)Beberapa(Keta'atan)Dan Upaya Upaya Pendekatan Diri(Sedangkan Kemuliaan Itu Adalah Ke ilmuan Dari pada Amal Amal Tsb).
      (Bila Kamu Bertanya:"Sungguh,Mengapakah Kamu) Al Ghazali (Telah Samakan Antara Ilmu FiQh Dan Ilmu Kedokteran,Karena Ilmu Kedokteran Juga Berkaitan Dengan Dunia Dan Kemaslakhatannya Yaitu Sehatnya Badan) Yang Di Dalamnya Terdapat Juga Tegaknya Upaya Menjaga Kelangsungan Hidup(Dan Yang Demikian Itu,Juga Berkaitan Dengan Kemaslakhatan Agama)Dari Sudut Pandang Tegaknya Perintah Perintah Dan Larangan Larangan,(Penyama'an Ini) Antara Ilmu Kedokteran Dan Ilmu FiQh Dalam Sebuah Kedudukan(Telah Berselisih Dengan Kesepakatan Kaum Muslim)Yaitu Berselisih Dengan Kelaziman Manusia Dari Kemuliaan Dan Luhurnya Derajat FiQh.
      (Maka Ketahuilah,Bahwa Penyama'an)Antara Ilmu FiQh Dan Kedokteran (Itu Tidaklah Laziem Atau Pasti)Ma'nanya Bila Diantara Keduanya Terdapat Kesama'an Dari Satu Sisi,Maka Tidaklah Tetap Ilmu Kedokteran Itu Menyamai Keilmuan FiQh Pada Sisi Tingkatan Tingkatan Yang lainnya,(Bahkan Diantara Keduanya)Antara Ilmu FiQh Dan Kedokteran(Terdapat Perbeda'an)Dengan Berbagai Sisi Sisi Yang lain,Untuk Itu Imam Ghazali Memberikan Isyarat Dengan Makalahnya,Kemudian Beliau Berkata:(Ilmu FiQh Itu Lebih Mulia Dari Pada Ilmu Kedokteran Dari Tiga sisi Yaitu: 
       1.Bahwa Ilmu FiQh Itu Adalah Ilmu Syar'i) Yang Bertendensi Pada Al Qur'an,Khadits,Atsarnya Para Sahabat Nabi Dan Ijma',Ini Adalah Ma'na Dari Makalah Imam Ghazali Yang Berupa:(Ma'nanya Adalah Ilmu Yang Diambil Dari Ilmu Kenabian,Beda Dengan Ilmu Kedokteran,Sesungguhnya Kedokteran Bukanlah Dari Ilmu Syar'i)Bahkan Kisaran Kedokteran Itu Adalah Atas Dasar Praktek Yang Beda Dengan Ilmu fiQh.
      2.(Bahwa Ilmu FiQh Itu Sama Sekali Tidaklah Seseorang Itu, Merasa Tidak Butuh Dari padanya),Pada Beberapa Keada'an(Dari Para Penempuh Jalan Menuju Akhirath Baik Yang Sehat Maupun Yang Sakit,Adapun Ilmu kedokteran Maka Tidaklah Membutuhkan Padanya Kecuali Orang yang sakit)Secara Khusus(Sedangkan Mereka)Orang orang Yang Sakit(Sangatlah Sedikit) Bila Di nisbathkan Pada Orang orang Yang sehat,Tidaklah Memiliki Dasar Khukum Untuk Sesuatu Yang lebih Sedikit.
      3.(Bahwasanya Ilmu FiQh Itu Bersandingan Dengan Ilmu Jalan Menuju Akhirath)Dengan Banyaknya Beberapa Ibarath(Karena Ilmu FiQh Itu Memandang Pada Amal Amal Anggota Badan,Sedangkan Sumber Keluarnya Amal amal Dan Tumbuhnya Auara aura Anggota Badan Adalah Sifat Sifat Hati,Dan Beberapa Amal amal Yang Terpuji,Itu Akan Keluar Dari Akhlak Yang Yang Menyelamatkan)Artinya Akhlak Yang Terpuji Yang Memurnikan(Di Jalan Menuju Akhirath,Dan Amal Yang Tercela Itu Akan Keluar Dari Akhlak Yang Tercela,Tidaklah Samar Terhubungnya Anggota Anggota Badan Dengan Hati)Artinya Dengan Ungkapan Ini,(Adapun Kesehatan Dan Sakit Maka Tempat Timbulnya Adalah Sifat Sifat Dalam Percampuran)Artinya Sebuah Kondisi Yang Identik Dengan Saling Kerjasamanya Beberapa Unsur Yang Bertepatan Dengan Bagian Bagian Yang Saling Menyentuh,Sekira Masing Masing Dari Bagian Tersebut Bisa Memecah Dinding Bagian Yang Lain,(Dan Perpaduan Beberapa Tabi'at)Tabi'at Empat Yang padanya Terdapat Tegaknya Manusia,(Dan Yang Demikian Adalah Sifat Sifat Badan Bukan Dari Sebagian Sifat Sifat Hati,Maka Kapanpun Ilmu FiQh Itu Di Sandarkan)Ma'nanya Di Nisbathkan (Pada Ilmu Kedokteran,Maka Jelaslah Kemulia'an Dan Menghiasnya Ilmu FiQh,Dan Ketika Ilmu Menuju Jalan Akhirath Itu Di Sandarkan Pada Ilmu FiQh,Maka Jelaslah Juga Kemulia'an Ilmu Akhirath).Itu Adalah Perbeda'an Yang Sangat Jelas.

        ^ Keunggulan Ilmu Jalan Akhirath^.

(Bila Di Tanyakan:"Rincikanlah Untukku Tentang Ilmu Jalan Akhirath Dengan Perincian)Yang Mampu Menjelaskan Pada Benak Pikiran(Yang Mengisyaratkan)Dengannya(Pada Terjemahnya)Pada Ibarat Bahasa Yang Lain(Meskipun Tidak Memungkinkan Untuk Menuntaskan Perincian Perinciannya)
     (Ketahuilah,Bahwasanya Ia)Ma'nanya Ilmu Jalan Akhirarh (Terbagi Menjadi Dua Bagian:
Yang Pertama Yaitu Ilmu Muamalath,Dan Ilmu Mukasyafath.

        I.Ilmu mukasyafath.

    Yaitu Ilmu Bathin)Artinya Pengetahuan Tentang Allah,Sedangkan Yang Mendalilkan Atas Keberada'an Ilmu Bathin Adalah Jawaban Dari Penyaksian Hamba Dengan Taukhid Darinya,Dari Ilmu Tentang Iman Ilmu Keyakinan Dan Ilmu Ma'rifath,(Yang Demikian)Ma'nanya Ilmu Bathin(Adalah Puncaknya Segala Ilmu)Artinya Keseluruhan Ilmu,Dan Padanya Selesai Sudah Tujuan tujuan Orang Orang Yang Ma'rifath,Yang Setelahnya Tidak Akan Di Temukan Lagi Target Untuk Sebuah Pandangan.
       (Orang Orang Yang Sudah Mencapai Tingkatan Ma'rifath Sungguh Telah Berkata:
من لم يكن له نصيب من هذا العلم أخاف عليه سوء الخاتمة
"Barang Siapa Yang Tidak Bernasib)Artinya Tidak Memiliki Bagian(Dari Ilmu Ini)Artinya Ilmu Bathin Ini(Maka Saya Takut Padanya Su'ul Khotimah)Buruk Kesudahannya,Dan Tidaklah Di Temukan Cara Untuk Mengetahui Ilmu Bathin Kecuali Dengan Perasa'an Atau Indera Yang Sokhikh,Dan Tidaklah Akan Mendekati Kelezatan Ilmu Bathin Apabila Ilmu Bathin Itu Di Sampaikan Oleh Selain Seorang Nabi,Kecuali Bagi Orang Orang Yang Memiliki Perasa'an Atau Indera Yang Selamat,Sedangkan Indera Yang Selamat Itu Berada Diatas Batas Jangkauan Logika,Oleh Karenanya Terkadang Indera Itu Akan Terhapus Oleh Akal Yang Lemah Yang Tidak Mampu Untuk Menepati Pandangan Dan Pencarian Tentang Khakikat Ilmu Bathin,Dan Karenanya Pula, Adalah Pemilik Ilmu Bathin,Yang Apabila Ia Menginginkan Memberikan Pemahaman Dari Ilmu Bathin,Pada Orang2 Yang Hanya Mengerti Ilmu Dzohir,Maka Wajib Baginya Untuk Memberikan Contoh Yang Begitu Banyak Sekaligus,Dan Ulasan Ulasan Pembicara'an Yang Bersifat Sa'ir Sa'ir,Terkadang Pula Akan Mempercepat Kontroversi Dan Pengingkaran Bagi Pemilik Ilmu Bathin Ini,Yang Demikian Karena Ilmu Ini Berada Di Luar Batasan Akal,Dan Ilmu Bathin Ini Bisa Di hasilkan Dari Hembusan Malaikat Jibril,Yang Allah Khususkan Dengan Membawa Ilmu Ini Pada Para Nabi Dan Para Wali,Yang Tidak Di Dapati Pada Selain Keduanya,Secara Keseluruhan Sebenarnya Ilmu Ilmunya Orang Orang Yang Berijtihad, Berada Pada Bab Ini, Akan Tetapi Mereka Lebih Fasih Dalam Mengutarakan Sebuah Ibarat, Karenanya Manusia Bisa Memahami Ilmu Ilmunya, Dan Manusia Tidak Akan Ingkar Pada Mereka.
     Berkata Al Qutb Assa'roni Rokhimahullah:Adalah Saudaraku Seorang Yang Lebih Afdol Dalam Memahami Agama,Beliau Membicarakan Atas Satu Ayath Lebih Dari Tujuh Puluh Wajah Tafsirannya,Beliau Berkata: Sebenarnya Intisari Ilmu Ilmu,Yang Di Sebut Dengan Ilmu Bathin,Itu Sesungguhnya Berasal Dari Ilmu Ilmu Dzohir,Karena Ilmu Ilmu Tsb Sangatlah Jelas Nan Terang Bagi Yang Mengucapkannya,Kalau Saja Ilmu Ilmu Tsb Bersifat Bathin Yang tidak Jelas,Niscaya Orang Yang Mengatakan Ilmu Tsb Tidaklah Mendapat Petunjuk Untuk Memahami,Dan Mengingatnya,Kemudian Saya Berkata Pada Beliau:Yang Demikian Itu Sokhikh,Akan Tetapi Yang Demikian Merupakan Ke Khususan Dengan Jalan Menyandarkan Pada Kesempurna'an,Kemudian Beliau Menjawab:Memang ,Sesungguhnya Ilmu Dzohir itu Sesuatu Yang Bisa Di logikakan,Sedangkan Ilmu Yang Di Terima Yang Berasal Dari Ilmu Dzohir Adalah Ilmu Ilmu Yang Bermanfa'at Dan Amal Amal Solikh,Adapun Ilmu Bathin Yang Sebenarnya Adalah Hanya Pengetahuan Pengetahuan Tentang Ketuhanan Yang Menjadi Rukhnya Ilmu Ilmu Dzohir Tsb,Yang Bisa Di nalar dan Di Terima.
       (Dan Serendah Rendahnya Nasib)Artinya Bagian Dari(Ilmu Bathin),Ketika Tidak Memungkinkan Bagi Seseorang Untuk Berhias Dengan Ilmu Bathin,(Adalah Membenarkan Keberada'an Ilmu Bathin itu sendiri) ,Dengan Perasa'an Mantap,Tanpa Canggung Dan Berada Dalam Keraguan,(Dan Menyerahkan persoalan Pengetahuan Bathin Pada Ahlinya),Artinya Dengan Tiada Mengingkari Terhadap Para Ahli Ilmu Bathin,Dengan Cara Menerima Hasil Jawaban Yang Di Pertanyakan Dari Arah Mereka,Dengan Lapang Dada,Dan Tanpa Goncangan Hati,Maka Seseorang Tsb Berada Pada Kedudukan Para Pecinta Ahli Ilmu Bathin,Sesungguhnya Orang Yang Mengingkari Atas Wali Walinya Allah Yang Telah Mewarisi Ilmunya Para Nabi,Maka Di khawatirkan Olehnya Akan Su'ul Khotimah,Semoga Keselamatan Senantiasa Berada Pada Orang Orang Yang Senantiasa Menyerahkan Sesuatu Pada Ahlinya.
      (Berkata Seorang Ahli Ma'rifath Yang Lain)Tentang Ilmu Yang Di Berlakukan Juga Oleh Pemilik Kitab Al Quut,Yaitu Ilmu Bathin,(:Barang Siapa Yang Pada Dirinya Terdapat Dua Pekerti) Ma'nanya Seseorang Yang Dua Pekerti Di Temukan Padanya,(Maka Tidak Akan Di Bukakan Padanya Barang Sedikitpun Dari Ilmu Ini)Artinya Ilmu Bathin,Yaitu Pekerti (Bid'ath) Bid'ath Adalah Pekerja'an Yang Berselisih Dengan Haluan Sunnath Nabi(Atau Pekerti Sombong) Artinya Seseorang Itu Akan Melihat Dirinya Lebih Besar Dari Yang lain,Berkata Imam Junaid:Yang Tertinggi Dari Tingkatan Sombong Yaitu Engkau Melihat Dirimu Sendiri Lebih Besar Dari Yang Lain,Sedangkan Serendah Rendahnya Tingkatan Sombong Yaitu Engkau Terlintas Di dalam Dirimu,Ma'nanya Dalam Hatimu,Lebih Besar Dari Yang Lain.
     (Di Katakan Bahwa:Barang Siapa Yang Mencintai Dunia)Ma'nanya Cenderung Mencintai Pada Kesenangan Kesenangan Dunia,Yang Demikian Seperti Mencintai Pada Ahli Dunia,Pada Beberapa Ilmu Terdapat Ilmu Yang Bisa Mendekatkan Pada Dunia,(Atau Terus Menerus Menuruti Pada Keinginan)Hawa Nafsu Diri Sendiri Atau Hawa Nafsu Syaithon,(Maka Ia Tidak akan Bisa Mendapat Khakikath Dengannya),Ma'nanya Dengan ilmu Bathin Dan Ia Tidaklah Mendapat Bagian Dari Ilmu Bathin.
      (Dan Terkadang Ilmu Bathin Itu Bisa Di Ambil Khakikatnya Dengan Ilmu Ilmu Dzohir,Sedikitnya Khukuman Bagi Seseorang Yang Mengingkari Keberada'an Ilmu Bathin Adalah Ia Tidak Akan Mendapatkan RizQi Bisa Mengenyam Ilmu Bathin Sedikitpun,Ilmu Bathin Itu Ilmunya Para SiddiQien Dan MuQorobin),Menurut Ungkapan Kitab Al Quut Adalah:Ulama' Bersepakat Bahwa Ilmu Bathin Itu Adalah Ilmunya Para SiddiQien,Dan Sesungguhnya Seseorang Yang Mendapat Bagian Dari Ilmu Bathin Adalah Termasuk Golongannya MuQorobien Yang Berada Diatas Derajatnya Ashkhabul Yamien.
     (Yang Kami Maksudkan Dengan Ilmu Bathin Yaitu Ilmu Mukasyafath,Ilmu Mukasyafath Adalah Ibarath Dari Nur)Ketuhanan,(Yang Bersinar Dalam Hati)Ma'nanya Hatinya Orang Yang Arief,Yang Oleh Allah Nur Itu Di Tempatkan Dalam Hatinya (Ketika Hati Telah Menjadi Suci)Dari Kotoran Ma'nawi,(Dari Sifat Sifat Hati Yang Tercela)Sebagian Ulama' Ma'rifath Berkata:
المكاشفة الحضور بنعت البيان من غير إفتقار إلى تأمل البرهان
"Mukasyafath Adalah Mengkhadlirkan Dengan Sifat Yang Jelas Tanpa Membutuhkan Pada Penelitian Fakta"
     (Jadilah Tersingkap Dari Cahaya Itu)Artinya Menjadi Jelas Karena Cahaya Itu,(Beberapa Perkara),Baik Secara Makhluk Dzohir Maupun Khakiki(Yang Sebelumnya Itu Terdengar Nama Namanya)Baik Secara Kutipan Dalil Maupun Taklid,(Kemudian Karena Nama Nama tsb,Bisa Terbayangkan)Dengan Perhitungan Pemahamannya(Tentang Ma'na Ma'na Yang Global),Ma'nanya Tanpa Perincian,Tanpa Mengkhakikatkan Dalam Nama 2 tsb (Tanpa Memfasihkan)Dari Rahasia Rahasianya,Artinya Karena Terlalu Samar Dan Detailnya,(Maka Jelaslah) Artinya Tersingkaplah (Ketika Itu) Setelah Mengkhakikatkan Dengan Keilmuan Ini.
     (Sehingga Hasil) Bagi Seorang Yang Arief (Ma'rifath Yang Khakiki) Dengan Lantaran Dzatnya Allah Dan Khakikat Allah (Dengan Lantaran Sifat sifatnya Allah Yang Sempurna )Artinya Sempurna Sifat Dzatnya Allah Baik Yang Sifatnya Tsubutiah Salbiyath Maupun Idlofiyath Dan Lain Lainnya,(Dengan Af'al2 nya Allah)Al Ghazali Mengisyaratkan Yang Demikian Dengan Terminologi Taukhid Dzat Taukhid Sifat Dan Taukhid Af'al,(Dengan Khikmathnya Allah Dalam Proses Terciptanya Dunia Dan Akhirath),Dan Proses Terciptanya Makhluk Yang Ada Dalam Dunia Dan Akhirath Yang Terkait Dengan Rahasia Rahasianya Yang Mengagumkan,(Dengan Lantaran Mengkhayati Cara  Allah meruntutkan perkara Dunia Atas perkara Akhirath)Dan Keada'an Dunia Laksana Ladang Untuk Menuju Akhirath Serta Sebagai Pandangan Untuk Tujuan Akhirath, (mengetahui tentang ma'na kenabian dan ma'na nabi dan ) di dalam keterangan ini akan berangsur tentang mengetahui (ma'na wahyu) pembagian dan derajat2 nya, yang nanti akan datang penjelasannya pada akhir bab yang Ke tujuh, (mengetahui ma'na lafadz malaikat) yaitu malaikat pembawa wahyu dan pembagian2 mereka, (dan ma'na syaithon) ma'nanya mengetahui tentang  tingkatan mereka,bagaimana mereka memusuhi manusia dan bagaimana penyebabnya serta bagaimanakah cara menjaga dari kejahatan mereka (dan) akan berangsur mengetahui tentang ma'na wahyu serta mengetahui ma'na malaikat pembawa wahyu, selanjutnya mengetahui tentang (bagaimana penampakan malaikat pada para nabi ) menurut bentuk yang berbeda beda, khutbah khutbah dan pembicara'an2 mereka pada para nabi,akan terus berangsur pada mengetahui tentang (bagaimanakah sampainya wahyu pada para nabi) dan dari keberangsuran ini akan berpindah pada (mengetahui tentang malaikat malaikat langit dan bumi, dan setelah ini akan kembali pada ma'rifat atau mengenal hati) yang mana ma'rifat atau mengenal hati adalah sample dari banyaknya pengetahuan dan di dalamnya terdapat keajaiban keajaiban,(dan) ketika dalam keada'an yang demikian,akan tersingkap baginya(bagaimana cara berbenturannya bala tentara syaithon dan bala tentara malaikat dalam hati) artinya bagaimanakah seseorang memakmurkan hatinya dengan nur nur dan curahan curahan,dan bagaimanakah seseorang merusaknya dengan perkata'an2 dan sifat sifat yang tercela, dan dalam persoalan hati akan berkisar pada (mengetahui tentang perbeda'an antara bisikan bisikan malaikat dan bisikan bisikan syaithon,dan) setelah ini akan berkisar pada (mengetahui tentang) negeri (akhirath),alam Akhirath dan keajaibannya,dalam ilmu ini akan berkisar pada mengetahui (surga dan neraka), dan sesuatu yang ada bagi keduanya dari persoalan hukum hukum (dan) disanalah akan terungkap baginya tentang mengetahui (siksa kubur) yaitu tempat tempat sempit yang menjadi penghubung antara dua alam,(dan) pada alam akhirat akan berkisar pengetahuan tentang rahasia rahasia (Shiroth/ jembatan,Mizan/timbangan amal,mengetahui tentang Al khaudl/telaga dan khisab/perhitungan amal ),bagaimana cara melewatinya dan selisihnya keadaan keadaan orang yang melewatinya, dan pada alam akhirath akan berkisar mengetahui khakikat timbangan amal dan rahasia rahasianya,Khakikat telaga dan orang yang melewati dan tertolak darinya, khakikat khisab dan cara caranya, Khakikat tentang siapa yang di berikan catatan catatan amal dengan tangan kanannya atau tangan kirinya, Dan tatkala demikian akan tersingkap baginya rahasia rahasia dari Al Qur'an secara menyeluruh lebih khusus firman Allah (إقرأ كتابك كفى بنفسك اليوم حسيبا) "bacalah kitabmu/catatan amalmu, cukuplah dirimu sendiri di hari ini sebagai orang yang menghitung terhadap dirimu, Al isro' :14. Artinya sebagai seorang penghitung, seperti lafadz الجليس tapi dengan menggunakan ma'na lafadz الجالس. Kadang juga diungkapkan dengan orang yang mencukupkan dirinya sendiri dengan menghitung, dan firman Allah كفى بالله حسيبا
Dan cukuplah Allah Sebagai penghitung amal amal mereka, ma'nanya adalah yang menghitung pada amal amal mereka, karena tidaklah samar bagi Allah apapun amal amal mereka, serta firman Allah:
وإن الدار الآخرة لهي الحيوان لو كانوا يعلمون [العنكبوت:٦٤
Sesungguhnya negeri Akhirath itulah Kehidupan yang sebenarnya kalau mereka mengetahui (hal tersebut, ma'nanya: niscaya mereka tidak akan memilih perkara duniawi, dan mereka memilih meninggalkan perkara akhirath,kalau saja mereka mengetahui), tafsir jalalain, Al Ankabut ayat 64. Pada dasarnya ma'na khayawan adalah tempat kekalnya kehidupan, akan tetapi kemudian di katakan dengan dua ungkapan,yang pertama adalah sesuatu yang bisa di rasakan dengan panca indera seperti halnya jenis jenis hewan yang dapat di raba, yang kedua adalah sesuatu yang memiliki kekekalan dan abadi, inilah sesuatu yang negeri akhirath di sifati dengannya seperti pada firman Allah لهي الحيوان Ma'nanya Kehidupan yang sebenarnya.kalam pengingat dengan menggunakan taukied(huruf pengukuhan) pada lafadz لهي, itu artinya bahwa penggunaan ma'na khayawan yang khakiki dan selamanya itu adalah menunjukan Ma'na sesuatu yang tidak akan mengalami fana' bukan sesuatu yang kekal dalam suatu waktu namun kemudian fana', di katakan: bahwa ma'na khayawan (kehidupan yang khakiki) itu berlangsung pada setiap sesuatu yang hidup, ma'nanya adalah seseorang yang kepada jalan kehidupan akhirath itu lebih beruntung dengan kekekalan yang abadi.(dan)tentang alam akhirath akan berkisar pengetahuan (mengenai perjumpa'an dengan Allah Azza wa jalla),dan (ma'na bisa memandang/melihat secara langsung Dzatnya Allah Al kariem) serta kelezatan memandangnya,(dan) ma'na (dekat dari padaNYA, berkedudukan di sampingnya dan) mengerti ma'na (hasil Kebahagia'an) yang abadi, yang terungkap dengan adanya delapan perkara,sebagaimana telah terdahulu isarat mengenai hal ini, (lantaran bisa menemani mala'ul A'la atau golongan tertinggi derajatnya di sisi Allah) yaitu para mlaikat, ma'na Al mala' adalah kelompok atau golongan yang memenuhi pandangan mata, (berteman dengan malaikat) di dalamnya terdapat ma'na takhsies/pengkhususan, yaitu malaikat, setelah ma'na ta'miem/umum,yaitu para malaikat atau mala', (dengan para nabi) dan SidieQien/ orang2 yang benar, (dan) mengetahui (ma'na selisihnya tingkatan penghuni surga) sesuai dengan perbeda'an derajat2 mereka, (sehingga sebagian mereka dapat melihat Sebagian yang lain, sebagaimana) salah satu dari kita dapat (melihat bintang yang cemerlang) maksudnya bercahaya (di langit yang jauh, dan dapat berkisar pada pengetahuan yang lain2 dari sebagian pengetahuan yang teramat panjang perinciannya).
     (Bagi manusia dalam pengertian pengertian urusan ini,setelah tashdiek,) membenarkan,lagi memantapkan (dasar dasarnya,terdapat makom makom) kedudukan serta tingkatan tingkatan (yang berbeda beda). 
     (Sebagain mereka melihat) dan berkeyakinan,(bahwa keseluruhan itu adalah perumpama'an perumpama'an). maksudnya ketika seseorang melihat bahwa sesuatu yang berasal dari dasar dasar pengetahuan tentang akhirat itu tidak bisa di temukan dengan dalil Qiyas,tidak bisa di gambarkan dengan lantaran melafadzkan,dan tidak bisa menopang baginya sebuah Khakikat,karena sangat asing baginya,banyak kerancuannya,detail ma'nanya,keluar dari batasan batasan yang selaras,serta pengaruh penjelasan pengetahuan akhirath yang menyesuaikan pada setiap sesuatu yang padanya manusia itu tumbuh,dan mereka tidak menyaksikan lainnya dari sesuatu yang bisa di rasakan,masuk akal,pasti dan bisa di lihat.
      (Dan sesungguhnya sesuatu yang telah Allah janjikan) dan persiapkan (pada hamba hambanya yang shalih,itu sesuatu yang matapun takan bisa melihat,telingapun tidak bisa mendengar, dan hati manusiapun Takan bisa terlintas, dan bahwasanya tiada syurga yang bersama makhluk melainkan hanya sifat sifat syurga dan nama2nya) saja.
      (Sebagian mereka) manusia (berpendapat bahwa bagian dari itu) pengetahuan tentang Akhirath (sebagiannya merupakan perumpama'an perumpama'an, dan sebagian yang lain itu,sesuai dengan khakikat pengetahuan tentang akhirath yang dapat di fahami dari lafadz lafadznya, senada yang demikian diatas sebagian mereka ada yang berpendapat bahwa puncaknya ma'rifat pada Allah azza wa jalla adalah pengakuan dalam hati yang mendalam tentang kelemahan,yang jauh dari pada mengenal Allah,dan pada akhirnya seseorang akan mengatakan bahwa kelemahan dari menjangkau sebuah jangkauan itu sebenernya sudah menjangkau,sebagian yang lain mengklaim hal hal yang agung tentang ma'rifat pada Allah) sesuai dengan kadar kedudukan dimana ia di berikan kedudukan oleh Allah,dan dengan mengkalkulasi atas curahan hidayah yang telah Allah berikan curahan padanya,(sebagian mereka) orang2 yang telah di berikan ma'rifat ada yang berkata,(ketentuan ma'rifat pada Allah adalah batas akhir,dimana pada batas akhir tersebut keyakinan seluruh orang awam telah sampai pada penghujung keyakinan mereka,yaitu) mengenal Allah dengan dzat dan sifatNy, (bahwasanya Allah itu maujud/ada,memiliki sifat Aliem/maha mengetahui,koodirun/maha berkuasa,samie'un/maha mendengar,bashierun/maha melihat,mutakalimun/maha berbicara) pengarang ikhya meringkasnya demikian.kemudian (kami) pengarang ikhya (memaksudkan dengan istilah Ilmu Mukasyafath agar tutup mata hati bisa terangkat) dan tersingkap tabir kegelapan hati kemudian menjadi terang benderang dengan nur ma'rifat, (sehingga baginya menjadi nyata,apa itu tampak jelasnya sebuah kebenaran,pada keterangan2 ini) ilmu tentang akhirath (dengan sejelas jelasnya,yang menempati seperti kedudukan bisa dipandang mata) seraya bisa di saksikan secara kasat mata (yang tidak ada keraguan apapun di dalamnya) ini adalah tingkatan yakien yang Khakiki. Sesungguhnya pengarang ikhya dalam cakupan ini menyebutkan lima ungkapan yaitu : 
   1.Sesungguhnya segala hal yang sifatnya demikian(pengetahuan tentang akhirath) adalah murni perumpama'an perumpama'an tanpa esensi
   2.Sebagiannya adalah perumpama'an perumpama'an dan sebagian yang lain adalah khakiki.
  3.Seseorang tidak akan mengetahui sejatinya yang demikian,dari arah penguasa'an maupun yang lainnya, karena kelemahan akal manusia.
  4.Klaim dengan kema'rifatan dari arah ma'na yang khakiki.
  5.meringkas atas apa yang orang orang awam sudah berada pada penghujung keyakinannya.
          Kemudian pengarang ikhya mengatakan: "tidaklah akan terangkat tutup kegelapan hati dari urusan ini, melainkan terhadap orang yang di berikan rizQi Ilmu mukasyafath", kemudian pengarang ikhya menjelaskan kebenarannya sesuai dengan keadaan bahasan ilmu akhirath,beliau Berkata: "Keadaan Ini (Rizki Ilmu Mukasyafath) sangat  memungkinkan ada pada sifat mutiara ke insanan, karena di dalamnya terdapat pembanding yang sifatnya dzat yang telah di titipkan padanya, (kalau saja cermin hati yang telah bersinar, itu debu dan kotorannya telah bertumpuk tumpuk dan) berkarat (karena  sebab pengaruh kotornya dunia) ma'nanya terkena kenajisan sifat duniawi,maka sebaliknya,tidak memungkinkan mendapatkan keadaan rizki Ilmu mukasyafat.dalam hukum menyibukkan dengan amal amal yang demikian,yang tidak ada hubungannya terhadap ilmu jalan akhirath, terdapat bagian tersendiri.
     (Sesungguhnya ma'na ilmu jalan akhirath), dalam sebuah revisi kitab terdapat kata "sesungguhnya kami memaksudkan dengan belajar ilmu jalan akhirath" (ialah Ilmu bagaimana cara menghias,merawat,dan mensucikan ini) cermin hati, (dari perkara2 keji) dan kotor (yang menjadi hijab) penghalang (dari Allah ta'ala dan dari mengenal sifat sifat dan af'al af'alnya) sebagaimana ma'rifat sebenarnya,rahasia rahasianya dan runtutan runtutannya.
      (Penjernihan dan penyucian hati akan sempurna,hanya dengan menahan) mencegah dan melindungi (dari syahwat2) yang dalam jiwa,dalam menuruti syahwat itu terdapat sempurnanya keberuntungan,dalam sebuah revisi terdapat kata "dari syubhath", inilah yang termasuk dalam kategori attakholiy/menanggalkan syahwathnya,(dan Iktida' dengan para nabi) ma'nanya mengikuti thoriQothnya para nabi, (dengan seluruh akhwalnya) inilah yang termasuk dalam kategori Attakhaliy/menghias hati.
      (Maka sesuai dengan kadar ilmu  yang bersinar) artinya bisa tersingkap (dari dalam hati dan ilmu itu sejajar) artinya sebanding (dengan hati pada arah yang hak, maka ilmu itu akan berkelap kelip) artinya ilmu itu akan terang dan berkilat (khakikat khakikatnya) artinya Khakikat ilmu tsb. (Sama sekali tidak ada jalan padanya) pada bersinarnya hati seseorang (melainkan dengan jalan riyadloth yang perinciannya akan datang) artinya dengan melatih jiwa dengan jalan bermujahadath dan menghinakannya, yang padanya mempunyai disiplin dan syarat2, yang penjelasannya akan datang dalam  kitab ini, (pada tempatnya), yang layak dalam penjelasanya,(dan dengan jalan belajar) pada seorang mursyied yang berhak. Dalam sebuah revisi kitab terdapat lafadz "dan dengan ilmu dan belajar.
      (Ini adalah ilmu ilmu) yang oleh pengarang ikhya untuk menyembunyikannya,dan sesungguhnya ilmu ilmu ini adalah ilmu (yang tidak tertulis dalam kitab kitab) karena ilmu ilmu tersebut bersifat olah roso dan tersingkapnya tabir hati yang hanya bisa di jangkau dengan musyahadath/menyaksikan secara langsung, tidak diambil dari dalil dan burhan/ fakta fakta ilmiah, dan karena sesuatu yang tertulis dalam sebuah buku itu akan bisa terletak dan bergantung pada tangan orang yang benar 2 ahli maupun tangan bukan ahlinya, kalau yang memegang itu bukan ahlinya mengetahui ilmu tsb,maka akan jatuh pada kebingungan yang besar,yang padanya akan runtut kerusakan kerusakan. (Seseorang yang telah di berikan ni'mat ilmu tsb oleh Allah,hendaklah ia tidak membicarakannya selain bersama pakar ilmu tsb) bila tidak maka sungguh ia telah menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya, yang demikian terlarang baginya. (Dia) pakarnya (adalah sekutu dalam ilmu ini) dengan olah rosonya yang sehat dan pemahamannya yang konsisten, pembicaraan ilmu tsb beserta ahlinya (itu dengan jalan mudzakaroth/saling ingat mengingatkan dan dengan cara pembicara'an yang sifatnya rahasia). Berkata Al Ghozali dalam kitabnya "Al munkid minnadlolal", sesungguhnya wajib bagi Ulama' menjelaskan sesuatu yang jelas dari ummatnya dari yang hak, bukan sesuatu dari kebenaran yang belum jelas bagi mereka, tidaklah Ulama' itu menjelaskan pada satu persatu orang sesuatu yang kebenaranya itu telah jelas,ulama hanya menjelaskan sesuatu yang akan bisa di cerna oleh akalnya dan bisa mengambil manfaat dari penjelasannya itu, bukan yang lain lainnya.
      (Ini adalah ilmu khofi yang di kehendaki Rosulullah saw, dengan sabdanya:
إن من العلم كهيئة المكتوم لا يعرفه إلا أهل المعرفة بالله فإذا نطقوا به لم يجهله إلا أهل الاعتبار به فلا تحقروا عالما آتاه الله علما فإن الله لم يحققه إذ آتاه العلم
    "Sesungguhnya sebagian dari ilmu itu ada ilmu yang sifatnya tersembunyi,yang tidak akan mengetahuinya melainkan oleh ahli ma'rifat billah,maka ketika mereka mengucapkannya,tidaklah akan mengatakan bodoh padanya,melainkan orang yang tertipu terhadap Allah,maka janganlah kamu menghina orang Aliem yang Allah telah berikan padanya ilmu,karena sesungguhnya Allah tidaklah menghinanya ketika memberikan ilmu padanya".)
     Berkata imam Al iroki: Abu abdirokhman mukhamad bin Al khusain Assalami meriwayatkan khadits yang beliau kumpulkan dalam kitab Al arba'ik tentang tashowuf dari riwayathnya abdi salam bin sholikh ,beliau dari Sufyan bin uyaiynath ,dari Ibnu juraij ,dari atho' dari Abi ghurairoth RA berkata: bersabda Rosulullah saw :sesungguhnya sebagian dari ilmu, itu ada ilmu yang sifatnya tersembunyi,yang tidak akan mengetahuinya melainkan orang orang yang aliem (Ulama') dengan Allah azza wa jalla maka ketika mereka mengucapkannya tidak akan mengingkarinya melainkan orang2 yang tertipu dengan Allah azza wa jalla. Dan dari jalur Abi abdirokhman mukhamad bin khusain assalami, addailami meriwayathkannya dalam musnad alfirdaus,dan Abdussalam bin bin sholikh yaitu yang berkuniah abu shulti Al harowiy, khadits dengan kualitas yang sangat dlo'if.

        Wallahu A'lam, sholawat dan dan salam semoga tercurah atas junjungan nabi besar Sholallahu alaihi wasalam dan atas semua hamba yang terpilih ,wassalam.


           Selesai di Jakarta,Jum'at 12/02/ 21, jum'at Wage 30 Jumadil akhir 1950 j ,Jum'at 30 jumadil akhir 1442 h.

 
                                       Mujierokhman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keragaman Pengetahuan Al Qur'an

penyegaran Kembali Memaknai AlQur'an

Ilmu Bagian Dari Ibadah.