Penyegaran Kembali Memaknai Al Qur'an Season 2

Upaya Pemahaman Al Qur'an Dengan Memahami Ma'na Yang Sebenarnya

    3.(Yang Ketiga)Dari Pembelajaran Tentang Keasingan Dalam Ma'na Al Qur'an Yaitu:Al Mukarorr,Maksudnya Lafadz Yang Terulang,Yang Terpisah,Yang Bermaksud Untuk Menyambungkan Kalam Pada Tafsir Dzhohir Contoh:
اَ لَاۤ اِنَّ لِلّٰهِ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ ۗ  وَمَا يَتَّبِعُ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ شُرَكَآءَ  ۗ  اِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ
"
(Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi) sebagai hamba-Nya, milik-Nya dan sebagai makhluk-Nya. (Dan tidaklah mengikuti orang-orang yang menyeru) yang menyembah (selain daripada Allah) selain Allah, yaitu berupa berhala-berhala (berupa sekutu-sekutu) bagi-Nya secara nyata, Maha Suci Allah dari sekutu-sekutu (tidaklah) tiada lain (mereka mengikuti) dalam hal tersebut (melainkan hanya dugaan saja) mereka menduga bahwa berhala-berhala sesembahan mereka itu adalah tuhan yang dapat memberikan syafaat terhadap diri mereka (dan tidaklah) tiadalah (keadaan mereka melainkan hanya berdusta belaka) yakni berbuat dusta dalam hal tersebut."(Jalalain,Yunus 10: Ayat 66)
        Lafadz اِنْ يَّتَّبِعُوْنَ  Adalah Pengulangan Dari Kalam Sebelumnya Yaitu: وَمَا يَتَّبِعُ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ Yang Terpisah,Contoh Lain:
قَالَ الْمَلَاُ الَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْا مِنْ قَوْمِهٖ  لِلَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا لِمَنْ اٰمَنَ مِنْهُمْ اَتَعْلَمُوْنَ اَنَّ صٰلِحًا  مُّرْسَلٌ مِّنْ رَّبِّهٖ ۗ  قَالُـوْۤا اِنَّا بِمَاۤ اُرْسِلَ بِهٖ مُؤْمِنُوْن
"(Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata) maksudnya mereka yang sombong tidak mau beriman kepada Saleh (kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka,) di antara kaumnya, menjadi badal dari lafal yang sebelumnya dengan mengulangi huruf jar (Tahukah kamu bahwa Saleh diutus menjadi rasul oleh Tuhannya?) kepadamu (Mereka menjawab,) 'Ya, betul.' (Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu yang Saleh diutus untuk menyampaikannya.)"
(Jalalain,Al-A'raf 7: Ayat 75) Yang Ma'nanya:معناه الذين استكبروا لمن آمن من الذين استضعفوا Orang Orang Yang Menyombongkan Diri(Dari Kaumnya Nabi Shaleh)Berkata Terhadap Orang2 Yang Di anggap Lemah Diantara Mereka Yang Telah Beriman
       4.(Yang Ke Empat),Dari Pembelajaran Tentang Keasingan Dalam Ma'na Al Qur'an Yaitu Pembelajaran Tentang MuQodam Dan Mu'akhor,Maksudnya Adalah Lafadz Yang Mestinya harus Di Dahulukan Dan Di Akhirkan,Keasingan Ma'na Yang Seperti Ini Sering Di Sebut Dengan Istilah Madzonathudzon/Tempat Dugaan Sering Di Temuinya Sebuah Kekeliruan Dalam Ma'na Seperti Halnya Firman Allah Di Bawah Ini:
وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ لَــكَانَ لِزَامًا وَّاَجَلٌ مُّسَمًّى
"(Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Rabbmu yang telah terdahulu) untuk menangguhkan azab daripada mereka hingga hari kemudian (niscayalah) pembinasaan itu (pasti) menimpa mereka sejak di dunia (dan waktu yang telah ditentukan) waktu yang telah dipastikan bagi azab mereka. Kalimat ayat ini di'athafkan kepada Dhamir yang terkandung di dalam lafal Kaana dan menjadi pemisah di antara keduanya adalah Khabar Kaana yang berfungsi sebagai pengukuh makna. Maksudnya; dan di hari kemudian, azab akan menimpa mereka pula."
(Tafsir Jalalain Toha Surat Ke 20 Ayat 129),Ma'nanya:Dan Sekiranya Tidak Ada Ketetapan Dari Tuhanmu Yang Telah Terdahulu,Dan Waktu Yang Telah Di Tentukan,Niscaya(Pembinasaan Itu)Pasti Menimpa Mereka Sejak Di Dunia,Dan Sekiranya Tidak Demikian Niscaya Telah Menimpa Pada Mereka Di Dunia Seperti Halnya Sebuah Ketetapan,Lafadz وَّاَجَلٌ مُّسَمًّى Seharusnya Di Dahulukan Yang Jatuh Setelah Lafadz سَبَقَتْ
      Firman Allah Azza Wa Jalla:
  يَسْــئَلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا
(Mereka bertanya kepadamu seolah-olah kamu benar-benar mengetahui) terlalu berlebihan di dalam bertanya (tentang kiamat itu) sehingga engkau memberitahukan tentangnya
(Tafsir Jalalain Al-A'raf  Surat Ke 7: Ayat 187) Ma'nanya:أي يسألونك عنها كأنك حفي بها   Mereka (Penduduk Makkah)Bertanya Kepadamu (Mukhamad),Tentang Hari Qiyamath Itu,Seolah Olah Kamu Benar2 Mengetahui Tentangnya,lafadz عَنْهَا Seharusnya Di Dahulukan Jatuh Setelahnya Lafadz يسألونك
        Firman Allah SWT: to
لَهُمْ دَرَجٰتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ 
(Mereka Akan Memperoleh  Beberapa Derajat Ketinggian) Kedudukan Kedudukan Di Sorga(Di Sisi Tuhannya Dan Ampunan  Serta RizQi Yang Mulia)Di Surga
(Jalalain  Al-Anfal Surath Ke 8: Potongan Ayat Ke 4)
          Allah SWT berfirman:
كَمَاۤ  اَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنْۢ بَيْتِكَ بِالْحَـقِّ
"(Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran) jar dan majrur berta`alluq pada lafal akhraja
(Jalalain  Al-Anfal Surath Ke 8: Awal Ayat Ke 5)
        Bila Kita Perhatikan Dengan Seksama Potongan Dua Ayat Ini Sebenarnya Adalah Sebuah Kalam Yang Tidak Tersambung,Akan Tetapi Pada Potongan Ayat Yang Ke 2 Itu Akan Kembali (Tersambung )Dengan Ayat Sebelumnya Yaitu:
قُلِ الْاَنْفَالُ لِلّٰهِ وَالرَّسُوْلِ 
(Katakanlah)Kepada Mereka(Harta Rampasan perang Itu Kepunyaan Allah Dan Rosulanya) Harta Rampasan Itu Terserah Kehendak Allah Dan Rosulnya
(jalalain Al-Anfal Surath Ke 8: Ayat 1)
         Yang Apabila Di Gabungkan Menjadi:
قل الانفال لله والرسول كما أخرجك ربك من بيتك بالحق أي فصارت أنفال الغنائم لك إذ أنت راض بخروجك وهم كارهون فاعترض بين الكلام الأمر بالتقوى وغيره
   Katakanlah,Wahai Mukhamad Kepada Mereka Bahwa Harta Rampasan Perang Itu Kepunyaan Allah Dan Rosulnya,Harta Rampasan Perang Itu Ma'nanya Terserah Kehendak Allah Dan Rosulnya,Sebagaimana Tuhanmu Menyuruhmu Pergi Dari Rumahmu Dengan Membawa kebenaran,Dalam Artian"Maka Jadilah Harta Harta Rampasan Perang Itu Menjadi Milikmu Bila Engkau Ridlo Dengan Keluarnya Engkau Dari Rumahmu,Sementara Mereka Dalam Keadaan Membenci,Dengan Makna Demikian Maka Akan Terpaparlah Diantara Kalam Perintah Maupun Yang Lainnya,Contoh Seperti Inilah Yang Di Sebut Dengan Ma'na Muakhor
        Contoh Lain Yang Masih Serupa Dengan Jenis Ini Yaitu Pada Surath Al Mumtahanath Ayat 4
قَدْ كَانَتْ لَـكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْۤ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗ اِذْ قَالُوْا لِقَوْمِهِمْ اِنَّا بُرَءٰٓ ؤُا مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖ  كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَآءُ اَبَدًا حَتّٰى تُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ وَحْدَهٗۤ اِلَّا قَوْلَ اِبْرٰهِيْمَ لِاَبِيْهِ لَاَسْتَغْفِرَنَّ لَـكَ وَمَاۤ اَمْلِكُ لَـكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ ۗ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَاِلَيْكَ اَنَـبْنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
"(Sesungguhnya Telah Ada Suri Teladan Bagi Kalian) Lafadz اُسْوَةٌ Dapat Pula Di Baca إسوة [Iswathun] Artinya  Tauladhan (Yang Baik Pada Nabi Ibrohim) Ma'nanya Pada Diri Beliau Nabi Ibrohim, Baik Perkataan Maupun Perbuatannya ( Dan Pada Orang Orang Yang Bersama Dia/Nabi Ibrohim)Yaitu Dari Kalangan Orang Orang Yang Beriman(Ketika Mereka[Orang2 Yang Beriman] Berkata Pada Kaum Mereka" Sesungguhnya Kami Berlepas Diri) lafal بُرَءٰٓ Adalah Bentuk Jama' Dari Lafadz Barii'un, wazannya sama Dengan lafal zharifun yang Jama'nya zhurafaa'u (Dari Kalian,Apa Yang Kalian Sembah selain Allah,Kami Ingkar Pada Kekafiran Kalian)Kami Membenci Kekafiran Kalian (Dan Telah Nyata Antara Kami Dan Kalian Permusuhan Dan Kebencian Untuk Selama Lamanya ) lafal wal baghdhaa'u abadan dapat dibaca secara tahqiq dan dapat pula dibaca secara tashil, yakni mengganti huruf hamzah yang kedua menjadi wau (sampai kalian beriman kepada Allah semata. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya, Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu) perkataan ini merupakan perkataan yang dikecualikan daripada pengertian suri teladan tadi. Maka sekali-kali kalian tidak boleh mengucapkan kata penyesalan seperti itu, seumpamanya kalian memohonkan ampunan buat orang-orang kafir. Dan juga perkataan Nabi Ibrahim berikut ini (dan aku tiada dapat melindungimu dari Allah) dari siksaan dan pahala-Nya (barang sedikit pun.) Nabi Ibrahim mengungkapkan kata-kata ini sebagai kiasan, bahwasanya dia tidak memiliki buatnya selain dari memohonkan ampun. Perkataan ini pun termasuk di antara hal yang dikecualikan untuk tidak boleh diikuti, karena sekalipun pengertian lahiriahnya sebagai ungkapan penyesalan, akan tetapi maksudnya berkaitan dengan pengertian kalimat yang pertama. Pengertian lahiriah kalimat yang kedua ini sama dengan pengertian yang terkandung di dalam firman Allah swt.,  Katakanlah! 'Maka siapakah gerangan yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudaratan bagi kamu.' (Q.S. Al-Fath 11) Permohonan ampun Nabi Ibrahim buat bapaknya ini sebelum jelas bagi Nabi Ibrahim, bahwa bapaknya itu adalah benar-benar musuh Allah, sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam surah Al-Bara'ah atau surah At-Taubah. (Ya Rabb kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.) Kalimat ini termasuk doa yang selalu diucapkan oleh Al-Khalil atau Nabi Ibrahim dan orang-orang beriman yang bersamanya; yakni, mereka mengucapkan kata-kata tersebut."
(Jalalain Al Mumtahanah Surath Ke 60, Ayat 4)
          5.Yang Ke Lima [Dari Pembelajaran Tentang Keasingan Dalam Ma'na Al Qur'an] Yaitu Tentang Terminologi Al Mubham,Apa Maksud Al Mubham? Tahukah Anda Tentang Al Mubham Dalam Ilmu Pemahaman Ma'na2 Al Qur'an?
        Al Mubham Sebagaimana Yang Sudah Di Kemukakan Imam Al Ghazali Dalam Keterangan Tulisan Beliau,Ikhya' Ulumidien Yaitu:
المبهم وهو اللفظ المشترك بين معان من كلمة أو حرف
      Lafadz Yang Berma'na Musytarok [Bersekutu Dalam Lafadznya/Sama,Diantara Beberapa Ma'na],Akan Tetapi Berbeda Ma'na Dan Maksudnya,Dari Sebagian Kalimath Atau Khuruf.Untuk Mempermudah Pemahaman Al Mubham, Secara Spesifik Imam Al Ghazali Memisahkan Dua Contoh Al Mubham Yang Berasal Dari Sebuah Kalimat Dan Huruf Dengan Pembagian Sebagai Berikut
      1.Yang Berasal Dari Sebuah Kalimat.
Lafadz Musytarok Yang Berasal Dari Sebuah Kalimat Diantaranya,الشيء ,والقرين والأمة, والروح (Syai'un,Qorin,Ummath Dan Arruh/Ruuh,Dan Pepadan Pepadanya
A.Contoh الشيء Dalam Al Qur'an
     _ Berma'na NafQah
ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا عَبْدًا مَّمْلُوْكًا لَّا يَقْدِرُ عَلٰى شَيْءٍ
"(Allah Allah Membuat Perumpamaan)Lafadz Matsalan Ini Kemudian Di Jelaskan Oleh Badalnya Yaitu(Dengan Seorang Hamba Sahaya Yang Di Miliki)Lafadz Mampukan Ini Berkedudukan Menjadi Sifat Dari Lafadz Abdan,Di Maksudkan Untuk Membedakannya Dari Manusia Lain Yang Merdeka,Karena Manusia Yang Merdeka  Di Sebutkan Dengan Istilah" Abdullaah" Atau Hamba Allah(Yang Tidak Dapat Bertindak Terhadap Sesuatu)Karena Ia Tidak Memiliki Apapun
(Tafsir Jalalain An Nahl Surath Ke 16 Potongan  Ayat 75)
        Lafadz شَيْءٍ Dalam Ayat Ini Berlaku Ma'na Nafkah,Sebagaimana Tafsir Jalalain Menyebutnya Dengan Tafsir"Karena Ia Tidak Memiliki Apapun "Dalam Hal Ini Adalah NafQah Dari RizQinya,Sebagaimana laiknya Orang lain Yang Merdeka.
   _Berma'na Perintah Untuk,Sesuatu
      Firman Allah
وَضَرَبَ  اللّٰهُ مَثَلاً رَّجُلَيْنِ اَحَدُهُمَاۤ اَبْكَمُ لَا يَقْدِرُ عَلٰى شَيْءٍ
"(Dan Allah membuat pula perumpamaan) lafal matsalan ini kemudian dijelaskan oleh badalnya, yaitu (dua orang lelaki yang seorang bisu) dilahirkan dalam keadaan cacat tidak dapat berbicara (tidak dapat berbuat sesuatu pun) karenanya ia tidak dapat menangkap pemahaman dan tidak pula dapat memberikan pemahaman
(Tafsir Jalalain Anahl Surath Ke 16:potongan Pertama Ayat 76)
        Lafadz شَيْءٍ Yang Bila Di Terjemahkan Berarti"Sesuatu Apapun"Namun Dalam Ayat Ini Yang Di Maksudkan شَيْءٍ Mempunyai Ma'na Yaitu Perintah Untuk Berbuat Adil Dan IstiQomath Sebagaimana lelaki Yang Satunya.
     __Berma'na Sebuah Rahasia
      Allah SWT berfirman:
قَالَ فَاِنِ اتَّبَعْتَنِيْ فَلَا تَسْئَـلْنِيْ عَنْ شَيْءٍ حَتّٰۤى اُحْدِثَ  لَـكَ مِنْهُ ذِكْرًا
"(Dia [Nabi Khidzir]Mengatakan,Jika Kamu [Nabi Musa],Ingin Mengikuti Saya,Maka Janganlah Kamu Menanyakan Kepada Saya) Dalam Sebuah Riwayat Qiroath Di Baca Dengan Lamm Berbaris Fatkhah Fan Nun Bertasdid(Tentang Sesuatu) Yang Akan Kamu Ingkari Menurut Pengetahuanmu Dan Bersabarlah Kamu,Jangan Menanyakannya Kepadaku (Sampai Saya Menerangkannya kepadamu)Hingga  Saya Menuturkan Perihalnya  kepadamu Berikut Sebab Musababnya.Kemudian  Nabi Musa Menerima Syarat Itu,Yaitu Memelihara Etika Dan Sopan Santun Antara Murid Terhadap Gurunya."
(Jalalain,Surat Al Kahfi Ayat 70)
      Lafadz شَيْءٍ (Tentang Sesuatu) Dalam Ayat Ini Di Maksudkan Oleh Beliau Nabi Khidzir,Adalah Sesuatu Yang Berasal Dari Sifat Sifat Rububiyath[Rahasia2 Ketuhanan],Yaitu Ilmu2/Pengetahuan Yang Seseorang Tidak Di Khalalkan Baginya Untuk Menanyakan Hal Yang Demikian,Sampai Pada Akhirnya Seorang Yang Arif Memulai Terlebih Dahulu Untuk Membahasnya Dalam Ulasan2 Keilmuan Yang Sifatnya Khakiki,Dalam Konteks Ini Adalah Sebuah Pesan Edukasi Moral,Etika Sopan Santun Yang Semestinya Bisa Di Mengerti Oleh Seorang Murid Terhadap Gurunya.
     _Bermaksud Sang Pencipta
      Allah SWT berfirman:
اَمْ خُلِقُوْا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ اَمْ هُمُ الْخٰلِقُوْنَ
"(Apakah Mereka Diciptakan Tanpa Sesuatu pun) Man'na nya Tanpa Ada Yang Menciptakannya/Sang KholiQ?(Ataukah Mereka Yang Menciptakan)Ma'nanya Diri Mereka Sendiri Dan tidak masuk akal ada makhluk tanpa pencipta, Dan Tiada Sesuatu Yang Ma'dum yakni Yang  Asalnya Tiada,Dapat Menciptakan Yang Menciptakannya,Yaitu Allah Yang Maha Esa.Mereka Tetep Tidak Mau MengesankanNYa Dan Tidak Mau Beriman Kepada Rosul Dan Kitabnya"
(Jalalain,ATTur Surath Ke 52: Ayat 35)
      Lafadz شَيْءٍ (Sesuatupun),Disini Ma'nanya Adalah KhaliQ/Sang Pencipta,Maksudnya Adalah:Apakah Mereka Di Ciptakan Tanpa Ada Yang Menciptakannya/KhaliQ (Sang Pencipta)
       Kadang Dalam Istifham Semacam Ini Di kesankan Dengan"Sesungguhnya Sesuatu Itu Tidak Di Ciptakan,Kecuali Dari Sesuatu.
     B.Contoh Ma'na Ma'na القرين Dalam Al Qur'an.
     _Berma'na Malaikat Yang Di Beri Tugas,Perwakilan
Allah SWT berfirman:
وَقَالَ قَرِيْـنُهٗ هٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيْدٌ
"(Dan yang menyertai dia berkata,) yakni malaikat yang diserahi tugas mencatat amal perbuatannya: (Inilah apa) yakni catatan amalmu (yang ada pada sisiku) yakni catatan amalmu yang ada padaku.Lalu dikatakan kepada malaikat Malik:
اَلْقِيَا فِيْ جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيْدٍ
"(Lemparkanlah olehmu ke dalam neraka Jahanam) maksudnya, lemparkanlah, atau cepat lemparkan. Menurut bacaan atau qiraat Imam Al-Hasan lafal Alqiyaa dibaca Alqiyan. Jadi asal kata lafal Alqiyaa adalah Alqiyan, kemudian huruf Nun Taukidnya diganti menjadi Alif sehingga jadilah Alqiyaa (semua orang yang ingkar dan keras kepala) maksudnya, membangkang terhadap perkara yang hak."
(Jalalain Qaf Surath Yang Ke 50: Ayat 23-24)
      Lafadz قَرِيْـنُ Dalam Ayat Ini Menunjukan Arti Yang Menyertai,Sebagaimana Jalalain Menerangkan,Namun Substantifnya Adalah Malaikat Yang Di Serahi Tugas/Di Beri Kuasa Sebagai Wakil,Yang Mencatat Amal Berbuatan Seseorang,Qorin Disini Juga Di Ma'nai Sebagai Malaikat Atied
     __ Berma'na Syaithon
     Allah SWT berfirman:
قَالَ قَرِيْنُهٗ رَبَّنَا مَاۤ اَطْغَيْتُهٗ وَلٰـكِنْ كَانَ فِيْ ضَلٰلٍۢ بَعِيْدٍ
"(Yang menyertai dia berkata) yakni setannya mengatakan: (Ya Rabb kami! Aku tidak menyesatkannya) kami tidak membuatnya sesat (tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh) lalu kami mengajaknya dan ternyata ia memenuhi ajakanku. Sedangkan dia menjawab, Setanlah yang menyesatkan aku, yaitu melalui ajakannya."(Jalalain,Qoff Surat Yang Ke 50 Ayat 27)
     Lafadz قَرِيْن (Yang menyertai)Dalam Ayat Ini Berma'na Syaithon.
     C.الأمة [Ummat]
Untuk lafadz الأمة Itu Di MuthlaQan Menjadi 8 Wajah
   1.Ummat(الأمة) Bisa Berma'na Jama'at,Golongan,Komunitas,Organisasi,Kelompok
Allah SWT berfirman:
وَلَـمَّا وَرَدَ مَآءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ اُمَّةً مِّنَ النَّاسِ يَسْقُوْنَ  ۖ  وَوَجَدَ مِنْ دُوْنِهِمُ امْرَاَتَيْنِ تَذُوْدٰنِ   ۚ  قَالَ مَا خَطْبُكُمَا   ۗ  قَالَـتَا لَا نَسْقِيْ حَتّٰى يُصْدِرَ الرِّعَآءُ  وَاَبُوْنَا شَيْخٌ كَبِيْرٌ
"(Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan) yaitu, sebuah sumur yang ada di negeri Madyan, makna yang dimaksud ialah dia telah sampai ke negeri Madyan (ia menjumpai di tempat itu sekumpulan) sekelompok (orang-orang yang sedang memberi minum) ternaknya (dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu) selain mereka (dua orang wanita yang sedang menahan ternaknya) maksudnya mencegah ternaknya supaya jangan merebut bagian air minum ternak orang lain. (Musa berkata) kepada kedua wanita itu, (Apakah gerangan yang terjadi pada kalian berdua?) maksudnya, mengapa kalian berdua tidak meminumkan ternak kalian berdua? (Kedua wanita itu menjawab, Kami tidak dapat meminumkannya sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan ternaknya). Lafal Ar Ri'a bentuk jamak dari Ra'in artinya penggembala. Maksudnya, sebelum mereka selesai dari meminumkan ternaknya, karena keduanya takut berdesak-desakan; setelah mereka bubar, baru meminumkan ternaknya. Menurut qiraat yang lain dibaca Yushdira yang berasal dari Fi'il Ruba'i yakni Ashdara, maknanya ialah, sebelum mereka membubarkan ternaknya dari sumur itu (sedangkan bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya) maksudnya, tidak mampu lagi untuk meminumkan ternaknya."
(Jalalain,Al Qasas Surath Ke 28 Ayat 23)
     2.Ummat (الأمة) Berma'na Pengikut Para Nabi,Contoh Ummat Nabi Mukhamad Dll
     3.Ummat (الأمة) Berma'na Seseorang Lelaki Yang Menghimpun Segala Kebaikan,Untuk Kemudian Dengan Segala Kebaikan Itu Seorang Lelaki Tsb Menjadi Panutan,Serta Suri Tauladan Bagi Pengikutnya,Dalam Al Qur'an Tuhan Telah Menganugerahkan Keistimewaan Demikian Pada Beliau Baginda Nabi Ibrohim Alaihissalam,Contoh Dalam Firman Allah:
اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ كَانَ اُمَّةً قَانِتًا لِّلّٰهِ حَنِيْفًا ۗ  وَلَمْ يَكُ مِنَ  الْمُشْرِكِيْنَ 
"(Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam) seorang penghulu yang menjadi panutan dan di dalam dirinya terkandung semua akhlak yang baik (lagi patuh) sangat taat (kepada Allah dan hanif) cenderung kepada agama yang lurus. (Dan sekali-kali dia bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.)"
(Jalalain,An-Nahl,Surath Ke 16: Ayat 120)
      4.Ummat (الأمة) Berma'na Addien (الدين)/Kepercayaan,Keyakinan,Agama.
Allah SWT berfirman:
بَلْ قَالُـوْۤا اِنَّا وَجَدْنَاۤ  اٰبَآءَنَا عَلٰۤى اُمَّةٍ وَّاِنَّا عَلٰۤى اٰثٰرِهِمْ مُّهْتَدُوْنَ
"(Bahkan Mereka Berkata"Sesungguhnya kami mendapati Bapak Bapak kami menganut suatu Agama) yang diyakininya (Dan Sesungguhnya Kami)Berjalan Atau Mengikuti (Jejak Jejak Mereka Sebagai Petunjuk Kami')Dan Bapak Bapak Kami Itu Menyembah Selain Allah"
(Jalalain,Az-Zukhruf,Surath Ke 43: Ayat 22)
       5.Ummat (اُمَّةٍ) Berma'na Waktu/Periode.
Allah SWT berfirman:
وَلَئِنْ اَخَّرْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ اِلٰۤى اُمَّةٍ  مَّعْدُوْدَةٍ لَّيَـقُوْلُنَّ مَا يَحْبِسُهٗ ۗ  اَ لَا يَوْمَ يَأْتِيْهِمْ لَـيْسَ مَصْرُوْفًا  عَنْهُمْ وَحَاقَ بِهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ
"(Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai pada) datangnya (suatu waktu) beberapa waktu (yang ditentukan, niscaya mereka akan berkata) yang dimaksud dari keterangan ini adalah cemoohan (Apakah yang menghalanginya?) apakah gerangan yang mencegah turunnya azab. Sebagai sanggahannya Allah berfirman: (Ingatlah, di waktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan) tidak dapat ditahan lagi (dari mereka dan mereka diliputi) dikepung (oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya) yang dimaksud adalah mereka memperolok-olokkan azab itu sebelumnya."(Jalalain,Hud Ayat 8)
     6.Ummat (اُمَّةٍ) Berma'na Beberapa lamanya Waktu/Jaman.
Allah SWT berfirman:
وَقَالَ الَّذِيْ نَجَا مِنْهُمَا وَادَّكَرَ بَعْدَ اُمَّةٍ اَنَاۡ اُنَـبِّئُكُمْ بِتَأْوِيْلِهٖ  فَاَرْسِلُوْنِ
"(Dan berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua) yaitu salah satu di antara kedua teman sepenjara Nabi Yusuf, mantan penyuguh minuman raja (dan ia teringat) kepada Nabi Yusuf. Lafal waddakara pada asalnya ialah tadzakkara, kemudian huruf ta diganti dal, selanjutnya huruf dzal asal diidghamkan kepada dal sehingga jadilah iddakara, artinya sama dengan lafal tadzakkara, yaitu ingat (sesudah beberapa waktu lamanya) setelah Nabi Yusuf tinggal beberapa lama di penjara, lalu mantan penyuguh minuman raja itu berkata (Aku akan memberitahukan kepada kalian tentang orang yang pandai menakwilkan mimpi itu, maka utuslah aku kepadanya.) lalu mereka mengirimkan orang itu kepada orang yang dimaksudnya; kemudian orang itu mendatangi Nabi Yusuf seraya berkata kepadanya:"
(Jalalain, Yusuf,Surath Ke 12: Ayat 45)
    7.Ummat (اُمَّةٍ ) Berma'na Figur,postur,Di katakan Bahwa"Si Dia Adalah Seorang figur Yang Bagus,Ma'nanya Adalah"Si Dia Seorang Yang Bagus Postur Tubuhnya/Perawakannya.
     8.اُمَّةٍ (Ummat ) Berma'na Seorang Laki2 Yang Membawa Keyakinan(Agama),Yang Menyendiri/Terasing Dari Keyakinan Orang Lain,Yang Tidak Bersekutu Dengan Seorangpun Dari Kaumnya,Nabi SAW Bersabda:
يبعث زيد بن عمرو بن نفيل أمة وحده حديث يبعث زيد بن عمرو بن نفيل أمة واحدة أخرجه النسائي في الكبرى من 
حديث زيد بن حارثة وأسماء بنت أبي بكر بإسنادين جيدين 
     Zaid Bin Am'r Bin Nafail Diutus Tuhan Sebagai Seorang Lelaki Yang Membawa Agama(Agama Tauhid Dari nabi Ibrohim)Seorang Diri.Annasa'i Mentakhrij Hadits Ini Dalam kitab AlQubro Dari Haditsnya Zaid Bin Kharitsah Dan Asma' Binti Abu Bak'r Dengan Dua Kedudukan Sanad Yang Jayyid Semuanya.Siapakah Zaid Itu?
زيد بن عمرو بن نفيل، أشهر الموحدين قبل الإسلام، أصحاب العقول الناضجة، الذين لم يستسيغوا تلك الحجارة الموضوعة فوق الكعبة، ولا ما ينسج حولها من أساطير وخرافات، وأحد الذين عبروا الروابي والهضاب والصحاري، سير حثيث بحثًا عن الحق، فلم تستمله اليهودية ولا النصرانية، فعاد إلى مكة يعبد الله على دين إبراهيم عليه السلام حتى مات.
                    زيد بن عمرو بن نفيل
هو زيد بن عمرو بن نفيل بن عبد العزى بن رباح بن عبد الله بن قرظ بن رزاح بن عدي بن كعب بن لؤي بن غالب بن فهر بن مالك القرشي العدوي، والد سعيد بن زيد رضي الله عنه أحد العشرة المبشرين بالجنة، وابن عمعمر بن الخطاب رضي الله عنه، يجتمع هو وعمر في نفيل، وكان حنيفيًا على دين الخليل إبراهيم وابنه إسماعيل عليهما السلام، وكان لا يأكل ما ذبح على الأنصاب
      Zaid Bin Am'r Bin Nufail (Neville,Eropa),Adalah Termasuk Mashur Mashurnya Orang Yang Bertauhid Sebelum Datangnya Islam,Yang Mempunyai Pemikiran AQal Yang Matang,Yaitu Orang2 Yang Tidak Tertarik Pada Penempatan Batu (Berhala Berhala)Diatas Ka'bah Itu (Di Kota Makath)Dan Tidak Tertarik Pula Dengan Rajutan Sesuatu Yang Di Pasang Di Sekeliling Ka'bah,Baik Yang Berasal Dari Ceritera,Legenda,Dan Dongeng Maupun Khurafath (Mitos Mitos Metafisika Dan kekuatan Ghaib)Beliau Adalah Salah Satu Dari Kelompok Orang2 Yang Menyeberang,Melintang,Menerobos Serta Berpindah Pindah Dari Dataran Tinggi,Lembah2 Dan Gurun,Yang Berakselerasi
Dengan Pemikirannya Yang Cepat,Yang sangat Mencari Kebenaran Tuhan,Dalam Keyakinannya Zaid Bin Am'r Bin nufail Tidak Menyertakan Theologi Yahudi Maupun Nasrani/Kristiani,Kemudian beliau Kembali ke Kota Makath Dengan Beriman dan Beribadath Pada Allah Sesuai dengan Agama Al Kholil Ibrohim Alaihissalam Hingga Kemudian Beliau Wafat.
      Silsilah Zaid Bin Am'r Bin Neville

Beliau Adalah Zaid Bin Am'r Bin Neville,Bin Abdul Izziy Bin Robbakh Bin Abdillah,Bin Qorodzi Bin Rozah Bin Udayyin Bin ka'ab Bin Luayyin Bin Gholib Bin Fihr Bin Malik Al Quroysiyyi Al Udaiwiyyi Yang menjadi Orang Tuanya Said Bin Zaid RA,Yang menjadi salah Satu Dari 10 Orang Yang Diberi Khabar Gembira Dengan Surganya Allah,Sedangkan Ibnu Umar(Abdullah Bin Umar) Bin Khothob RA Itu Bertemu Antara Nasabnya Beliau (Zaid Bin Am'r,Pada kakeknya Yang Bernama Nufail/Neville,Beliau Adalah Seorang Yang Khanif (Condong) Pada Agamanya Al Kholil Ibrohim Dan Anaknya/Ismail,Dan Beliau Tidak Memakan Hewan Sembelihan Yang Di Persembahkan Untuk berhala [Al bidayath Wa Nihayath Juz 2]

      Dalam Catatan Kecil Ini Kami Tidak Memperpanjang Dengan Mengulas Dan membahas Secara Eksplisit Dan Mendalam Tentang Kisah Zaid Bin Am'r Bin Nufail Yang Menjadi Ummat Seorang Diri Di Masa Jahiliah,Sebelum Dimulainya Periode Bi'tsatunabi/Diutusnya Nabi Mukhamad,Kembali Ke pokok Bahasan Yaitu Tentang Ma'na Lafadz Ummat Diatas.Lafadz Ummat Dikatakan Juga Dengan ma'na Seorang Ibu Contoh Dalam Kalamnya Bangsa Arab "Ini adalah Ummatnya Zaid,Maksudnya,Ini Adalah Ibunya Zaid" Wassalam Ala Man Ittaba'al Huda      D.Contoh Ma'na Ma'na  الروح (Arruuh )Dalam Al Qur'an

    1.الروح (Arruh) Berma'na Malaikat Jibril,firman Allah:
وَاِنَّهٗ لَـتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ 
"(Dan sesungguhnya Ia)Ma'nanya Al Qur'an Ini (Benar Benar Di Turunkan Oleh Robb Semesta Alam).
نَزَلَ بِهِ  الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ
"(Dan Di Bawa Turun Oleh Arruhul Amien)Ma'nanya Malaikat Jibriel
عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ 
"(Ke Dalam Kalbumu Agar Kamu Menjadi Salah Seorang Diantara Orang Orang Yang Memberi Peringatan).
بِلِسَانٍ  عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ 
"(Dengan Bahasa Arab Yang Jelas)Ma'nanya Yang Terang.Dan menurut qiraat yang lain lafal Nazala dibaca Nazzala dan lafal Ar Ruuhu dibaca Ar Ruuha, sedangkan yang menjadi Fa'ilnya adalah Allah. Maksudnya, Alquran itu diturunkan oleh Allah melalui Ruhul Amin."
(Jalalain,Asy-Syu'ara' Surath Ke 26 Ayat 192_ 195).
Firman Allah:
تَنَزَّلُ الْمَلٰٓئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْ ۚ  مِّنْ كُلِّ اَمْرٍ 
"(Turunlah malaikat-malaikat) bentuk asal dari lafal Tanazzalu adalah Tatanazzalu, kemudian salah satu huruf Ta-nya dibuang, sehingga jadilah Tanazzalu (dan Ar-Ruh) yakni malaikat Jibril (di malam itu) artinya pada malam kemuliaan/lailatulkadar itu (dengan izin Rabbnya) dengan perintah dari-Nya (untuk mengatur segala urusan) atau untuk menjalankan ketetapan Allah buat tahun itu hingga tahun berikutnya, hal ini terjadi pada malam kemuliaan itu. Huruf Min di sini bermakna Sababiyah atau sama artinya dengan huruf Ba; yakni mereka turun dengan seizin Rabbnya dengan membawa segala urusan yang telah menjadi ketetapan-Nya untuk tahun itu hingga tahun berikutnya.
سَلٰمٌ  ۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
"(Malam itu penuh dengan kesejahteraan) lafal ayat ini sebagai Khabar Muqaddam atau Khabar yang didahulukan, sedangkan Mubtadanya ialah (sampai terbit fajar) dapat dibaca Mathla'al Fajri dan Mathla'il Fajri, artinya hingga waktu fajar. Malam itu dinamakan sebagai malam yang penuh dengan kesejahteraan, karena para malaikat banyak mengucapkan salam, yaitu setiap kali melewati seorang mukmin baik laki-laki maupun perempuan mereka selalu mengucapkan salam kepadanya."
(Jalalain Al-Qadr Surath Ke 97: Ayat 4_5)
       2.الروح (Arruh) Berma'na Isa Al Masih
Firman Allah:
يٰۤـاَهْلَ الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْـنِكُمْ وَلَا تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الْحَـقَّ  ۗ  اِنَّمَا الْمَسِيْحُ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُوْلُ اللّٰهِ وَكَلِمَتُهٗ  ۚ  اَ لْقٰٮهَاۤ اِلٰى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِّنْهُ  ۖ  فَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖ  ۗ  وَلَا تَقُوْلُوْا ثَلٰثَةٌ  ۗ  اِنْتَهُوْا خَيْرًا لَّـكُمْ  ۗ  اِنَّمَا اللّٰهُ اِلٰـهٌ وَّاحِدٌ  ۗ  سُبْحٰنَهٗۤ اَنْ يَّكُوْنَ لَهٗ وَلَدٌ  ۘ  لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ  ۗ  وَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيْلًا
" (Hai Ahli kitab) maksudnya kitab Injil (janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan janganlah kamu katakan terhadap Allah kecuali) ucapan (yang benar) yaitu menyucikan-Nya dari kemusyrikan dan mempunyai anak. (Sesungguhnya Almasih Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang diucapkan-Nya) atau disampaikan-Nya (kepada Maryam dan roh) artinya yang mempunyai roh (daripada-Nya) diidhafatkan kepada Allah swt. demi untuk memuliakan-Nya dan bukanlah sebagai dugaan kamu bahwa dia adalah anak Allah atau Tuhan bersama-Nya atau salah satu dari oknum yang tiga. Karena sesuatu yang mempunyai roh itu tersusun sedangkan Tuhan Maha Suci dari tersusun dan dari dinisbatkannya tersusun itu kepada-Nya (Maka berimanlah kamu kepada Allah dan kepada rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu katakan) bahwa Tuhan itu (tiga) yakni Allah, Isa dan ibunya (hentikanlah) demikian itu (dan perbuatlah yang lebih baik bagi kamu) yakni bertauhid (Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa Maha Suci Dia) artinya bersih dan terhindar (dari mempunyai anak. Bagi-Nya apa yang terdapat di langit dan yang di bumi) baik sebagai makhluk maupun sebagai milik dan hamba sedangkan pemiliknya itu bertentangan dengan mempunyai anak (Dan cukuplah Allah sebagai wakil) atau saksi atas demikian itu."
(Jalalain, An-Nisa' Surath Ke 4: Ayat 171)
      3.الروح (Arruh) Berma'na Wahyu/Al Qur'an
Firman Allah:
وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ رُوْحًا مِّنْ اَمْرِنَا   ۗ  مَا كُنْتَ تَدْرِيْ مَا الْكِتٰبُ وَلَا الْاِيْمَانُ وَلٰـكِنْ جَعَلْنٰهُ نُوْرًا نَّهْدِيْ بِهٖ مَنْ نَّشَآءُ مِنْ عِبَادِنَا   ۗ  وَاِنَّكَ لَتَهْدِيْۤ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ 
"(Dan demikianlah) maksudnya, sebagaimana Kami wahyukan kepada rasul-rasul selain kamu (Kami wahyukan kepadamu) hai Muhammad (wahyu) yakni Alquran, yang karenanya kalbu manusia dapat hidup (dengan perintah Kami) yang Kami wahyukan kepadamu. (Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui) sebelum Kami mewahyukan kepadamu (apakah Alkitab) yakni Alquran itu (dan tidak pula mengetahui apakah iman itu) yakni syariat-syariat dan tanda-tanda-Nya Nafi dalam ayat ini amalnya di-ta'alluqkan kepada Fi'il dan lafal-lafal sesudah Fi'il menempati kedudukan dua Maf'ulnya (tetapi Kami menjadikan Alquran itu) wahyu atau Alquran itu (cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk) maksudnya kamu menyeru dengan wahyu yang diturunkan kepadamu (kepada jalan) tuntunan (yang lurus) yakni agama Islam."
(Jalalain, Asy-Syura Surath Yang Ke 42: Ayat 52)
       Sebagaimana Mubham Itu Berasal Dari Sebuah Kalimat,Seperti Contoh2 Yang Tertafsiel Diatas,Mubham Juga Terkadang Berasal Dari Sebuah Huruf.
        2.Contoh Contoh Mubham Yang Berasal Dari Sebuah huruf
Allah SWT berfirman:
 قأثرن به نقعا
"(Maka ia menerbangkan) atau mengepulkan (di waktu itu) di waktu tersebut, atau di tempat ia berlari (debu) karena gerakannya yang sangat keras."
فَوَسَطْنَ بِهٖ جَمْعًا      
"(Dan menyerbu dalam kepulan debu ke tengah-tengah) artinya dengan membawa kepulan debu (kumpulan musuh) yang diserangnya; maksudnya kuda-kuda tersebut berada di tengah-tengah musuh dalam keadaan menyerang. Lafal Fawasathna yang kedudukannya sebagai Fi'il di'athafkan kepada Isim, karena mengingat bahwa semua Isim yang di'athafkan kepadanya mengandung makna Fi'il pula. Yakni demi yang berlari kencang, lalu mencetuskan api, lalu menerbangkan debu."
(Jalalain,Al-'Adiyat Surath Ke 100: Ayat 4_5)
       Keterangan:
الهاء Yang pertama (Bi Hi ) Adalah Sebuah Ma'na Kinayath Dari Kuda Yang Memercikan Api Dengan pukulan Teracak Kakinya,Apapbila Ia Berlari Di tanah Bebatuan Pada Malam Hari,Ma'nanya Maka Ia Menerbangkan/Mengepulkan Di Waktu Itu,Di Waktu Tsb,Di Tempat Kuda Itu Berlari Yaitu Mengepulkan Debu,Karna gerakannya Yang Sangat Keras,الهاء Yang kedua Adalah Sebuah Ma'na Kinayath Dari Kuda Yang menyerang Musuh Di Waktu Pagi,Karena Pengendaranya Melakukan Penyerbuan Di Waktu tsb,Dan Kemudian Menyerbu dalam Kepulan Debu Ke Tengah Tengah Kumpulan Musuh Artinya Dengan Membawa Kepulan Debu.
      Allah SWT berfirman:
 فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَآءَ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ ۗ  كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
(lalu Kami turunkan di daerah itu) di kawasan tersebut (hujan, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah) cara pengeluaran itulah (Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati) dari kuburan mereka dengan menghidupkan mereka kembali (mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran) kemudian kamu mau beriman."
(Tafsir Jalalain, Al-A'raf Surath Yang ke 7: Ayat 57)
     Keterangan:
Huruf Jer به Itu Ma'nanya Adalah Kata ganti Yang Menunjukan Di suatu daerah/Tempat,"Lalu Kami Turunkan Di Daerah Itu,Kawasan Tsb Air hujan/Mendung,Maka Kemudian Kami keluarkan,Dengan Sebab (به)Air hujan Itu Beraneka macam buah buahan
         Bahasan tentang Contoh Contoh Seperti Ini Dalam Al Qur'an Tidak Terhitung Entah Berapa Jumlahnya,Namun Dalam hal ini Kami Mengambil Sebagiannya,Guna Pemahaman Yang Umum Serta Menyeluruh,Diantaranya:
     Ma'na Tadriij/Kisaran Yang menunjukan Masa,Waktu,Guna Penjelasan Ayat Berikutnya,Seperti halnya Firman Allah:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْۤ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ 
"Hari-hari tersebut adalah (bulan Ramadan yang padanya diturunkan Alquran) yakni dari Lohmahfuz ke langit dunia di malam lailatulkadar
(Jalalain Al-Baqarah Surath Ke 2: Awal Ayat 185)
      Dalam Teks Ayat Di Atas Tidak Di sebutkan/Di Jelaskan Tentang Malam Maupun Harinya Namun Allah Kemudian Menerangkan/Menjelaskan Dengan Firmannya:
اِنَّاۤ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰـرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ
"(Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkati) yaitu Lailatulkadar, atau malam pertengahan bulan Syakban. Pada malam tersebut diturunkanlah Alquran dari Umul Kitab atau Lohmahfuz yaitu dari langit yang ketujuh hingga ke langit dunia (sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan) yang memperingatkan manusia dengan Alquran."
(Tafsir Jalalain,Ad-Dukhan Surath Ke 44: Ayat 3),Dalam teks Ayat Di Atas Juga Tidak Di jelaskan Tentang Malamnya Yang Mempunyai Keunggulan Dan Maksud Malam Yang Di Berkahi Itu Malam Yang Bagaiman?Kemudian Allah Menjelaskan Dengan firmannya:
اِنَّاۤ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
"(Sesungguhnya Kami telah menurunkannya) yaitu menurunkan Alquran seluruhnya secara sekali turun dari lohmahfuz hingga ke langit yang paling bawah (pada malam kemuliaan) yaitu malam Lailatulkadar, malam yang penuh dengan kemuliaan dan kebesaran."
(Jalalain Al-Qadr Surath Ke 97: Ayat 1)
     Contoh2 Ayat Di atas Merupakan Ayat Yang Berma'na Tadrij/Kisaran Masa,Waktu Di Mana Tuhan menjelaskan tentang Waktu2 Tersebut Pada Surath yang berbeda,Akan Tetapi Bila Tidak Jeli untuk memahaminya Maka Terkadang Akan Disangka Ada Sebuah Perselisihan Antara Ma'na Pada Ayat yang Satu Dengan Ma'na Ayat Yang Lain,Di Surath Yang lainnya/Surath Yang Beda,Pemahaman Ma'na Yang Seperti Ini,Dan contoh2nya Adalah Sebuah Pemahaman Yang Tidak Bisa Digali Kekayaan Ma'nanya, Kecuali Dengan Metode NaQol Dan Sima'/Metode Pengambilan Referensi Pada Tafsir Yang Sudah Pernah Di Riwayatkan Dan Di dengar Riwayathnya Langsung Dari baginda Nabi Dan Sahabat sahabatnya.
        Sedangkan Al Qur'an Dari Awal sampai Akhir Itu Tidak Sunyi Dari Jenis Yang Semacam Ini,Karena Al Qur'an Di Turunkan Dalam Bahasa Arab,Maka Al Qur'an Akan Mencakup Keadaan Bahasa,Dari bahasa Bahasa Semua Suku Bangsa Arab,Dari Terminologi Thathwiel,Idmar,Hadzfu,Ibdal [ Lihat: Ilmu Tajwid,Dalam Al Qur'an] TaQdiem Serta Ta'Khir [ Keterangan Yang Sudah Terlewat ],Agar Yang Demikian Menjadi sebuah Keunggulan Dan Teka Teki Bahasa Arab Kuno Yang Lestari Hingga saat ini,Sebagai Mu'jizat Atas Hak (Perbendaharaan Bahasa) Mereka/Bangsa Arab.
       Setiap Orang (Yang Memahami Ayat Al Qur'an) Yang Menganggap Cukup/Sederhana,Dalam memahami Ayat Suci Al Qur'an,Yang Hanya Dengan Memahami Bahasa Arab Secara Dzohir Saja,Kemudian Berakselerasi Dengan Analisanya Pada Tafsir Al Qur'an,Tanpa Mencari Penjelasan Dengan Metode Sam'i (Riwayat Terdengarnya Tafsir langsung Dari Baginda Nabi) Dan metode NaQol (Mengambil Referensi Dari Tafsir Yang sudah Pernah Di tulis Oleh Para Ahli Tafsir),Pada Hal Yang seperti ini (Urusan tafsir Yang Sangat sensitiv Dan Rawan penyalah gunaan)Maka Dia Termasuk Pada Konteks "Tentang orang Yang  Menafsirkan Ayat Suci Al Qur'an Dengan logikanya Sendiri.
        Yang Demikian Contohnya Adalah Seseorang Yang Memahami Sebuah Ma'na Dari Lafadz الأمة Dengan Ma'na Yang lebih masyhur Dari lafadz الأمة ,Kemudian Tabiat Dan logikanya Cenderung pada Ma'na yang lebih masyhur Tsb,Di lain Tempat Dan Kesempatan Ia Menjumpai Lafadz الأمة Dengan Tafsir Ma'na Yang Ia Dengar Telah Di Riwayatkan Langsung Dari para Sahabat Nabi,Dengan ma'na Yang Masyhur saja,Dari lafadz الأمة,Dan Kemudian Ia Cenderung Untuk Mengambil Ma'na Yang Kedua (Yang Masyhur Saja)Meninggalkan Ma'na Yang Pertama (Yang Lebih Masyhur) Dan Meninggalkan Ke ikut Sertaan Sistem NaQol Dari Tafsir Yang Sudah pernah Di Tulis Oleh Ahli Tafsir Pada Banyaknya Ma'na2 Lafadz الأمة,Maka Inilah Yang memungkinkan Hasil Dari Tafsir Seseorang Tsb Yang Di larang,Karena Tanpa Memahami Selanjutnya Pada Ma'na2 Sir/Ma'na Yang Tersembunyi,Seperti pada keterangan yang Telah Terlewat.
         Ketika Metode Sima' Telah Bisa Dihasilkan Dengan Di perolehnya Contoh2 Seperti (Keterangan Diatas)Ini,Maka Seseorang Bisa mengetahui Tafsir Secara dzohir Yaitu,Tafsir Hanya Tarjamath Beberapa lafadz,Akan Tetapi Yang Demikian Tidak Bisa mencukupi Pada Pemahaman Ma'na ma'na Yang khakiQi.
         Perbedaan Antara Ma'na2 Khakiki,Dan Tafsir literasi (Dzohir)Itu Bisa Di pahami,Di Mengerti Ditemukan Dan Di jangkau Dengan Beberapa Tamtsil,Pertama :Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla Berfirman:

فَلَمْ تَقْتُلُوْهُمْ وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ قَتَلَهُمْ ۖ  وَمَا رَمَيْتَ اِذْ رَمَيْتَ وَ لٰـكِنَّ اللّٰهَ رَمٰى  ۚ  وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِيْنَ مِنْهُ بَلَآ ءً حَسَنًا  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
"(Maka yang sebenarnya bukan kamu yang membunuh mereka) di Badar dengan kekuatanmu (akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka) dengan melalui pertolongan-Nya yang Dia limpahkan kepada kalian (dan bukan kamu yang melempar) mata kaum musyrikin, hai Muhammad (ketika kamu melempar) dengan batu kerikil, sebab sekali lempar dengan segenggam batu kerikil yang dilakukan oleh manusia tidak akan dapat memenuhi mata bala tentara yang begitu banyaknya (tetapi Allahlah yang melempar) dengan cara mengenakan lemparan itu kepada mereka; hal ini sengaja Dia lakukan guna mengalahkan orang-orang kafir (dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin dengan kemenangan) yakni anugerah (yang baik) yang dimaksud adalah ganimah/harta rampasan perang. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) perkataan mereka (lagi Maha Mengetahui) tentang keadaan mereka."
(Jalalain,Al-Anfal Surath Ke 8: Ayat 17)
      Pada Firman Allah Di Atas Bisa Kita Lihat,Kita Baca,Kita Fahami,Kita Temukan Bahwa Tafsir Secara Dzohir/Teks Ayath,Itu Sangatlah Jelas,Akan Tetapi Ma'na Ayat Di Atas Yang khakiki Itu Sangatlah Dalam Yang Tak Terukur Dan Mesterius,Mengapa?
      Lafadz رمي Secara Bahasa Terjamath Dzhohir/lafadz,Jelas,Ma'nanya Melempar,Yang Dalam Tafsir Ayat Diatas Di tafsirkan Dengan"Melempar Mata kaum Musyrikin,Ketika Kamu Mukhamad Melempar dengan Batu kerikil,Sebab Sekali Lempar Dengan segenggam Batu kerikil Yang di lakukan Oleh manusia Itu tidak Akan Dapat Memenuhi Satu persatu Mata Bala tentara Kaum Musyrikien Yang Sebegitu Banyaknya Akan Tetapi.....dst dst[Inilah Ma'na Yang Khakiki],Sesungguhnya Ma'na Yang khakiki Itu Adalah Itsbat(Pembuktian,Verivikasi,Penetapan Secara kasat mata)Terhadap Sebuah Lemparan,Dan Nafi [Peniadaan] Lemparan Yang Di Maksud,Antara keduanya,Bukti Sebuah Lemparan Dan Peniadaan Sebuah Lemparan[Bagi Allah] Secara Dzhohir Jelas Berlawanan Selagi Belum Bisa Di Fahami Bahwa Sesungguhnya Allah Apakah Melempar Dari Sebuah Arah?Dan Allah Jelas Tidak Melempar Dari sebuah Arah,Dan Dari Arah Manakah Yang Allah Belum Melempar?Yang Pada Ayat tsb Di jelaskan Secara Ma'na Khakiki Bahwa Allah lah Yang melempar.
          Contoh Yang Kedua:
Allah Azza Wa jalla Berfirman:
قَاتِلُوْهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ بِاَيْدِيْكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ  وَيَشْفِ صُدُوْرَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِيْنَ 
"(Perangilah mereka niscaya Allah akan menyiksa mereka) Allah pasti akan membunuh mereka (dengan perantaraan tangan kalian dan Allah akan menghinakan mereka) Dia akan membuat mereka hina melalui cara penahanan dan penindasan (dan menolong kalian terhadap mereka serta melegakan hati orang-orang yang beriman) melalui apa yang telah dilakukan oleh Bani Khuzaah terhadap mereka yang merusak perjanjian."
(Tafsir Jalalain, At-Taubah Surath Ke 9 Ayat 14)
        Seperti Halnya Contoh Yang pertama,Pada Contoh Ini juga Bisa Di Pahami,Dimengerti Dan Di jangkau,Perbedaan Antara Ma'na2 Yang KhakiQi Dan Tafsir Literasi/Dzohir,Pada Ayat Ini Di Jelaskan,Bahwa Allah Memerintahkan Orang Orang Yang Beriman Untuk Memerangi Kaum musyrikien Bani khuzaath Yang Telah Melanggar Perjanjian,Maka Ketika Orang2 Yang Beriman Adalah Subjek ( Orang2 Yang berperang melawan Orang2 Musyrik)Lantas Bagaimana Allah SWt Adalah Yang Akan Menyiksa (Orang2 Musriek)?Bilakah Allah Adalah Dzat Yang Membinasakan Kaum Musyrik Dengan Lantaran Maha Menggerakan Tangan kaum Yang Beriman,Lantas Apa Maksud Perintah Allah Pada Kaum Beriman Untuk Berperang Melawan kaum Musyrikien?Pada Kesimpulannya Substansi Ayat Ini Akan Menarik Ma'na Yang Mendalam,Dari samudra Ma'na Yang Agung,Dari Ilmu Ilmu Mukasyafath (Terbukanya Mata Hati)Yang Kalau Hanya Pengetahuan Kekayaan Ma'na Dzhohir Takan Mampu Untuk Mencukupinya,Yaitu Seseorang Dengan Mata Hatinya Akan Mengetahui,Bahwa Arah Terhubungnya Semua Pekerjaan Yaitu Dengan Kodrath (Kemampuan)Yang Sifatnya Datang Baru,Dan Ia Akan Memahami Bahwa Arah Terkoneksinya Al Kudrath (Kemapuan Yang Datang baru/Kemampuan Manusia),Terhubung Dengan Kudrathnya Tuhan (Allah Azza Wa Jalla ),Sehingga Baginya Akan Tersingkap Mata Bathinnya Seteleh Jelasnya Segala Sesuatu Yang Banyak(Bhineka),Namun Asalnya Dari Satu(Dari Kudrothnya Allah),Yang Sangat Dalam,Yaitu Tersingkapnya Maha Benar Firman Allah:
فَلَمْ تَقْتُلُوْهُمْ وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ قَتَلَهُمْ ۖ  وَمَا رَمَيْتَ اِذْ رَمَيْتَ وَ لٰـكِنَّ اللّٰهَ رَمٰى  ۚ  وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِيْنَ مِنْهُ بَلَآ ءً حَسَنًا  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
"(Maka yang sebenarnya bukan kamu yang membunuh mereka) di Badar dengan kekuatanmu (akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka) dengan melalui pertolongan-Nya yang Dia limpahkan kepada kalian (dan bukan kamu yang melempar) mata kaum musyrikin, hai Muhammad (ketika kamu melempar) dengan batu kerikil, sebab sekali lempar dengan segenggam batu kerikil yang dilakukan oleh manusia tidak akan dapat memenuhi mata bala tentara yang begitu banyaknya (tetapi Allahlah yang melempar) dengan cara mengenakan lemparan itu kepada mereka; hal ini sengaja Dia lakukan guna mengalahkan orang-orang kafir (dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin dengan kemenangan) yakni anugerah (yang baik) yang dimaksud adalah ganimah/harta rampasan perang. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) perkataan mereka (lagi Maha Mengetahui) tentang keadaan mereka."
(Jalalain,Al-Anfal Surath Ke 8: Ayat 17).Oleh Karena Itu,Imam Al Ghazali Mengemukakan:
ولعل العمر لو أنفق في استكشاف أسرار هذا المعنى وما يرتبط بمقدماته ولواحقه لانقضى العمر قبل استيفاء جميع لواحقه
       Sungguh Demi Seumurku,Itu Menjadi Sumpahku,Kalau Saja Saya MenginfaQan Semua usiaku Untuk Mencari Celah Tersingkapnya Rahasia2 Ma'na Ayat Ini,Dan Apa Yang Terhubung Dengan MuQadimat,Dan Apa Yang Terafiliasi Padanya,Niscaya Habis Sudah Umur/Usia Itu,Sebelum Semua Apa Yang Terafiliasi Pada Ma'na Ayat Itu Tertunaikan.
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di Thus; 1058 / 450 H – meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H; umur 52–53 tahun) adalah seorang filsuf dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan.[1][2][3] Al-Ghazālī (الغزالي) AlgazelLahir1058 Thus, IranMeninggal1111 Thus, KhorasanEraZaman keemasan IslamAliranIslam Sunni (Shafi'i, Ash'ari)Minat utamaTeologi, Filsafat Islam, Fikih, Sufisme, Mistisisme, Psikologi, Logika, KosmologiGagasan pentingskeptisisme, okasionalisme Dipengaruhi Al-Qur'an, Muhammad, Imam Syafi'i, Abu al-Hasan al-Asy'ari, al-Juwayni, Avicenna Mempengaruhi Ibnu Rusyd, Nicholas of Autrecourt, Aquinas, Abdul-Qader Bedil, Descartes, Maimonides, Ramón Martí, Fakhruddin Razi, Ahmad Sirhindi, Shah Waliullah Ia berkuniah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid.[butuh rujukan] Gelar dia al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia(kini Iran). Sedangkan gelar asy-Syafi'imenunjukkan bahwa dia bermazhab Syafi'i. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah memegang jabatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.
         Tidak ada Satu Ayatpun Dari Ayat2 AlQur'an Melainkan Untuk Memahami Ma'na Khakikinya Itu Butuh Contoh Yang Demikian (Seperti Dua Contoh Diatas),Sesungguhnya Ma'na KhakiQi(Rahasia Rahasianya) Pada Ayat Suci Al Qur'an Itu Bisa Tersingkap Bagi Orang2 Yang luas Dan Mendalam Ke Ilmuannya,Dengan Ukuran Kematangan Produktivitas Ilmu2 nya,Beningnya Hati Mereka,Sempurnanya Dasar Niat Mereka Atas Renungan Ayat Suci,Serta Kemurnian Hati Mereka Untuk Mencari Ma'na Yang KhakiQi.
      Setiap Seseorang (Dari Mereka Yang Memiliki Keilmuan Yang Luas Dan Mendalam) Terdapat Batasan Tertentu,Pada Kenaikan Legalitas,Menuju Pada Level Yang Lebih Tinggi Darinya,Adapun Untuk Level Istifa'(Tertunainya Pencapaian Tingkatan Mendapatkan Ma'na Khakiki yang Sempurna),Maka Takan Ada Tempat Berharap Apapun Darinya,Yang Andaikan Saja Samudra Itu Laksana Tinta,Dan Pepohonan Umpama Pena Penanya,Tentu Rahasia Rahasia Kalimath  Allah Takan Ada Nihayathnya,Kemudian Terseraplah Sudah Air Tinta Samudra Itu,Sebelum Tersingkapnya Rahasia2 Kalimat2 Allah Azza Wa Jalla.
      Dari sudut Pandang Inilah Pemahaman Makhluk (Manusia) Berfariasi,Setelah Tergabung Pada Diskursus Ta'rif/Definisi Tafsir lahir,Sedang Tafsir Lahir Takan Mampu Memberikan kekayaan Ma'na Padanya,Contoh Berfariasinya Pemahaman Pada Manusia Bisa Kita Analisa Dari Pemahamannya Ulama' Yang Memiliki Mata Hati Yang Tajam Pada Do'a Nabi Shollaallahu Alaihi Wasallam Dalam Sujudnya:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: فَقَدْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً مِنَ الْفِرَاشِ فَالْتَمَسْتُهُ فَوَقَعَتْ يَدِي عَلَى بَطْنِ قَدَمَيْهِ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ وَهُمَا مَنْصُوبَتَانِ وَهُوَ يَقُولُ: «اللهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
     Abu Bakr Ibnu Abi Syaibath Menceritakan Pada Kami,Abu Usamah  Menceritakan Pada Kami,,Beliau Berkata:Ubaidullah Bin Umar Menceritakan Padaku,Dari Mukhamad Bin Yahya Bin Khabban,Dari  A'roj Dari Abu Ghurairoth,Dari  'Aishah (Ummul Mu'minien) Rodliyallahu Anha berkata: "Suatu Malam Saya Merasa Kehilangan Rosulullah(saw) dari tempat tidurnya, Kemudian saya Menyentuhnya dan tangan saya menyentuh Kedua Telapak kakinya;Beliau Berada di Masjid(Tempat Sujud Yang Berada Dalam Kamar Beliau)Dengan Kedua Telapak Kakinya Yang Berdiri(Dalam Keadaan Bersujud),Dan Beliau Berdo'a: 'Allahumma inni a'udzu biridhaka min sakhatika wa bimu'afatika' an 'uqubatika, wa a'udhu bika minka, la uhsi tsana'an' alayka, Anta kama athnayta 'ala nafsika (Ya Allah, aku mencari perlindungan dalam kesenangan(Ridlo-Mu)dari murka-Mu, dan dalam pengampunanMu dari penghukumanMu. Aku berlindung kepada-Mu dariMu. Aku tidak bisa memujiMu dengan (cukup) Sebagaiman Engkau telah memuji Engkau sendiri,Imam Muslim Mentakhrij Khadits Ini Dari Riwayat Khaditsnya 'Aisyah RA.
     Sesungguhnya Di Perintahkan Pada Beliau (Nabi Mukhamad SAW),Untuk اسجد واقترب "Sujud Dan Mendekatlah Engkau,Kemudian Baginda Nabi Menemukan Kedekatan Terhadap Tuhan Pada Sujud,lantas Nabi Melihat pada Sifat Sifat,Maka Nabi Memohon Perlindungan Dari Tuhan Dengan Sebagian Sifat Sifat Itu,Dari Sebagian Sifat Yang lain,Karena Sesungguhnya Sifat Ridlo Dan Murka Adalah Dua Sifat(Dari Sifat2 nya Tuhan),Kemudian Nabi SAW Menambahkan Kedekatan Itu(Nabi Menemukannya Pada Sujud Yang Ke dua)Maka Jadilah Kedekatan Yang Pertama Terkalahkan,Dengan Bertambahnya Kedekatan Yang Kedua,Kemudian Nabi SAW Mendapatkan Kenaikan Hingga mendekati Dzat (Allah),Maka Belia Bedo'a أعوذ بك منك (Aku Berlindung Padamu,Dengan Sifat RidloMU,Dari Sifat MurkaMU),Lantas Dengan Merasa Malu,Seraya Mengucapkan Perlindungan Itu,Bertambah Dekatlah Nabi,Sesuai Terhamparnya Kedekatan Dirinya Dengan Allah,Setelah Itu Nabi Meminta perlindungan Pada Pujian,Maka Nabi Memuji Allah Dengan Ucapannya",لا أحصى ثناء عليك "Yang Saya Takan Bisa Menghitung Pujian Itu Atas Engkau),Pada Akhirnya Nabi SAW,Mengerti Bahwa Yang Demikian Itu(Pujian Yang Tak Terhitung Olehnya)Adalah Rendahnya Pemikiran,Maka Dalam Dialognya Nabi SAW Menambahkan Kata Sebagi Pengejawantahan Dari Kerendahan,Seraya Berkata"أنت كما أثنيت على نفسك (Engkau,Seperti Halnya Engaku Memuji Pada Diri Engakau Sendiri),Pemahaman Tafsir Yang Seperti Ini Merupakan Sebuah Kekhawatiran(Segala Sesuatu Yang Sifatnya terlintas Di Dalam Hati)Yang Akan Terbuka Dan Di Hadapkan Pada Insan Pemilik Dan Pemerhati Mata Hati,Kemudian Kekhawatiran Itu Memiliki Lubang Yang Lebar Dan Dalam Laksana Pintu2 Goa,Setelah Terbuka,Yaitu Pemahaman Ma'na "Dekat" Dengan Tuhan,Dan Kekhususan Kedekatan Itu Dengan Sujud,Setelahnya Juga Akan Ada Pemahaman Mengenai Ma'na Istiadzath/Permintaan Lindungan,Dari Sifat Murkanya Allah Dengan Sifat RidloNya,Dan Memohon Perlindungan Dengan Allah,Dari Allah (Yang Khakikinya Lindungan Itu Juga Berasal Dari Allah Sendiri) Seperti halnya Tak Terhitung nya Jumlah Pujian Yang Di Ucapkan Seorang Hamba Pada Allah ,Namun Pada Khakikatnya,Harus Di Mengerti Dengan Kerendahan Hati Bahwa Allah lah Yang Lebih Mendahului Dengan Tak Terhitungnya Pujian Pada DzatNYa Sendiri,Rahasia Rahasia Ma'na Yang Demikian Itu Sangatlah Banyak,Dan Tafsir Dzohir Takan Mampu Memberikan Jawaban/Memberikan Dalil Olehnya,Sedangkan Lafadz Tidak Memberikan Kontradiksi Terhadap Tafsir Dzohir,Bahkan Lafadzlah Yang Memberikan Nilai Pencarian Kesempurnaan Padanya(Tafsir Dzohir)Dan Dengan Lafadzlah Akan Bisa Sampai pada Intisari Tafsir Dzohir,(Dari Sifat Kedzohirannya/Kulitnya),Seperti Inilah Yang Kami (Al Ghazali) Kemukakan Untuk Pemahaman Ma'na2 Tersembunyi(Bathin),Bukan Sebuah Keterangan Yang akan Memberikan Nilai Kontradiksi Pada Ma'na Dzohir,Pada Akhirnya Allah-lah Yang Maha Mengetahui,Segala Puji Hanya Milik Allah Tuhan Semesta Alam,Sholawat Beserta Salam Semoga Tercurahkan Pada Junjungan Nabi Mukhamad Yang Mengakhiri para Nabi,Dan Semoga Tercurahkan Pada Setiap Hamba Tuhan Yang Terpilih,Dari Semesta Alam,Serta Tercurahkan Pada Keluarga Nabi Dan para Sahabatnya,Wassalam Ala Man Ittaba'al Huda.


    Demikian Catatan Sederhana Kajian Ikhya',Semoga Menjadi Inspirasi Untuk Selalu Di Amalkan,Wa Nasalu Al Manna An Yujiero na Minarriya'i Mudloifan Ujurona


Sumber:Ikhya' Juz 1,(Kajian Romadhon THN 2006),Tafsir Jalalain,Bidayath wannihayath (Untuk Keterangan lain)


Jakarta 18 Desember 2018


     Mujierokhman copyright ©18 Desember 2018 All Right Reserved

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keragaman Pengetahuan Al Qur'an

penyegaran Kembali Memaknai AlQur'an

Ilmu Bagian Dari Ibadah.