penyegaran Kembali Memaknai AlQur'an

Upaya Pemahaman Al Qur'an Dengan Ma'na Yang Sebenarnya

                      بسم  الله الرحمن الرحيم
      Segala Puji Hanya Milik Allah,Tuhan Yang Telah Menghadiahkan Ni'mat Yang Tak Terhitung,Yaitu Dengan Di Utusnya Nabi [Mukhamad SAW],Sebagai Rahmat Untuk Semesta Alam Bagi Hamba Hamba2 NYa,Dan [Tuhan yang Telah Menghadiahkan  Ni'math] Dengan Di Turunkannya AlQur'an,Yang Tidak Akan Datang Pada [Al Qur'an Itu] Sesuatu Yang Bathil,Baik Sebelum maupun Sesudahnya
        Itulah Al Qur'an Yang Di Turunkan Tuhan Yang Maha Bijaksana Dan Maha Terpuji,Sehingga leluasa Bagi Pemilik Pemikiran Mengambil Jalan [Cara
] menganalisa,Menghayati,memahami dan memperdalam Pemikiran Dengan Apa Yang Terkandung Di Dalam Al Qur'an Itu,Baik Dari Kisah Kisah Yang Terkandung dalam Al Qur'an Maupun Khabar Khabar dari Al Qur'an
         Jelasnya,Dengan Al Qur'an Akan Dapat Terlewati Jalan Yang Lurus lagi jelas,dan Akan Bisa Terlewati Shirothol mustaQiem,Karena Dalam Kandungan makna Al Qur'an Terdapat Perincian Hukum Hukum Allah dan Terdapat Pemisah Serta pembeda Antara Yang Khalal Dan Kharam, Pembeda Antara yang Khak dan Yang Bathil
      Al Qur'an Itu Laksana Sinar matahari Di Siang Hari Dan Laksana Cahaya Bulan Di malam Hari,Yang Ada Pada Sinar Itu Terkandung Keselamatan dari Tergoda dan Terbujuk,Dan Yang Ada Pada Cahaya Itu Terkandung Obat Untuk Apa Yang Ada di dalam Hati
       Barang Siapa Yang Berselisih Dengan Al Qur'an [Dari Golongan Orang Orang Yang Memaksa,Mengerahkan Upaya Kekerasan,Dengan Kesombongan] Maka Allah Akan Membinasakannya,Dan Barang Siapa Yang Mencari Ilmu di Selain Isi Kandungan Al Qur'an Maka Allah Akan Menyesatkan nya
        Al Qur'an Adalah Penghubung Kepada Allah,Yang Sangat Kuat,dan Laksana Nur Allah Yang Nyata,Al Qur'an laksana Tali Yang Mengikat Hubungan Makhluk dengan Tuhannya Yang Sangat Kuat dan tidak Akan Putus,Dan Al Qur'an Laksana Swaka Yang Senantiasa menepati,Bagi Pengamalnya,Al Qur'an lah Yang  Memberikan Ruang ma'na,Sedikit dan Banyaknya Sesuatu Hingga Besar Dan Kecilnya Sesuatu Itu Secara Kaafath, dan Menyeluruh [Tanpa Batasan Apapun],Yang Tidak Akan Habis Keajaiban Keajaibannya,Dan yang tidak Terhenti Keasingan Keasingan ma'na yang Terkandung Di Dalamnya,Yang Tidak Akan pernah Mampu memberikan Batasan Batasan tertentu Untuk ma'na dan Faidah2 nya Bagi Para Pemilik Ilmu,Dan Tidak Akan Pernah Mampu pula Untuk Menciptakan nya Walau Dengan Memperbanyak Mengulang Ulang Baca'an nya Bagi Para Ahli Baca'an Al Qur'an
     Al Qur'an lah Yang Di Tengarai Sebagai Pembimbing Orang Orang yang Terdahulu[Umat Manusia Sebelum Di Utusnya Nabi Mukhamad] Dan Orang Orang Muthakhir [Setelah Di Utusnya Nabi Mukhamad]
      Dan Ketika Segolongan Bangsa Jin Telah Mendengar [Di Turunkan nya Al Qur'an]Maka Mereka Tidak Menempati dan Menetap Di Suatu Tempat Tertentu Barang Sebentar Saja,Untuk Kemudian Bergegas Kembali Pada Kaumnya Dengan Memberikan Peringatan Tentang Di Turunkan nya Al Qur'an Dengan Berkata Kepada Kaumnya "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan[ Artinya mereka takjub akan kefasihan bahasanya dan kepadatan makna-makna yang Terkandung Dan Lain Lain nya,[Dalam Tafsir Jalalain Di Sebutkan Bahwa Yang Di Maksud Adalah Bangsa jin dari Nashibin Demikian itu terjadi sewaktu Nabi saw. sedang melakukan sholat Subuh di lembah Nakhlah, yang terletak di tengah-tengah antara Mekah dan Thaif. Jin itulah yang disebutkan di dalam firman-Nya, Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu. (Q.S. Al-Ahqaf 29)_]
        Al Qur'an Yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar yaitu kepada keimanan dan kebenaran lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesudah hari ini seorang pun dengan Rabb kami
(QS. Al-Jinn 72: Potongan Ayat 1,Dan 2 _Tafsir Jalalain)
         Sungguhpun Demikian,Setiap diri Benar2 mendapatkan TaufiQ Bila Beriman Terhadap Al Qur'an,Barang Siapa Yang Berucap Dengan Berpedoman Ajaran Al Qur'an Maka Pastilah Jujur Ucapan Itu,Bila Berpegang Teguh Dalam Hidupnya Dengan Kandungan Ajaran Al Qur'an maka Hidayahlah Yang Akan Tersemat Padanya,Dan Bila Mengamalkan Akhlak yang Mulia yang Ada Pada Ajaran Al Qur'an Maka Bahagialah Dia Di Dunia dan  Di Akhirath
       Allah SWT berfirman:

اِنّا نَحن  نَزّلنا الذّكرَ واِنّا لَه لحـفظون

"(Sesungguhnya Kamilah) lafal nahnu mentaukidkan atau mengukuhkan makna yang terdapat di dalam isimnya inna, atau sebagai fashl (yang menurunkan Adz-Dzikr) Alquran (dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya) dari penggantian, perubahan, penambahan dan pengurangan."

(Tafsir Jalalain Al-Hijr 15: Ayat 9)

Mujierokhman Komp.Mushola Baitul Khikmath Pegiringan Barat
        Memelihara [Semangat Qur'ani] Bukanlah hal yang mudah Bagi Setiap Individu Dalam Kehidupan Di Dunia Ini,Qaidah Bahwa" Belajar Memahami Al Qur'an Sebagai Kewajiban Komunitas [Yang Artinya Bila Salah Satu Dari Komunitas Itu Sudah Ada  Satu Orang Saja,Yang mumpuni Dalam Keilmuannya Tentang Ma'na Al Qur'an Maka Gugurlah Kewajiban Itu Utk Yang Lainnya],Namun Dalam Mengamalkannya Merupakan Kewajiban Ainiyath/Individu" Inilah Yang menjadi Assas bagi Setiap Orang Utk Mencari Dan Mendalami[Tafaquh] Ilmu Tentang Ma'na Al Qur'an Dan memeliharanya Sampai Apa Yang Keluar Dari Sebuah Penciptaan manusia Akan Terkandung Nilai Al Qur'an,Inilah Yang Di Maksud "Akhlak Nabi Merupakan Al Qur'an"
       Bila Kita Merenung Maka Akan Terlintas Dalam Pikiran Kita Bila Bacaan Al Qur'an Saja Takan Mampu Menembus Kalbu Dan Sedikit Sekali Faidahnya,Lantas Apakah Yang Bisa Menyebabkan Keluarnya Akhlak Itu Dari Sebuah Penciptaan manusia?
       Yang Paling Sederhana Adalah,Terpeliharanya Al Qur'an Yang Pada Akhirnya Menjadi Titik Terang Barokah nya Al Qur'an,Sehingga Sampai Menembus Kalbu,Dan Akan Mengeluarkan perangai Al Qur'an Bagi fitrah manusia,Yang Di Kenal Dengan Nama "AkhlaQu Qur'ani" ,Beberapa Hal Yang Membantu Dan Menjadi Sebab Terpeliharanya Al Qur'an Dari Dalam Hati Diantaranya Muwadlofah ,Dalam Artian Melanggengkan Untuk Senantiasa Melihat,Dan Membacanya Dalam Hati, Dalam Keadaan Semangat Dan Mengerjakannya Tanpa Merasa letih, Serta Senantiasa mempelajarinya Dan Menegakan Etika Membaca Al Qur'an Dan Syarat2 nya Utk Kemudian Menjaganya dengan Apa Yang Ada Tentang Al Qur'an,Dari Hal2 Yang Sifatnya Dzohir dan Bathin,Untuk Keadaan Menjaga Sebuah Mushaf Al Qur'an,Sederhananya Membaca Ayat2 Al Qur'an Dengan Konsisten Tanpa Putus,Walau Hanya Satu Dua Atau Tiga Ayat,Untuk Selalu Di Ingat Bahwa Pengaruh Kuatnya Karakter Qur'ani/Akhlakul Karimah Adalah Pengejawantahan Dari Agungnya Al Qur'an Bagi Umat Manusia
         Kemudian Rakhmat ta'dzim nya Allah,Semoga Senantiasa Tercurahkan Kepada Nabi Yang Terpilih,Nabi Yang Menjadi Penghulunya Para Rasul,Dan Pemimpinnya Umat manusia,Kitabnya Kitab Yang Terpilih,Umatnya Umat Pilihan,Risalah Yang Di Bawanya Adalah Penyempurna Semua Risalah Nabi2 yang Di Utus Sebelumnya,Yang Kalau Saja nabi Musa dan Nabi Isa masih Hidup Tentulah Dua Nabi Dan Rasul Itu Akan Mengikuti Risalahnya Baginda Nabi Agung SAW,Wa'aydlon,Tercurah pada Para Sahabat Nabi,Abu Bakr Sidiek Bin Qurumbi,Umar Bin Khatab Al FaruQ,Utsman Bin Affan,Alie Bin Abi Thalib Sepupu Baginda nabi Yang Sangat Setia Sa'd,Zubair Tolkhah,Ubaay bin Ka'b Muawiyah Bin Abi Sufyan Dll,Yang Bi Ayyihim Iktadaitum Ihtadaytum [Dengan Siapa Siapa Dari  Mereka Engkau Mengikutinya Maka Berarti Engkau Telah Memperoleh Hidayath] Para pengikutnya Sahabat,pengikutnya pengikut,Para Ulama' [Orang2 yang Berilmu] Yang Mendapat Gelar Ulama'ul Akhirat, Mereka lah ورثة الأنبياء  Yang Menjadi Pewaris Para Nabi,Yang Membawa Kalimathul Khak dan Merumuskan Ilmu,Hingga Sampai Tercurah Pada Kita Semua Yang mengikuti Ulama' Amien أما بعد
      Seiring Dengan Berkembangnya Dienul Khak,Berkembang pulalah Ilmu,Sebagai Sarana Penuntun Manusia Pada Jalan Kebenaran Tuhannya,Walau Demikian Rintangan Yang Di Hadapi Tentunya Akan Lebih Berat Bila Di Bandingkan Dengan Perkembangannya Itu,Oleh Karenanya Keadaan Seperti Inilah Yang Mendasari Generasi Saat Ini Untuk Lebih Tekun Dalam Menggali Ilmu Dasar Dasar Agama,Diantaranya Adalah Al Qur'an Sebagai Bimbingan Hidup Yang Menjadi Dasar Pemahaman Agama,Yang menjadi Pandangan Hidup Umat Manusia Bahkan Generasi Saat Ini
        Dalam Catatan Ini Saya Tidak Akan Membahas Detail Mengenai Keunggulan Al Qur'an dan Ahli Qur'an,Etika Membaca Al Qur'an Secara Kasat Mata/Etika Dzohir,Etika Dan Amalan Amalan Yang Sifatnya Bathin/Asror ,Ketika Membaca Al Qur'an Akan Tetapi Titik Tekan nya Pada Pemahaman Al Qur'an Dan Tafsir Ma'na Al Qur'an Dengan Jalan Arro'yu [الرأي] Yaitu Analisa Dan Pemikiran Yang Mendalam Yang Di Sertai Dengan Penelitian Dan Keyakinan Bahwa pembaca Al Qur'an lah Laksana Mukhotob/lawan Bicara Dari Kalamullah,Dengan Kata Lain Tafsir Al Qur'an Yang Seperti Ini Bisa Di Kategorikan Tafsir Al Qur'an Dengan Logika Dan Opini Semata,Dan Yang Pasti Metodelogi Yang Seperti Ini Jarang Di lakukan dan Di miliki Orang Secara Umum,Yang Tanpa Nukil/mengambil Dari Referensi Tafsir Al Qur'an Yang Sudah Ada,menurut Khujatul Islam Abu Khamid Al Ghozali,Yang Di Kenal Dengan Imam Ghozali
       Mengapa Hal Ini Menjadi Penting Di Ketahui Oleh Generasi Zaman Sekarang?
Boleh Jadi Anda Akan Bertanya Dalam Hati Bahwa Saya [Khujatul Islam Abu Khamid Al Ghazali] Telah Membesar Besarkan Dengan Masuk Kedalam Wilayah Yang Amat sensitive Di kalangan  Ummat Tentang Pembahasan Yang Terlewat,Yaitu Mengenai Pemahaman Al Qur'an Dan Tersingkapnya[ Bahkan Bisa mengungkap Ma'na ma'na/Ta'wil] Al Qur'an Bagi Muthasowifien [Para Pemilik Hati Yang Terpelihara Dan Bersih] Bagaimana Yang Demikian? Apakah Itu Di Perbolehkan?
     Memang,Bila Demikian Arbabul Quluub/Orang Orang Yang memiliki Keistimewaan Terpeliharanya mata Hati Dan Bersih Hatinya,Memaknai Dan MenTa'wil Al Qur'an Tanpa NuQil [ Merujuk]Pada Tafsir Al Qur'an Yang Sudah Pernah Di Tulis Oleh Para Mufasirun/Ahli Tafsir,Inilah Yang Membuat Keraguan Di Kalangan Awam Untuk Memahami Al Qur'an,Dimana Perselisihan Ma'na Antara Ahli Tasowwuf Yang Memahami Al Qur'an Tanpa Referensi Tafsir Al Qur'an,Yang Dalam Artian MenTa'wil Al Qur'an Dengan Makna Bathin/Asror [Yang Di Kenal Dengan Sebutan Rahasia Di Balik Rahasia],Dengan Ahli Tafsir Yang Menggunakan Metode Dzhohir/Tafsir Teks, Yang Telah Di Riwayatkan Oleh Para Sahabat Dari Baginda Nabi Yang Agung,Utk Kemudian Di Buat Rujukan Dalam Menulis Tafsir Al Qur'an
      Bila Kita Menela'ath Maka Akan Kita Temukan Dalam Sebuah Riwayath, Nabi SAW Bersabda:

   من فسر القرآن برأيه فليتبوأ مقعده من النار( حديث من فسر القرآن برأية فليتبوأ مقعده من النار ) رواه الترمذي من حديث ابن عباس وحسنه وهو عند أبي داود في رواية ابن العبد وعند النسائي في الكبرى وقد تقدم ذلك


       Barang Siapa Yang Menafsirkan Al Qur'an [Hanya] Dengan Ro'yu [Opini Dan Logica Yang Di Sertai Keyakinan Yang Mendalam] nya Sendiri,Maka Hendaklah Dia Mempersiapkan Tempat Duduknya [Dari Tempat Duduk Di Neraka] Dari Api Neraka,Atthirmidzi Meriwayatkan khadits Dari Riwayat Khadits nya Ibnu Abbas,Beliau Memberi kedudukan pada Khadits Ini Dengan Kategori Khadits Khasan,Abu Daud meriwayatkan dari Riwayat Khadits nya Ibnul Abdi,Sedangkan Annasa'i Dalam Al Qubro jga Dari Khaditsnya Ibnul Abdi,Demikian Telah Terdahulu Dalam Kitab Yang Ketiga Dalam Bahasan Ilmu,Dari Kitab Ikhya Ulumidien

      Bermula Dari Khadits Ini Ulama Ahli Tafsir Dzhohir/ma'na Literasi,Mencela Dan Berkata Dengan Perkataan Yang seyogyanya Tidak Di Tujukan Pada Ulama'2 Yang Dianggapnya Gagal Paham,Yang Di Nisbathkan pada Orang2 Tassowuf,Dalam Memaknai Kalimat2 Al Qur'an Yang Berselisih dan Berseberangan dengan Tafsir Yang Sudah pernah Di Riwayathkan Dari Para Sahabat Nabi,Semisal Ibnu Abbas,Dan Di Nukil Oleh Ulama' Ahli Tafsir Dzhohir,Pada Akhirnya Mereka[ Ulama Tafsir Dzhohir/Makna Menurut Teks] Menyimpulkan Bahwa Yang Demikian [Menafsirkan Al Qur'an Dengan Metode Arro'yu/logika dan Opini Adalah Kufur
      Sebuah Tanda Tanya Yang Besar Untuk Menakar Apa Yang Sudah Di Gaungkan para Ulama Tafsir Dalam Melangkah Pada sebuah Persoalan Dan polemik Tentang Tafsir Yang Berkepanjangan,Bilakah Apa Yang Di katakan Ahli Tafsir Dzhohir Itu Adalah Sah,Maka Tidak Ada Tafsir Al Qur'an Melainkan Menjaga Tafsir Dzhohir Al Qur'an Itu Sendiri secara Utuh,Namun Bila Pendapat Ahli Tafsir Dzhohir Itu Tidak Sah,Lantas Apa Maksud Dari Khadits Nabi

من فسر القرآن برأيه فليتبوأ مقعده من النار

Barang Siapa Yang Menafsirkan Al Qur'an Dengan Keyakinannya Sendiri Maka Hendaklah Dia mengambil Tempatnya [Dari Tempat2 Dalam Neraka] Dari Api Neraka,??????

      Perhatikanlah Dengan seksama, Bahwa orang yang menganggap Al Qur'an hanya memiliki makna lahir (literal), Maka Dia sebenarnya tengah menceritakan Keterbatasan ilmunya sendiri. Biarlah itu Benar untuk dirinya sendiri. Akan tetapi Dia melakukan kekeliruan manakala semua Makhluk [Bangsa Jin Dan Manusia] Harus Ditarik ke dalam kualitas pemikirannya yang terbatas itu. Betapa banyak hadits Nabi dan ucapan para sahabat Nabi [Atsar] yang menyatakan Bahwa Al Qur'an memiliki Makna makna yang sangat luas. Dan ini hanya dapat Dipahami oleh orang-orang yang berpengetahuan mendalam dan luas. Nabi saw pernah Bersabda

إن للقرآن ظهرا وبطنا وحدا ومطلعا تقدم في قواعد العقائد

Sesungguhnya Telah Tetap Pada Al Qur'an Wujud Ma'na Dzhohir,Ma'na Bathin Ma'na Khad Dan Ma'na Mathla',Khadits Ini Telah Ada Pada Bab Kowaidul AQo'id/ Qaidah Qaidah Dasar AQidah Islam,Dari Ibnu Mas'ud Khadits Juga Di Riwayathkan Secara MauQuf Alaih,Beliau Sendiri Adalah Salah Satu Dari Sahabat Nabi Ahli Tafsir

       Sebagian ulama mengatakan : Al-Qur'an memuat tujuh puluh tujuh ribu dua ratus ilmu pengetahuan, karena setiap kata adalah satu ilmu, sesudah itu dikalikan empat, mengingat bahwa setiap kata mengandung makna lahir, batin, Khad dan Mathla'". Ibnu Mas'ud mengatakan : "Siapa saja yang ingin mengetahui keilmuan para ulama generasi awal dan yang mutakhir, maka bacalah Al Qur'an Dengan seksama dan mendalam. Hal ini tidak mungkin bisa hanya dengan memaknainya secara Literal Saja
       Riwayath Khadits Dan Atsar Yang Mendalilkan Hal Yang Demikian Telah Terdahulu Yang Bermula Dari Statement Ali Kw [Dalam Sebuah Bab] Yaitu:
ما أسر إلي رسول الله صلى الله عليه وسلم شيأ كتمه عن الناس إلا أن يؤتي الله عبدا فهما فى كتابه

"Rosulullah Sholallahu Alaihi  Wasallam Tidak Merahasiakan Tentang Apapun Padaku,Yang Beliau Sembunyikan Dari  Manusia,Kecuali Allah Akan  Menganugerahkan Pada Seorang Hamba Sebuah Pemahaman Dalam KitabNya.

Ali RA Telah Merumuskan: Kecuali Allah Akan Menganugerahkan Pada Seorang Hamba Sebuah Pemahaman Dalam Al Qur'an"

     Bilakah Tiada Tafsir Al Qur'an Melainkan literal Yang Di Ambil Dari Tafsir Yang Sudah Pernah Di Riwayathkan Oleh Ahli Tafsir Yang Terdahulu lantas Apa Makna Pemahaman Itu?
      Kemudian Apakah Ma'na Dzhohir Itu?
Apa Ma'na Bathin Ayath2 Al Qur'an, Ma'na Khad Dan Ma'na Mathla'?,Di Kemukakan Oleh Ibnu Jarir Atthobari Dalam Sebuah Tafsir Khadits Beliau Mengatakan:

فظهره: الظاهر في التلاوة، وبطنه: ما بطن من تأويله

    Adapun Ma'na Dzhohir/Teks Al Qur'an Yaitu Ma'na Dzhohir Secara Baca'an Saja,Sedangkan Ma'na Bathin Yaitu Ma'na Yang Tersembunyi Tentang Ta'wilnya.

        Untuk Ma'na Khad Dan Mathla' Ada Riwayath Khadits lain Yang Menerangkan Pengertiannya Yang Mendekati Dan Sesuai Dengan Tafsir Khadits Tsb Diantaranya Adalah Tafsir Atthobari.
قال الطبري رحمه الله :حدثنا محمد بن حميد الرازي قال حدثنا جرير بن عبدالحميد عن مغيرة،عن واصل بن حيان عمن ذكره عن أبي الأحوص ،عن عبدالله بن مسعود قال:قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :أنزل القرآن على سبعة أحرف ،لكل حرف منها ظهر وبطن ولكل حرف حد ولكل حد مطلع أخرجه الطبري فى تفسيره(ج ١ ص ٢٢)وفيه كما نرا رجلا لم يسم
       وأما قوله ولكل حرف حد ففيه تأويلان
احدهما لكل حرف منتهي فيما اراد الله من معناه
الثاني معناه ان لكل حكم مقدارا من الثواب والعقاب
وأما قوله ولكل حد مطلع ففيه قولان
احدهما لكل غامض من المعاني والأحكام مطلع يتوصل الى معرفته ويوقف على المراد به والثاني لكل ما يستحقه من الثواب والعقاب مطلع يطلع عليه في الآخرة ويراه عند المجازاة وقال بعضهم منه ما لا يعلم تأويله الا الله الواحد القهار

     Atthobari RA Berkata:Mukhamad Bin Khamid Arrozi Telah Menceritakan Pada Kami,Beliau Berkata:Jarier Bin Abdul Khamid Telah Menceritakan Kepada Kami,Dari Mughiroh,Dari Waashil Bin khayan, Dari Seseorang Yang Telah Menceritakan Kepadanya,Dari Abil Akhwash,Dari Abdullah Bin Mas'ud Berkata:Roùsulullah SAW Bersabda:Allah Telah Menurunkan Al Qur'an Yang Terdiri Dari Tujuh Beberapa Khuruf,Yang Setiap Satu Dari Tujuh Huruf Itu Terdapat Ma'na Dzohir Dan Bathin,Dan Di Setiap Huruf Terdapat Ma'na Khad,Dan Di Setiap Ma'na Khad Terdapat Ma'na Mathla' ,Atthobari Mentakhrij Khadits Ini Dalam Tafsirnya,Dalam Khadits Ini Kami Melihat Ada Rowi Yang Tidak Di Sebutkannya
         Tafsir Khadits Atthobari:

Adapun Sabda Nabi Yang Berupa "Wa Li kulli Kharfin Khaddun "[Dan Pada Setiap Huruf Terdapat Ma'na Had] Pada Kalimat Sabda Nabi Ini Memiliki Dua Ta'wil Yang Pertama Yaitu:Pada Setiap Huruf Terdapat Ujung Ma'na/Ilmu Yang Telah Di Kehendaki Allah Dari Ma'na Tsb,Yang Kedua Yaitu:Sesungguhnya Pada Setiap Hukum Itu Terdapat Ukuran,Dari Mulai Pahala Dan Dosa/Siksa,Sedangkan Sabda Nabi Yang Berupa" Wa Li kulli Haddin Mathla'un" [Dan Pada Setiap Ma'na Had Terdapat Ma'na mathla' ] Memiliki Dua Ta'wil Khadits Yaitu: Yang Pertama Pada Setiap Sesuatu Yang Detail Dari Beberapa Ma'na Dan Hukum Terdapat Suatu Tempat Pemunculan, Yang Seseorang Bisa Secara Langsung Untuk Sampai ma'rifat Pada Allah, Dan Berhenti pada Sebuah kesimpulan Ma'na Tsb,Yang Kedua Setiap sesuatu Yang Seseorang Berhak Atasnya Baik Berupa Pahala Dan Dosa/Siksa Terdapat Tempat Pemunculan Yang Seseorang Di Tempat Itu Bisa Melihat Sesuatu Itu Ketika Di Akhirat Nanti,Dan Bisa Melihat Secara Majaz Di Dunia Ini
       Sebagian Ahli Tafsir Khadits Ada Yang Mengatakan Ma'na Mathla' Merupakan Ma'na Yang Tidak Akan Ada Yang Mengetahui Melainkan Tuhan Yang maha Esa Dan Maha Memaksa
        Sahabat Ali Karromallahu Wajhah,Rodliyallahu Anhu Berkata:
( لو شئت لأوقرت لكم - يعنى حمّلت لكم - سبعين بعيراً من سورة الفاتحة )
يقول لو شئت لكتبتُ صحفاً ما يحملها إلاً سبعين بعيراً من تفسير وبيان سورة الفاتحة 
     Bila Saya Menginginkan Maka Saya Akan Memanggul Untuk Kalian [Maksudnya Membawakan Dengan Menggiring ] Tujuh Puluh Onta Hanya Untuk satu Surat Alfatihah Saja,Jika Di Artikan Statement Ali Kw,Seakan Beliau Ingin Mengatakan,Bila Saya Menginginkan ,Maka Saya Akan Menuliskan Dalam Sebuah Mushaf/pembukuan Dan Penjilidan,Yang Tidak Akan Ada Yang Mampu Membawanya Kecuali 70 Onta,Hanya Untuk Menafsirkan Dan Menjelaskan Surat Alfatihah Saja
        Lantas Apa Ma'na Dari Perkataan Sahabat Ali Yang Demikian  Sedangkan Secara Literal Memang Surat Alfatihah Terlalu Singkat Utk Di Tafsirkan.Abu Darda'Berkata:
       لا يفقه الرجل حتى يجعل للقرآن وجوها
Seorang Laki Laki [Yang Aliem] Tidak Di Katakan Sebagai Orang Yang Faham [Mendalami Ilmu Agama],Sehingga Ia Menjadikan [Menafsirkan ] Ayat [Al Qur'an] Menjadi Beberapa Wajah [Menghasilkan Banyak Tafsir Dan Ilmu Yang Ada Dalam Tafsir Tsb],Sebagian Ulama [Ahli Tafsir] Berkata:
لكل آية ستون ألف فهم وما بقي من فهمها أكثر
Setiap Satu Ayat Terdapat 60 rb Pemahaman [Tafsir] Sedangkan Selebihnya Dari Pemahaman Itu Akan Lebih Banyak [lagi],Dan Sebagian Ulama Ahli Tafsir Yang Lain Juga Mengungkapkan:
8 Sampai Menjadi 4 Kali Lipat,Karena Di Setiap Kalimat Terdapat Ma'na Dzhohir,Bathin,Khad Dan Mathla'
        Pengulangan Rosulullah SAW Pada Lafadz بسم الله الرحمن الرحيم Itu Tidak Di Lakukan Melainkan Hanya Utk Mendalami Ma'na Bathin nya Lafadz "Bismillahirrahmanirrahim",Bila Tidak [Untuk Mendalami Pemahaman Lafadz Bismillah Tsb] ,Maka Terjamath Literal Beserta Tafsir Dzohirnya Saja, Tidak Memerlukan Pengulangan ,Khadits Yang Menerangkan Tentang pengulangan Nabi Mukhamad Membaca Lafadz Bismillah Sampai 20 x Telah Di terangkan Pada Bab Sebelumnya
        Ibnu Mas'ud Berkata:
وقال ابن مسعود رضي الله عنه من أراد علم الأولين والآخرين فليتدبر القرآن
Barang Siapa  yang ingin mengetahui keilmuan para ulama generasi awal dan yang mutakhir, maka bacalah Al Qur'an Dengan seksama dan mendalam.
        Pada Yang Demikian Tidak Dapat Di Hasilkan Kalau Hanya Dengan Tafsir Dzhohir/Literal Secara Murni Saja,Jadi Kesimpulannya Adalah:
        Secara Menyeluruh memang,Semua Ke Ilmuan,Itu Sudah Termasuk Dalam Af'alillah/Pekerjaan2 Allah Dan Sifatihi/ Sifat2 NYa,Sedangkan Dalam Al Qur'an Terdapat Keluasan Dan Penjelasan Tentang Dzat Nya Sifat2 NYa Dan Af'alillah nya,Untuk Ilmu2 Yang Seperti Ini [Tentang Dzat,Sifat Dan Af'alillah Nya Allah] Itu Tidak Ada Nihayath/ Ujung nya,Hanya Al Qur'an lah Yang Memberikan Isyarat Tentang Adanya Kumpulan2 Semua Ilmu Itu,Derajat/Kedudukan Menyelami Pada Rincian Ilmu2 Al Qur'an Itu Akan Kembali Pada Metode Pemahaman Al Qur'an Secara Mendalam,Sedangkan Memahami Al Qur'an yang Hanya Tafsir Literal Saja Itu Tidak Memberikan Isyarat Pada Hal Pemahaman Al Qur'an Secara Mendalam, Apa Lagi Memerinci Tentang Ilmu Yang Terkandung Dalam Tafsir Bathin Nya.
       Bahkan Setiap Apa Yang Muskil/Langka Dalam Al Qur'an Itu Sesuai Menurut Beberapa Analisa Yang Mendalam ,Sedangkan Manusia Berselisih Dalam Analisa Dan Logikanya Masing2,Dalam Al Qur'an Terdapat Rumus2 mengenai Hal perbedaan Pandangan Dan Logika Tentang Tafsir Ma'na Bathinnya Yang Di Khususkan Bagi Ahli Pemahaman Dan Analisa Tafsir Untuk Mengarungi Kisaran Ma'na nya,Oleh Karena Itu Nabi Shollallahu Alaihi Wassalam Bersabda:
قال صلى الله عليه وسلم اقرءوا القرآن والتمسوا غرائبه حديث اقرءوا القرآن والتمسوا غرائبه أخرجه ابن أبي شيبة في المصنف وأبو يعلى الموصلي والبيهقي في الشعب من حديث أبي هريرة بلفظ أعربوا وسنده ضعيف.
أبو يعلى أحمد بن علي بن المثُنى بن يحيى بن عيسى بن هلال التميمي، الموصلي تاريخ الوفاة (211 - 307هـ، 826 - 920م).
      Bacalah [Kalian Semua] Al Qur'an,Dan Carilah Keasingan Keasingannya [Keanehan Dalam I'Rob Maupun Ma'na2 nya] Khadits Ini Di Takhrij Oleh Ibnu Abi Syaibath Dan Abu Ya'la Dalam Kitab Al Mushonif Serta BaihaQi Dalam Kitab Assu'ubi Dari Riwayatnya Abu Hurairoth Dengan Lafadz Awal nya A'robuuu,Sedangkan Sanad Khadits Ini Lemah,Al Mushonif Adalah Kitab Khaditsnya Rowwi Abu Ya'la Akhmad bin Ali Al mutsana Bin Yahya Bin Isa Bin hilal Attamim Tahun 211_307 H/826_920 M.
       Rosulullah SAW Bersabda Dalam Khaditsnya Ali KW:
وقال صلى الله عليه وسلم في حديث علي كرم الله وجهه والذي بعثني بالحق نبيا ليفترقن أمتي عن أصل دينها وجماعتها على اثنتين وسبعين فرقة كلها ضالة مضلة يدعون إلى النار فإذا كان ذلك فعليكم بكتاب الله عز وجل فإن فيه نبأ من كان قبلكم ونبأ ما يأتي بعدكم وحكم ما بينكم من خالفه من الجبابرة قصمه الله عز وجل ومن ابتغى العلم في غيره أضله الله عز وجل وهو حبل الله المتين ونوره المبين وشفاؤه النافع عصمة لمن تمسك به ونجاة لمن اتبعه لا يموج فيقوم ولا يزيغ فيستقيم ولا تنقضي عجائبه ولا يخلقه كثرة الترديد حديث علي والذي بعثني بالحق لتفترقن أمتي على أصل دينها وجماعتها على اثنتين وسبعين فرقة كلها ضالة مضلة يدعو إلى النار فإذا كان ذلك فعليكم بكتاب الله فإن فيه نبأ من كان قبلكم الحديث بطوله وهو عند الترمذي دون ذكر افتراق الأمة بلفظ ألا إنها ستكون فتنة مضلة فقلت ما المخرج منها يا رسول الله قال كتاب الله فيه نبأ من كان قبلكم فذكره مع اختلاف وقال غريب وإسناده مجهول الحديث
        Demi Dzat/Tuhan Yang Telah mengutusku Sebagai Nabi Dengan Membawa Kebenaran,Sungguh Umatku Akan Terpecah Belah Dari Dasar Agama Dan Golongannya Menjadi 72 Golongan,Kesemuannya Merupakan Golongan Yang Sesat Dan Menyesatkan,Yang Akan Mengajak Ke Jalan Neraka,Ketika Hal Yang Demikian Terjadi Maka Tetapkanlah Kalian Pada Kitabullah Azza Wa Jalla, Maka Sesungguhnya Di Dalam Kitab Allah Terdapat Khabar Berita Dari Kaum Sebelum Kalian,Dan Khabar Berita Yang Akan Datang Setelah Kalian Semua,Serta Terdapat Hukum Yang Ada Diantara Kalian, Barang Siapa Yang Berselisih Dengan Al Qur'an/Kitabullah [Dari Golongan Orang Orang Yang Memaksa,Mengerahkan Upaya Kekerasan,Dengan Kesombongan] Maka Allah Akan Membinasakannya,Dan Barang Siapa Yang Mencari Ilmu di Selain Isi Kandungan Al Qur'an Maka Allah Akan Menyesatkan nya,Al Qur'an Adalah Penghubung Kepada Allah,Yang Sangat Kuat,Dan Nur nya Allah Yang Sangat Nyata,Laksana Obat Hati Dari Allah Yang Sangat Bermanfaat,Laksana Penjaga Bagi Orang Yang Berpegang Teguh Dengannya,Laksana Penyelamat Untuk Orang Yang Mengikutinya,Al Qur'an Itu Tidaklah Mengajarkan Kepada Arah Yang Bengkok,Sehingga Seseorang Akan Tetap Tegak Pada Jalan Hidupnya,Al Qur'an Itu Tidaklah Mengajarkan Kepada Arah Yang Melenceng,Sehingga Menjadikan Seseorang Senantiasa IstiQomath,Keajaiban2 Al Qur'an Tidaklah Habis,Takan Ada Yang Mampu Menciptakannya Sekalipun Berulang Ulang Membacanya.Hadits nya Ali Kw "Demi Dzat /Tuhan Yang Telah Mengutusku"......Sampai Akhir Khadits Dengan Panjangnya,Menurut At-Tirmidzi,Tanpa Menyebut IftiroQul Ummath,[Perpecahan Umat] Akan Tetapi Dengan Lafadz" Alaaa Innaha Sattakuunu fitnathun Mudlilathun" Lalu Kemudian Saya [Ali Kw] Bertanya, Apakah Ada Jalan Keluar Dari Perpecahan Itu/Fitnah Ya Rosulullah? Bersabda Rosulullah SAW:Jalan Keluarnya Iyalah Dengan Berpegang Pada KitabNya Allah,Dalam Kitabnya Allah Terdapat Khabar Berita Kaum Sebelum Kalian" At-Tirmidzi Kemudian Menyebutkan Hadits,Sampai pada Hadits Perselisihan Ummat,Oleh At-Tirmidzi Hadits Ini Di Beri Kedudukan Hadits Ghorib/Asing,Yang Musnad Haditsnya Majhul.
وفي حديث حذيفة لما أخبره رسول الله صلى الله عليه وسلم بالاختلاف والفرقة بعده قال فقلت يا رسول الله فماذا تأمرني إن أدركت ذلك فقال تعلم كتاب الله واعمل بما فيه فهو المخرج من ذلك قال فأعدت عليه ذلك ثلاثا فقال صلى الله عليه وسلم ثلاثا تعلم كتاب الله عز وجل واعمل بما فيه ففيه النجاة حديث حذيفة في الاختلاف والفرقة بعده فقلت ما تأمرني إن أدركت ذلك قال تعلم كتاب الله واعمل بما به الحديث أخرجه أبو داود والنسائي في الكبرى وفيه تعلم كتاب الله واتبع ما فيه ثلاث مرات
        Dan Dalam  Khaditsnya Khudzaifah Di Sebutkan Bahwa :Setelah Rosulullah SAW Memberikan Khabar Pada Beliau [Khudzaifah] Tentang Perselisihan Pendapat Dan Perpecahan Umat, Maka Beliau Berkata (Khudzaifah RA ):Lalu Kemudian Saya Bertanya: Wahai Baginda Rosulullah Adakah Gerangan Yang Akan Engkau perintahkan Pada Hamba,Bila Hamba Menemui Keadaan Demikian [Perselisihan Pendapat Dan Perpecahan Ummat] ??Bersabda Rosulullah SAW: Belajarlah [Tentang Ma'na Ma'na] Kitabullah [Ma'na Ta'wil Al Qur'an] Beramalah Dengan Apa Yang Ada Di Dalamnya,Itulah Jalan Keluar Dari Keadaan Yang Demikian,Khudzaifah Berkata:Lantas Saya Mengulangi Pertanyaan Seperti Itu Pada Baginda Nabi Tiga Kali,Bersabda Rosulullah SAW Tiga Kali:Belajarlah [Tentang Ma'na Ma'na] Kitabullah [Ma'na Dan Ta'wil Al Qur'an],Dan Beramalah Dengan Apa Yang Ada Di Dalamnya,Maka Padanya Terdapat Keselamatan.Khadits Tentang Khudzaifah Dalam persoalan Perselisihan Pendapat Dan Perpecahan Ummat Setelah Sepeninggalannya Baginda Nabi,Dengan Panjangnya Khadits Di Takhrij Oleh Abu Daud Dan Annasa'i Dalam Kitab Al Kubro,Dalam Kitab Al Kubro Di Sebutkan Tentang Perintah Belajar Kitabullah Dan Mengikuti Tentang Apa Yang Ada Di Dalamnya,Di Sebutkan Khudzaifah tiga Kali Dan Di Jawab Baginda Nabi Juga Tiga Kali
وقال علي كرم الله وجهه من فهم القرآن فسر به جمل العلم أشار به إلى أن القرآن يشير إلى مجامع العلوم كلها
        Ali Karromallahu Wajhah Berkata: Barang Siapa Yang Faham Tentang Al Qur'an Maka Dia Dengan Al Qur'an Bisa Menafsirkan Beberapa jumlah [Contoh Contoh Therminologi] Ke Ilmuan.Lewat Statementnya,Ali Mengisyaratkan Bahwa Sesungguhnya Al Qur'an Memberikan Isyarat Tentang Adanya Semua Kumpulan Kumpulan Ilmu Yang Ada Di Dalamnya.
وقال ابن عباس رضي الله عنهما في قوله تعالى ومن يؤت الحكمة فقد أوتي خيرا كثيرا يعني الفهم في القرآن
     Ibnu Abbas RA Berkata:Tentang Tafsir Firman Allah "Barang Siapa Yang Di Beri Anugerah Al Khikmath Maka Sungguh Ia Telah Di Beri Banyak Kebaikan" Ya'ni [Menurut Ibnu Abbas] Pemahaman Tentang Al Qur'an.
وقال عز وجل ففهمناها سليمان وكلا آتينا حكما وعلما سمى ما آتاهما علما وحكما وخصص ما انفرد به سليمان بالتفطن له باسم الفهم وجعله مقدما على الحكم والعلم
         Allah SWT berfirman:
"(Maka Kami telah memberikan pengertian tentang hukum) yakni keputusan yang adil dan tepat (kepada Sulaiman) keputusan yang dilakukan oleh keduanya itu berdasarkan ijtihad masing-masing, kemudian Nabi Daud mentarjihkan atau menguatkan keputusan yang diambil oleh Nabi Sulaiman. Menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa keputusan keduanya itu berdasarkan wahyu dari Allah dan keputusan yang kedua yaitu yang telah diambil oleh Nabi Sulaiman berfungsi memansukh hukum yang pertama, yakni hukum Nabi Daud (dan kepada masing-masing) daripada keduanya (Kami berikan) kepadanya (hikmah) kenabian (dan ilmu) tentang masalah-masalah agama [Tafsir Jalalain Al Anbiya': 79]
          Apa Yang Telah Tuhan Anugerahkan  Pada Nabi Sulaiman Dan Nabi Daud Di Sebut Ilmu Dan khukum,Sedangkan Anugerah Yang Di Khususkan Atas Nabi Sulaiman Tersendiri Dengan Kecerdasannya Itu Di Sebut Al Fahmu,Dan Tuhan Telah Menjadikan Pemahaman/Al Fahmu Itu Di Dahulukan,Dengan Mengakhirkan Ilmu Dan Khukum.
         Keterangan Keterangan Di Atas Mendalilkan Dan Menunjukan Bahwa:Sesungguhnya Pemahaman Ma'na Ma'na Al Qur'an Ada Sebuah Ruang Lingkup Yang Luas,Penyambutan Yang Menggembirakan Dan Tempat Yang Sangat Amat Luas Bagi Siapapun Yang Menginginkan Pengembangan Pemahaman Ma'na Al Qur'an,Dan Sesungguhnya Tafsir Al Qur'an Literal [Tafsir Dzhohir] Itu Tidak Memenuhi Ujung Kisaran Ma'na2 Bathin Al Qur'an.
       Adapun Sabda Nabi SAW Yang Menjelaskan Tentang" Barang Siapa Yang Menafsirkan Al Qur'an Dengan Opini Dan Logikanya Semata",Dan Larangan Beliau Tentang Tafsir Tsb,Serta Perkataan Abu Bakar Siddik Tentang Keadaan Dirinya Sebagai Orang Yang Waro'/Sangat Hati Hati Dalam Menafsirkan Al Qur'an,Dan MaQalah2 lain Yang Sudah Di Terangkan Dalam Khadits Dan Atsar Tentang Larangan Menafsirkan Al Qur'an Hanya Dengan Opini Dan Logika Semata,Itu Tidak Sunyi Ada Kalanya Apa Yang Di Maksud Sabda Nabi Dan MaQalah2 tsb Yaitu :Untuk menjawab Tafsir  IQtishar/Meringkas,Hanya Mengambil Tafsir teks,Dan Keadaan Ayat Yang Sudah Di Dengar Telah Di Riwayatkan Tafsirnya Oleh Sahabat Nabi,Dan Meninggalkan Istinbat [Keharusan Seseorang Untuk Berusaha Mencari Dan Menggali Ma'na Ma'na Dan Khukum2 Dari Nash Dan Tempat Keluarnya Dalil Dalil Yang Yang Lain Menurut FiQh] Serta IstiQlal [Pemaksaan Sebuah Pemikiran Logika,Dan Tidak Adanya Kerjasama Dengan Pemikiran Orang Lain] Dari Pemahaman Ayat Tsb,Atau Ada Maksud Yang Lain,Keadaan Inilah Yang Sebenarnya Termasuk Dalam Konteks Sabda Nabi Dan Kehati Hatian Abu Bakr Assidiek.Istilah IstiQlal Itu Biasanya Akan Berlawanan Dengan Istilah Musyarokath/Kerja Sama Dan Berlawanan Dengan Suara Terbanyak
       Lebih Lengkapnya Statement Abu Bakr AssidieQ Itu Di Jelaskan Dalam Sebuah Atsar/Riwayath Sahabat Dalam Perkembangan Ilmu Dasar Dasar Pemahaman Al Qur'an Sebagai Berikut Cuplikan MaQalah Tsb:
روى شعبة عن سليمان عن عبد الله بن مرة عن أبي معمر قال: قال أبو بكر الصديق رضي الله عنه، معلوم طول ملازمته للنبي صلى الله عليه وسلم ولكنه مع ذلك كان في غاية الورع، فهو يقول في هذا الأثر- أي أرض تقلني؟! 
 سماء تظلني؟! إذا قلت في كتاب الله ما لم أعلم، أي أرض تقلني؟! يعني: تحملني، وأي سماء تظلني؟! يعني: أنني إذا قلت ذلك فقد تجرأت على الله تعالى؛ فأكون قد أخطأت فلا تحملني الأرض لعظم ما قلته، ولا تظلني السماء لكبر ما تقولتهu
    Syu'bath Meriwayatkan Dari Sulaiman,Dari Abdullah Bin Murroth,Dari Abu Ma'mar RA Berkata: Abu Bakr AssidieQ Berkata: [Ma'mar Berkata:Di Ketahui Beliau Adalah Orang Yang Senantiasa Menetap lama Bersama Baginda Nabi Meskipun Demikian Beliau Adalah Orang Yang Sangat Waro' Penuh Kehati Hatian Dalam Memahami Wahyu Yang Di Sampaikan Baginda Nabi,Beliau Berkata Dalam Atsar Ini] :Bumi Yang Manakah Yang Mampu Membawaku??,Langit Manakah Yang Mampu Menaungiku?? Manakala Saya Mengatakan Tentang Kitabullah (Ayat2 Al Qur'an ]Dengan Apa Yang Belum Saya Ketahui,Bumi Manakah Yang Mampu Membawaku?? Ma'mar Mema'nai "Yang Menanggungku" Langit Manakah Yang Mampu Menaungiku?? Ma'mar Mema'nai "Sesungguhnya Saya,Ketika Mengucapkan Hal Demikian (Mengatakan Hal Yang Beliau Belum Tahu) Berarti Saya Telah Berani Terhadap Allah,Maka Jadilah Saya Orang Yang Salah,Bumipun Takan Mampu Menanggung (Kesalahan) Karena Agungnya Urusan Yang Saya Ungkapkan,Langitpun Takan Mampu Menaungiku Karena Besarnya Urusan Yang Telah Saya Adakan Dengan Sebuah Ungkapan.
          Adalah Sebuah Kebathilan Secara Pasti ,Apabila Yang Di Maksud Khadits Nabi Yang Berupa "Barang Siapa Yang Menafsirkan Al Qur'an....." Dan Ungkapan Abu Bakr AssidieQ Adalah Bertujuan Mendegredasi Agar Seorang Tidak Di Perbolehkan Membicarakan Tentang Ma'na Qur'an,Kecuali Dengan Keterangan Ma'na Yang Iya Dengar Dari Baginda Nabi Maupun Dari Riwayath Para Sahabat Nabi Yang Telah Mendengar Secara Langsung Dari Baginda Nabi" Mengapa Demikian??
Karena Ada Beberapa Syarat Yang Menjadi Sebuah Tendensi
       1.Memang,,,,Sesungguhnya Di Syaratkan Agar Yang Demikian (Tafsir Ayat Al Qur'an )Itu Telah Terdengar Riwayath Tafsirnya Dari Baginda Nabi SAW,Dan Riwayath Harus Musnad/Bersandar Terhadap Beliau,(Ini Adalah Tafsir Al Qur'an Secara Literal Saja)
       Sementara Hal Demikian,Merupakan Sesuatu Yang Jarang Di Jumpai Melainkan Di Sebagian Ayat2 Al Qur'an Saja ,Adapun tafsir Yang Di Utarakan Oleh Sahabat Ibnu Abbas Dan Ibnu Mas'ud,Yang Berasal Dari Hasil Pemikiran Keduanya Alangkah Seyogyanya Untuk Di Terima Saja,Dan Tafsir Ma'na Al Qur'an Dari Keduanya Bisa Di Katakan Dan Di Masukan Dalam Kategori Tafsir Dengan Metode Arro'yu,Karena Mereka Belum Secara Langsung Mendengar Tafsirnya Dari Baginda Nabi SAW,Begitu Pula Dari Sahabat Selain Keduanya
       2.Sesungguhnya Para Sahabat Dan Para Ahli Tafsir Al Qur'an,Itu Berselisih Pada bagian Ayat Ayat Al Qur'an,Mereka Mengatakan Beberapa Tafsir Yang Berbeda Beda,Yang Tidak Memungkinkan Untuk Mengumpulkan Beberapa Tafsir Yang Berbeda Tsb,Sedangkan Mendengar Riwayath Tafsir Dari Baginda Nabi Secara Langsung Itu Mustakhil, Yang Kalau Saja Salah Satu Dari Ahli Tafsir Ada Yang mengatakan Bahwa Tafsirnya Merupakan Tafsir Yang Telah Di Dengar Secara langsung Dari Baginda Nabi,Niscaya Yang Lain Akan Menyangkalnya,Maka Jelaslah Sudah,Secara Pasti,Bahwa Setiap Mufasir/ Ahli Tafsir,Itu Akan Mengemukakan Sebuah Ma'na,Tentunya Yang Menjadi Pedoman Adalah Ma'na Yang Dzhohir/Jelas Secara kharfiah Baginya,Dan Kemudian Di Kuatkan Dengan Upaya Istinbatnya, Sehingga Mereka/Ahli Tafsir  Mengatakan [Menafsirkan] Tentang Beberapa Huruf Yang Ada Pada Permulaan Surath 7 Ma'na Tafsir Yang Berbeda Beda,Yang Tidak Mungkin Dari Ke 7 Ma'na Tsb Untuk Di Kumpulkan,Contoh:Sesungguhnya آلر Adalah Beberapa Huruf Dari الرحمن ,Di Katakan Juga Bahwa Sesungguhnya Huruf Alif Itu Ma'na Nya Allah,Dan Lam (أللم) Itu Ma'nanya Latief (لطيف) Sedangkan Ro' (الراء) Itu Ma'nanya Rokhiem (رحيم),Dan Contoh2 Lain,Usaha Untuk Mengumpulkan Tafsir2 tsb Secara Keseluruhan Itu Tidak Memungkinkan,Bagaimana Semua Keadaan Tafsir Itu Telah Di Dengar Langsung Dari Baginda Nabi??   
        3.Sesungguhnya Rosulullah SAW Mendo'a Kan Pada Ibnu Abbas Dalam Do'a nya Belia Bersabda: Ya Tuhanku  Anugerahkanlah Pemahaman Ilmu Agama Yang Mendalam Pada Ibnu Abbas,Dan Anugerahkan Pada Ibnu Abbas KeIlmuan Tentang Ta'wil,Bilamana Kesemuaan Ta'wil Itu Harus Terdengar Riwayatnya Dari Baginda Nabi Mukhamad,Seperti Halnya Asbabunuzul/Sebab2 Di Turunkannya Ayat,Dan Bilamana Ta'wil Itu Harus Terpelihara Seperti Terpeliharanya Al Qur'an Dari penggantian, perubahan, penambahan dan pengurangan,Lantas Bagaimanakah Maksud Di Khususkannya Ibnu Abbas Dalam Do'a Baginda Rosulullah Agar Di Beri Kecerdasan Dalam Pemahaman Ilmu Ilmu Agama Yang Mendalam Dan Di Beri Pengetahuan Tentang Ta'wil ??
        4.Sesungguhnya Allah SWT Berfirman Dalam Surath Annisa:83
Allah SWT berfirman:
وَاذا جآءهم امر من الامن اوالخوف اذاعوا بِه ولو ردّوه الى الرّسول وَاِلٰى اولى الامر منهم لعلمه الّذِين يستنبطونه منهم ۗ وَلولا فضل اللّه عليكم ورحمته لاتّبعتم الشّيطن الّا قَليلا
"(Dan apabila datang kepada mereka suatu berita) mengenai hasil-hasil yang dicapai oleh ekspedisi tentara Nabi saw. (berupa keamanan) maksudnya kemenangan (atau ketakutan) maksudnya kekalahan (mereka lalu menyiarkannya). Ayat ini turun mengenai segolongan kaum munafik atau segolongan orang-orang mukmin yang lemah iman mereka, dan dengan perbuatan mereka itu lemahlah semangat orang-orang mukmin dan kecewalah Nabi saw. (Padahal kalau mereka menyerahkannya) maksudnya berita itu (kepada Rasul dan kepada Ulil amri di antara mereka) maksudnya para pembesar sahabat, jika mereka diam mengenai berita itu menunggu keputusannya (tentulah akan dapat diketahui) apakah hal itu boleh disiarkan atau tidak (oleh orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya) artinya yang mengikuti perkembangannya dan dituntut untuk mengetahuinya, mereka adalah orang-orang yang berhak menyiarkan berita itu (dari mereka) yakni Rasul dan Ulil amri (Dan kalau bukanlah karena karunia Allah kepadamu) yakni dengan agama Islam (serta rahmat-Nya) kepadamu dengan Alquran (tentulah kamu sekalian akan mengikuti setan) untuk mengerjakan kekejian-kekejian yang diperintahkannya (kecuali sebagian kecil saja di antaramu) yang tidak."
(Tafsir Jalalain,An-Nisa' 4: Ayat 83)
Upaya Pemahaman Al Qur'an Dengan Hati Yang Tenang
       Dalam Ayat Ini Bisa Kita Ambil Kesimpulan Bahwa Hanya Pemilik Ilmu Dan Pemahaman Lah Yang Mampu Konsisten Dan Senantiasa Istinbat Dalam Keadaan Apapun,Dan Sangatlah Ma'lum,Kalau Istinbat Itu Seusai Mendengarkan Dari Riwayath Yang Valid,Secara Total Keterangan Yang Ada Dari Sabda Baginda Nabi Maupun Riwayat Para Sahabat Itu Berlawanan Dengan Keadaan Imajinasi Dan Fiksi2 saat Ini,Baik Dari Mulai Fiksi Tentang Tafsir Literal,Di Syaratkannya Tafsir Harus Terdengar Riwayatnya Musnad Kepada Nabi Maupun Imajinasi Dan Visi2 Yang Lain2 nya.
       Jadi Kesimpulannya: Syarat Di Dengar nya Riwayat Tentang Tafsir Al Qur'an Secara Langsung Dari Baginda Nabi Itu Tidak Sesuai Dengan Konteks Dari Masa Ke masa Dan Merupakan Syarat Yang Bathal,Setiap Seseorang Itu Boleh Beristinbat Tentang Ma'na Al Qur'an Sesuai Dengan Tolak Ukur Pemahamannya,Serta Ketajaman AQalnya.
     Adapun Khadits Nabi Tentang Larangan Menafsirkan Al Qur'an Dengan Metode Arro'yu Itu Sesuai Dan Menempati Pada Salah Satu Dari Dua Ketentuan Terlarang Untuk Di Gunakan
      1.Akan Ada Pada Diri Seseorang/Mufasir,Itu Sebuah Keyakinan [Pendapat Tertentu],Dan Pada Tabiat/Watak,Dan Keinginannya/Hawa Nafsunya ,Ada Sebuah Kecenderungan,Untuk Mengikuti Keyakinannya Itu,Maka Dia Akan MenTa'wil Al Qur'an Sepakat,Sesuai Dengan Keyakinan Dan Hawa Nafsunya Tsb,Diapun Akan Berkhujath,Berargument Melalui Ta'wilnya Itu Guna Mentaskhih,Membenarkan Apa Yang Menjadi Tujuan/Kepentingannya Itu,Andaikan Saja keyakinan Atas Pendapat Dan Keinginan Atas Hawwa Nafsunya Itu Tidak Ada Padanya,Niscaya Tidak Akan Terlintas Dalam Hatinya Ta'wil Dari Al Qur'an Tsb,Hal Yang Semacam Ini Sesekali Memang Bersamaan Dengan Di Dukung Pengetahuan/Ke Ilmuan,Seperti Halnya Seseorang Yang Berkhujath/Berargument Dengan Ayat Ayat Al Qur'an Untuk Mentaskhikh/Membenarkan Kesesatannya/Bid'athnya,Sedang Sebenarnya Dia Mengetahui Bahwa Yang Di Maksudkan Dengan Ayat Itu Bukan mengenai Bid'athnya,Akan Tetapi Dia Sengaja Menggunakan Ta'wil Ayat Al Qur'an tsb,Guna Mengelabuhi Musuhnya,Dan Sesekali Keberadaan Penyalahgunaan Ta'wil seperti Ini Juga Terjadi Karena Kebodohan Yang Nyata,Tegasnya Bila Ta'wil Ayat Itu Menurutnya Benar2 Ikhtimal/Berbobot,Lalu Kemudian Pemahamannya Cenderung Pada Pendapat Yang Sesuai Dengan Tujuannya,Dan Dia Mengunggulkan Ke Arah Yang Demikian ,Dengan Keyakinan Penelitian [Arro'yu] Serta Hawa Keinginannya, Maka Berarti Dia Telah MenTa'wil Ayat2  Al Qur'an Dengan Keyakinan penelitiannya Sendiri,Keyakinan Penelitian Yang Manakah Yang Cenderung Berbobot Atas Ayat Yang Dia Ta'wil,Kalau Bukan Karena keyakinan Atas Penelitiannya, Niscaya Pendapat Yang Demikian [Pendapat Yang Sesuai Dengan Tujuannya] Menurutnya Tidak Akan Unggul,Kemudian Hal yang Sama Juga Terkadang Terjadi Ketika Seseorang Yang Mempunyai Kepentingan Yang Sebenarnya Kepentingan Itu Sendiri Adalah Kepentingan Yang Benar,Untuk Kepentingannya Itu Lantas Dia Mencari Dalil Dari Al Qur'an Dan Mencari Referensi Dari Keterangan (Contoh:Menggunakan Sabda Nabi), Yang Sebenarnya Dia Sendiri Mengerti Bahwa Keterangan Tsb Memang Tidak Di Maksudkan Untuk Dalil Al Qur'an Tsb,Seperti Halnya Seseorang Yang Menyerukan Utk Senantiasa Beristighfar,Di Waktu Sepertiganya Malam,Atau Dengan Kata Lain Wkt Sahur,Maka Dia Akan Berargument Dengan Sabda Nabi:
تسحروا فإن في السحور بركة
Bergegaslah Untuk Sahur Maka Sesungguhnya Telah Tetap Di Waktu Sahur Yaitu Sebuah Ke Berkahan
     Dia Mengira Bahwa Yang Di Maksud Dengan Sabda Nabi Di Waktu Sahur,Itu Di Manfaatkan Untuk Berdzikir,Sedangkan Dia Mengerti Bahwa Yang Di Maksud Sabda Nabi Adalah Makan Di Waktu Sahur,Sebagai Pemantapan Mengambil Kekuatan Energi,Guna Meringankan,Untuk Kemudian Imsak/Menahan Makan Dan Minum Di Wkt Berpuasa,Contoh Berikutnya Yaitu Seseorang Yang Menyerukan Untuk Berjuang Meluluhkan Keadaan Hati Yang Keras,Maka Dia Akan Berkata:Allah SWT Berfirman :
اذهباۤ الى فرعون انّه طغى 
(Pergilah kamu berdua/Musa Dan Harun, kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas) karena ia mengaku menjadi tuhan.
(Tafsir Jalalain: Ta-Ha 20: Ayat 43)
      Dan Dia Mengisyaratkan Pada Hatinya Sendiri,Serta Menelunjuk (Pada Dada nya)
Dengan Mengatakan Bahwa Yang Di Maksud Fir'aun Adalah Keadaan Hati Yang Keras.
       Bermula Dari Jenis Yang Semacam Ini Orang2 Yang Memberikan Mauidloh/Penceramah,Terkadang Juga Menggunakannya Untuk Maksud2 Yang Baik,Guna memperindah Bahasa Dan Tutur Kata,Serta membuat Tertarik Bagi Pendengarnya,Jenis Yang Semacam Ini Adalah Jenis Yang Terlarang.
        Berikutnya,FirQoth Ghoirul Islam Yang Mengadakan Infiltrasi Dengan Menggunakan Pakaian Aliran Rofidloh Dan Syi'ath Yang Sangat Berpengaruh,Yang Menamakan Dirinya Dengan Kelompok Bathiniyath,Guna Maksud2 Dan Kepentingan Yang Busuk Yang Di Bungkus Dengan Jargon AQidah Sufisme,Membujuk Manusia Pada Umumnya,Menyerukan Untuk Mengikuti Madzhab Mereka Yang Bathil ,Terkadang Dan Bahkan Sering,Menggunakan Jenis Tafsir Arro'yu jenis Yang Seperti Ini,Dengan Bertranformasi Ke Dalam Gaya Penyampaian Yang Baru,Mereka Menyerukan Untuk Kembali Pada Al Qur'an Dengan Ma'na Bathin Yang Bertujuan Untuk Memecah Belah Internal Kekuatan Ummat Islam.
       Aliran Bathiniyath Di Artikan Sebagai Kelompok  Yang mengem­bangkan ilmu fikih dengan mengedepankan Khakikat Dan Rahasia Syari'ah (al-asrar al-syari'ah). Kelom­pok ini bisa juga disebut Aliran 'Irfani karena me­tode pembahasannya san­gat dipengaruhi oleh perspektif dan cara pan­dang sufistik atau irfani (FiQh Ke Bhinekaan,Oleh Nasarudin Umar)
         Mereka/FirQoth Bathiniyath,Memposisikan Ta'wil Al Qur'an Sesuai Dengan Formasi Silogisme Pendapat Dan Keyakinan AQal Dan Madzhabnya Yang Pernah Di Gagas Pendahulunya Dan Di Kembangkan Oleh mereka,Untuk Urusan2 Yang Sebenarnya Mereka Mengetahui Secara Pasti Bahwa Tujuan Tujuan Mereka Tidak Di Maksudkan Dalam Ta'wil Ayat2 Suci Tsb,
        Contoh Contoh Di Atas Merupakan Salah Satu Dari Dua Ketentuan Larangan Dari Tafsir Al Qur'an Dengan Metode Arro'yu/Logika Semata,Dan yang Di Maksud Dengan Arro'yu Yang Di Larang adalah Logika Penafsiran Yang Fasid/Busuk ,Yang Bersepakat Dengan Hawwa Nafsu Seseorang Yang Menafsirkan Ayat Suci Tsb,Tanpa Istinbat Dan Ijtihad Yang Sokhikh,Sedangkan Arro'yu Yang Khakikat Adalah,Logika Pemikiran Tafsir Al Qur'an Yang Mendatangkan perspektif Maslahat Yang Sokhikh,Untuk Pemikiran Tafsir Yang mengindikasikan Agenda Yang Busuk Dan Bersepakat Dengan Kepentingan Hawa nafsu Itu Yang Paling Pas Dan Spesial....Ya Sebutan Arro'yu tsb,Sebagaimana Sabda Nabi:Barang Siapa .........
       2.Ketentuan Yang Ke Dua Yaitu:Seseorang Yang Berakselerasi Secepat Kilat,Pada Tafsir Al Qur'an Hanya Dengan Memahami Etimologi Arab Dan I'rab nya,Tanpa Mengambil Pijakan Penjelasan Dengan Lafal Al Qur'an Yang Telah Terdengar Pernah Di Riwayatkan Dan Pengambilan Referensi Yang Valid, Tentang Hal2 Yang Berhubungan Dengan Terminologi Keasingan Keasingan Al Qur'an,Dan keadaan Yang Di Bahas Di Dalamnya Dari Lafadz Lafadz Yang Masih Abu2/Belum Jelas, Dan Lafadz Yang Di Ganti,Serta Keadaan lafadz Yang Di Ringkas,Di Buang Dan Di Dlomirkan/Dengan Kata Ganti,Di Dahulukan Dan Di Akhirkan.Maka Barang Siapa Yang Tidak Mengambil Ketentuan2 Tafsir Literal,Artinya Dengan Bergegas Secara Langsung Mengupayakan Istinbat Pengambilan Ma'na,Dengan Murni Meninggalkan Pemahaman2 Bahasa Arab,Maka Akan Banyak Salahnya,Dan Ia Teridentifikasi Ke Dalam Golongan Orang Yang Menafsirkan Ayat2 Al Qur'an Dengan Logikanya Sendiri Yang Busuk, Yang Di Bingkai Dengan Kemasan Sebuah pemahaman.
      pengambilan Referensi Lafadz2 Al Qur'an Yang Sokhikh,Dan Pencarian Keterangan Riwayat Lafadz Yang Pernah Terdengar Dari Baginda Nabi ,Adalah Bagian Yang Wajib Di Lakukan Dan Tidak Terpisahkan Dari Ketentuan Tafsir Secara Literal Untuk Di Dahulukan,Agar Nantinya Seseorang Bisa Secara  Bersih  Menghindari Tempat2 Yang Berpotensi menggiring Opini Kesalahan,Kemudian Setelah Itu,Ia Mengembangkan Perluasan Pemahaman Dan Upaya Istinbath
        Keasingan Keasingan Al Qur'an Yang Jarang Sekali gampang Di Pahami Kecuali Dengan Cara Mencari Keterangan Riwayat Lafadz Yang Pernah Di Kemukakan Baginda Nabi Itu Banyak Sekali,Dan Kami (Abu Khamid Al Ghozali) Membuat Rumusan Secara Umum,Dari Keasingan2 Ayat2 Suci,Agar Dengannya(Rumusan Contoh2 Secara Umum) Seseorang Yang Akan MenTa'wil Ayat2 Suci Bisa Mengambil Arahan Atas Contoh2 Keasingan Yang Lainnya,Artinya Bila Suatu Saat Nanti menemukan Keasingan2 Ma'na Ayat Suci, Bisa Mencontoh Dari Rumusan2 Umum Tsb,Dan Agar Di Permulaan Sebelum Di Mulainya MenTa'wil Ayat Al Qur'an,Seseorang Bisa Mengerti Bahwa Sesungguhnya Menyepelekan Terjaganya Keutuhan Tafsir Al Qur'an Secara Dzohir/Literal,Itu Tidak Di Perbolehkan,Dalam Hal Ini Sama Sekali Tidak Ada Tempat Untuk Berharap Lebih, Apalagi Bisa  Sampai Kepada Ma'na Bathin/Ma'na Yang Mendalam,Sebelum Menggali Khukum2 Ma'na Literal,Barang Siapa Yang Mengklaim Telah Memahami Rahasia2 Ta'wil Al Qur'an Akan Tetapi Tidak Memperhatikan Dan Mengambil Khukum2 Terminologi Tafsir Literal,Maka Dia Seperti Halnya Seseorang yang Mengklaim Telah Sampai  Memasuki Sebuah Rumah Tanpa melewati Pintu,Atau Seseorang Yang Mengklaim Pandai Memahami Tentang Maksud2 Suku Turkiy Dalam Hal Pembicaraan Mereka,Akan Tetapi Bahasa Suku Turkiy Saja Dia Sebenarnya Tidak Faham
        Sesungguhnya Pemahaman Literasi Tafsir Al Qur'an Itu Menempati Pembelajaran Bahasa Yang Wajib Guna Sebuah Pemahaman,Pembelajaran Yang Wajib Dari Literasi Al Qur'an Yang Referensinya Di Ambil Dari Riwayath Yang Sudah Pernah Di Dengar Dari Baginda Nabi Itu Banyak Sekali Diantaranya Yaitu:
        1.Pembelajaran Tentang Ma'na Ijaz( Ta'bir,Ungkapan Dari Pemikiran Pemikiran Yang luas Dan Ma'na2 Yang Banyak Dengan Minimalnya Sebuah  lafadz)Yaitu DenganCara :pembuangan Kalimath Dan Menggunakan Dlomir/Kata Yang Di Simpan
        A.Contoh Pembuangan Kalimat Seperti Firman Allah:
وآتينا ثمود الناقة مبصرة فظلموا بها معناه آية مبصرة فظلموا أنفسهم بقتلها
(Dan telah Kami berikan kepada Tsamud unta betina itu) sebagai tanda kekuasaan Kami (yang dapat dilihat) terang dan gamblang (tetapi mereka menganiaya) mereka mengingkari mukjizat itu dengan menganiaya (unta betina itu) maka dibinasakanlah mereka [Tafsir Jalalain Al Isro' 59]
Ma'na Dari Firman Allah Yaitu Di Berikannya Onta Betina Kepada Kaum Tsamud Adalah Sebagai Tanda Kekuasaan Allah Yang Dapat Di lihat/ مبصرة,Kalimat آية Yang Ada Setelah Kalimat الناقة (Onta Betina) Itu Di Buang Sehingga Orang Yang Mengartikan/Berpendapat,Yang Hanya Dengan Melihat Literal Bahasa Arab  Akan Mengira Bahwa Yang Di Maksud Dengan Firman Allah Adalah :الناقة/Onta Betina Itu Memang Onta Yang Bisa Melihat Dan Bukan Onta Yang Buta,Dia Tidak Mengerti Bahwa Sesungguhnya Mereka (Kaum Tsamud) Itu Dengan Sebab Apa Mereka menganiaya Orang Lain Atau Menganiaya Diri Mereka Sendiri??Yaitu Dengan Sebab Karena Mereka Telah Mengingkari Mu'jizat/Tanda Kekuasaan Tuhan Dengan Menganiaya/Membunuh Onta Betina Itu,Jadi Maksudnya Yang Dapat Di Lihat Adalah Tanda Kekuasaan Allah Dengan Terang Benderang Dan Gamblang Yaitu Dengan Di Berikannya Onta Betina Kepada Kaum Tsamud Sebagai Tanda/Ayath Kebesaran Tuhan, Bukannya Onta Betina Itu Sendiri Merupakan Onta yang Dapat Melihat Atau Bukan Onta Yang Buta.
       B.Berikutnya Contoh Untuk  Pembuangan Kalimath,Seperti Halnya Firman Allah:
وَاشربوا في قلوبهم العجل بکفرهم أي حب العجل
(Dan Diminumkan ke dalam hati mereka anak sapi) Artinya diresapkan ke dalam hati mereka itu kecintaan menyembah Anak sapi tak ubah bagai meresapnya minuman,(Karena Kekafiran Mereka)[Tafsir Jalalain,Al BaQoroth:93] Kalimat حب (Kecintaan) Dalam Potongan Ayat Ini Di Buang,Yang Letaknya Setelah Kalimat قلوبهم
        C.Kemudian Contoh Pembuangan Kalimath Seperti Halnya Firman Allah Azza Wa Jalla:
اِذًا لَّاذَقنٰكَ ضِعف الحيوة وضعْف الممات ثمّ لا تجد لـك  علينا نصيرا
"(Kalau terjadi demikian) seandainya kamu cenderung (benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu berlipat kali) azab (di dunia ini )dan begitu pula berlipat ganda) azab (sesudah mati) sama dengan dua kali lipat azab yang ditimpakan kepada selainmu di dunia dan di akhirat (dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun terhadap Kami) yang dapat mencegah azab yang ditimpakan kepadamu."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 75)
         أي ضعف عذاب الأحياء وضعف عذاب الموتى
Ma'na Nya Yaitu:Berlipat lipat Kali Adzab (Siksaan) Orang2 Yang Masih Hidup Dan Adzab (Siksaan) Orang2 Yang Sudah Mati,Lafadz العذاب (Adzab) Di buang,Dan Lafadz الأحياء Dan Lafadz الموتى Di Ganti Hanya Dengan Menyebut lafadz الحياة  Dan Lafaz الموت Saja/ Hanya Menyebut Mufrodnya saja,Dan Contoh2 Yang Demikian Itu Khukumnya Boleh,Dalam Kapasitas Ilmu Ke Fasihan Bahasa.
         D.Firman Allah Azza Wa Jalla

   وَسْـئَلِ الْقَرْيَةَ الَّتِيْ كُنَّا فِيْهَا  وَالْعِيْرَ الَّتِيْۤ اَقْبَلْنَا فِيْهَا ۗ
"(Dan tanyalah penduduk negeri yang kami berada di situ) yakni negeri Mesir; artinya kirimkanlah utusan ke negeri Mesir kemudian tanyakanlah kepada penduduknya (dan kafilah) rombongan musafir (yang kami datang bersamanya) mereka adalah terdiri dari kaum Kan`an [Jalalain,Yusuf:82] Dalam Ayat Ini Lafadz أهل (Penduduk) Yang jatuh Setelah Nya lafadz وَسْـئَلِ(Dan Tanyalah)Itu Di Buang,Namun Tetap menggunakan Dlomir/Kata Ganti Yang berupa التي Begitupun lafadz اهل(Penduduk) Yang jatuh Setelahnya وَ Athof,Dan Di lanjutkan Dengan Lafadz  الْعِيْرَ (Kafilah,Orang Orang Yang Berada Dalam sebuah Rombongan musafir) Juga Di buang,Namun Tetep Sama Setelahnya Menggunakan Kata Ganti التي ,Ayat Ini Bila Tidak Ada Kejelian memahami Qarinah Sebuah Kalam,Maka Akan Membingungkan Dan Kita Akan Berspekulasi Dengan Terjamah:Dan Tanyalah Negeri Yang kami Berada Di Situ,Maksudnya Negeri Mesir.......",Jelas Membingungkan Kalau Harus ada Pertanyaan Atau Menanyakan Kepada Sebuah Negeri,Padahal Jelas Yang Di Maksudkan Adalah Penduduk Negeri(اهل القرية) Dan Kafilah Orang2 Yang ada Dalam rombongan musafir.
            E.Firman Allah
                 ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ
(Kiamat itu amat berat) amat besar peristiwanya (yang di langit dan di bumi) amat berat dirasakan oleh penduduk keduanya mengingat kengerian huru Haranya.              Maksud Ma'na nya Ialah:Qiyamath Itu Akan terasa Amat Sangat berat Bagi penduduk Langit Dan penduduk bumi,Karena Memang Sesuatu Itu bila Terlihat Samar/Tidak jelas Seperti Datangnya Hari Qiyamath,Maka Dalam Hati akan terasa Amat sangat Berat Sekali.              Lafadz( خفيت) Di Ganti Dengan (ثَقُلَتْ),Dan Di Tempatkan pada Tempat Sebelum( على )Sedangkan Lafadz (الأهل)  Di Dlomirkan Dengan تأ  Muanats Dan di buang,Jadilah  ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ  Yang Semula:
خفيت على أهل السموات والأرض
           F.Firman Allah Azza Wa jalla
 وتجعلون رزقكم أنكم تكذبون أي شكر رزقكم 
(Kalian Menjadikan Syukur Atas RizQi Yang Di berikan pada kalian),Yaitu Berupa Air Hujan Yang Di berikan pada Kalian,Kalian Membalasnya(Dengan Mendustakan)Dalam Ayat ini titik tekannya pada lafadz رزقكم Yang Menyimpan Ma'na شكر ,Artinya Menjadikan(Syukur) Atas RizQi Kalian...
        G.Firman Allah SWT:
وآتنا ما وعدتنا على رسلك أي على ألسنة رسلك فحذف ألسنة
        Wahai Tuhan kami! Berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami) (atas) artinya dengan perantaraan (para rasul-Mu)(Jalalain,Ali 'Imran 3: Ayat 194)Ma'na Dari Ayat:Wahai Tuhan Kami Berilah Kami Apa Yang Telah Engkau Janjikan Kepada Kami Atas Perantara Para RosulMu,Lafadz ألسنة (Perantara ,Dalam Artian Da'wah Bilisannya Para RosulMu)Yang Jatuh Sesudah على Di Buang Jadilah:
وآتنا ما وعدتنا على رسلك Yang Sebelumnya وآتنا ما وعدتنا على ألسنة رسلك
        H.Firman Allah Azza Wa Jalla
 إنا أنزلناه في ليلة القدر أراد القرآن وما سبق له ذكر 
Sesungguhnya Kami Telah Menurunkan(Yaitu menurunkan Al Qur'an Seluruhnya,Dalam arti Sekali Turun Dari Laukhul Makhfudz,Hingga Ke Langit yang paling bawah) Pada Malam Kemuliaan (Yaitu Lailatul Qodr),Malam Yang penuh Dengan kemuliaan dan kebesaran
       Maksudnya Yaitu Menurunkan Al Qur'an Seluruhnya,Yang menunjukan Ma'na Al Qur'an Terlihat pada Dlomir mudzakar ghoib (Kata ganti) Sedangkan Lafadz Yang jatuh Setelah Nya Dlomir (انزلن) Berfungsi Sebagai الذكر (Pengingat)
          I.Firman Allah Azza Wa Jalla
حتى توارت بالحجاب أراد الشمس وما سبق لها ذكر 
     Sehingga Tertutuplah (Matahari)(Jalalain Sod:32) Dalam potongan Ayat ini Yang Di maksud Adalah matahari(الشمس) lafadz Ini Di Buang Dan Di Ganti Dengan Menggunakan تأ Muanats (تَوَارَتْ)
Dan lafadz Yang sebelumnya Mempunyai Ma'na Sebagai Pengingat.
           J.Firman Allah SWT Jalalain,Azzumar:3
وَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖۤ اَوْلِيَآءَ ۘ مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَاۤ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰى 
Ma'nanya Yaitu:Dan orang orang(Kafir Makkah)Yang Mengambil(Berhala Berhala)SelainNYa Sebagai pelindung(Auliya'),Mereka Adalah Orang2 Kafir Makkah Yang Mengatakan:Kami tidak Menyembah Mereka(Berhala2)Melainkan Supaya Mereka(Berhala2)Mendekatkan kami Kepada Allah Dengan sedekat Dekatnya.lafadz يقولون(Mengatakan) Dalam potongan Ayat ini Di buang(Tidak Di perlihatkan)
        K.Firman Allah SWT
فمال هؤلاء القوم لا يكادون يفقهون حديثا
(Maka Mengapa Orang2 Itu Hampir Tidak Memahami Pembicaraan)Yang Di sampaikan kepada Nabi mereka,Mengapa pertanyaan,Di Sertai Keheranan,Melihat Kebodohan Mereka Yang Amat sangat,Dan Ungkapan"Hampir2 Tidak Memahami,Lebih berat lagi Dari Tidak Memahaminya Sama Sekali" (Jalalain,Annisa,potongan Ayat 78)
مَاۤ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ۖ  وَمَاۤ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ  نَّـفْسِكَ
(Apapun Yang kamu peroleh)Hai Manusia (Berupa Kebaikan,Maka Itu Dari Allah) Tegasnya Di berikanya Kamu Nikmat Itu Karena Karunia Dan KemurahanNYa (Dan Apapun Yang Menimpamu,Berupa Keburukan)Atau Bencana (Maka Itu Dari Dirimu Sendiri)Tegasnya Karena Kamu melakukan Hal2 Yang Mengundang Datangnya Bencana Itu (Jalalain,Annisa :79)
         Dua Ayat Di Atas Adalah Ayat Yang saling Berkaitan Antara Potongan ayat Yang pertama Dengan Ayat Berikutnya,Yang Ma'nanya:
معناه لا يفقهون حديثا يقولون ما أصابك من حسنة فمن الله فإن لم يرد هذا كان مناقضا لقوله قل كل من عند الله 
   Mereka(Orang2 Yahudi) Hampir/Belum Bisa Memahami Sebuah pembicaraan Mereka Berkata(يقولون):Apapun Yang Kamu peroleh Berupa Kebaikan,Maka itu Dari Allah........
Bilamana Ma'na Ini Tidak Di Manifestasikan Maka Akan berlawanan Dengan Firman Allah Sebelumnya Yaitu: قل كل من عند الله ,Katakanlah Wahai Mukhamad,Segala Sesuatu Itu berasal Dari Allah,Lafadz "Berkata(يقولون)" Yang Jatuh Di Akhiran ayat Yang pertama,Itu Di Buang Dan menggunakan Dlomir/Kata Ganti,Kemudian Di Teruskan ayat berikutnya,Madzhab Qodariyath Telah Mendahului Tentang Persepsi Pemahaman Yang Demikian.
         2.(Yang Kedua)Dari Pembelajaran Ma'na2 Gharib/Asing,Dari Al Qur'an Yaitu Pemahaman Tentang Ma'na ManQul Al MunQolib(Lihat:Alfiyatubnu Malik,Alam ManQul)Seperti Contoh Firman Allah SWT, وطور سينين أي طورسيناء سلام على إل ياسين أي على الياس وقيل إدريس لأن في حرف ابن مسعود سلام على إدراسين 
Keterangan:Thurisinien Adalah Isim Alam(Nama Sebuah Gunung)Nama Ini Telah Ada Sebelum Di Jadikan Sebuah Lafadz Isim Alam(Nama Benda) Yang Asalnya Thurisina'a,Ila Yasin(Nama seorang Nabi Dari Nabi2 Bani Israil)Yaitu nabi Ilyas,Ada Juga yang Menyebutnya Nabi Idris,Karena Dalam Keterangan Ibnu Mas'ud Di Sebutkan Dengan Lafadz Idrisien,Yaitu Nabi Idris
       3.(Yang ketiga)Yaitu Pemahaman Tentang Al mukarorr(المكرر القاطع لوصل الكلام في الظاهر) Yaitu Lafadz Yang Terulang,Yang Terpisah Yang Bermaksud Untuk Menyambungkan Kalam Pada Tafsir Dzohirnya(Teksnya)


mujierokhman copyright © 2018 All Right Reserved
Upaya Pemahaman Al Qur'an Dengan Hati Yang Tenteram

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keragaman Pengetahuan Al Qur'an

Ilmu Bagian Dari Ibadah.